Sukses

Mantan CEO Steve Ballmer Bakal Terima Rp 15,4 Triliun Hanya dari Dividen

Mantan CEO Microsoft Steve Ballmer memiliki 333,2 juta saham Micsoroft pada 2014. Steve Balmer mendapatkan USD 1 miliar atau sekitar Rp 15,40 triliun dari dividen Microsoft.

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki penghasilan pasif yaitu tambahan pendapatan dengan sedikit usaha bisa jadi jadi yang menyenangkan. Hal ini juga dirasakan oleh orang terkaya ke-6 di dunia, Steve Ballmer.

Dikutip dari CNN, ditulis Minggu (31/12/2023), Steve Balmer mendapatkan USD 1 miliar atau sekitar Rp 15,40 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.403) dari penghasilan pasif.  Steve Ballmer akan kumpulkan dividen sebesar itu dari Microsoft pada 2024. Hal ini terjadi setelah raksasa teknologi meningkatkan pembayaran dividen kuartalan menjadi 75 sen per saham atau USD 3 per saham per tahun.

Mantan CEO Microsoft Ballmer memiliki 333,2 juta saham perusahaan itu pada 2014, dan terakhir kali dia mengajukan pengungkapan kepemilikan dan tampaknya telah menyesuaikan saham Microsoft, setara dengan 4 per saham. Ia hanya akan menerima kurang dari USD 1 miliar pada tahun fiskal 2024. Itu hanya untuk memiliki saham terlepas dari bagaimana kinerjanya.

Ballmer tidak menanggapi permintaan komentar.

Hal ini tentu saja dengan asumsi dewan direksi Microsoft tidak memutuskan untuk memangkas dividen. Namun, seperti hal itu tidak mungkin terjadi. Sejak perusahaan mulai membagikan dividen kepada pemegang saham pada 2003, jumlahnya terus meningkat.

Ballmer bukan satu-satunya yang melakukannya. Pemerintah AS juga akan mendapatkan potongan besar. Ballmer melaporkan pendapatan USD 656 juta ke Internal Revenue Service pada 2018 pada 2018 menurut ProPublica. Kemungkinan dia akan dikenakan pajak 20 persen atas dividen untuk individu yang memperoleh penghasilan kena pajak USD 500.000 per tahun atau lebih. Itu berarti dia akan membayar pajak hampir USD 200 juta atas dividen Microsoft yang dia kumpulkan.

Ballmer bukan satu-satunya orang yang mendapat banyak keuntungan dari memiliki saham yang membayar dividen.

Perusahaan investasi Berkshire Hathaway yang dimiliki Warren Buffett akan mengumpulkan USD 6 miliar atau sekitar Rp 92,4 triliun dividen untuk tahun ini, menurut analisis Wall Street Journal. Itu karena mayoritas saham Berkshire Hathaway berinvestasi dalam dividen. Yang termasuk dalam daftar perusahaan investasi adalah Chevron, Bank of America, Apple, Coca-Cola, Kraft Heinz dan American Express.

2 dari 4 halaman

Kapitalisasi Pasar Microsoft Melonjak Rp 971,6 Triliun, Ini Penyebabnya

Sebelumnya diberitakan, kapitalisasi pasar Microsoft naik USD 63 miliar atau setara Rp 971,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.422 per dolar AS) sejak penutupan pada Jumat, 17 November 2023. Saham perusahaan juga mencapai USD 378 atau setara Rp 5,8 juta per saham pada perdagangan Senin, 20 November 2023 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (21/11/2023), jika harga tersebut bertahan pada penutupan pasar, kapitalisasi pasar Microsoft, berdasarkan 7.429 miliar lembar saham yang beredar, akan berjumlah USD 2,82 triliun atau setara Rp 43.492 triliun.

Ini adalah peristiwa yang luar biasa bagi Microsoft dan CEO Satya Nadella, karena bisa saja menjadi Microsoft dan Satya Nadella paling dirugikan dalam kasus terbaru yaitu pemecatan CEO OpenAI, Sam Altman.

Menyusul pemecatan Sam Altman, masa depan OpenAI menjadi tanda tanya dan dampak akhirnya tidak jelas. Dengan mayoritas karyawan OpenAI yang siap untuk pindah dan mengikuti Altman ke Microsoft, startup yang membawa ChatGPT ke dunia tampak seperti cangkang kosong.

Microsoft telah menggelontorkan dana sebesar USD 13 miliar atau setara Rp 200,4 triliun untuk startup AI OpenAI dan menjadikan teknologi OpenAI sebagai landasan jajaran produknya, dan memasukkannya ke dalam segala hal mulai dari Office365 hingga GitHub.

Pernyataan dewan OpenAI pada Jumat, memecat Altman karena dia tidak secara konsisten jujur dalam komunikasinya, merupakan ancaman langsung terhadap strategi Nadella. Faktanya, dalam beberapa menit setelah pengumuman tersebut dipublikasikan pada Jumat, saham Microsoft terpukul hampir 2 persen.

 

3 dari 4 halaman

Microsoft Gandeng Mantan CEO OpenAI Sam Altman

Namun, reaksi Nadella di bawah tekanan, mengumumkan pada tengah malam pada hari Minggu ia telah mempekerjakan Altman dan mantan Presiden OpenAI Greg Brockman untuk memimpin laboratorium penelitian AI baru di dalam Microsoft, adalah langkah penting yang membuat dirinya tidak dirugikan.

Karena jika Microsoft kehilangan Altman, dia bisa saja beralih ke Amazon, Google, Apple, atau sejumlah perusahaan teknologi lainnya yang ingin menghadirkan wajah AI secara global.

Microsoft sekarang akan mempekerjakan dua pekerja paling berpengaruh di OpenAI dan mempertahankan saham besarnya di startup tersebut. 

OpenAI, pada bagiannya, menunjuk mantan bos Twitch Emmett Shear sebagai CEO sementara. Tidak jelas seperti apa tim peneliti baru Microsoft nantinya, namun perekrutan ini jelas merupakan sebuah langkah besar bagi Nadella.

4 dari 4 halaman

Microsoft Blokir Akses Karyawan ke ChatGPT, Kenapa?

Sebelumnya diberitakan, Microsoft dikabarkan melakukan pemblokiran akses karyawan ke ChatGPT karena masalah keamanan. 

Dikutip dari Gizchina, Senin (13/11/2023), pembatasan tersebut dilakukan Microsoft atas alasan "masalah keamanan dan data."

Perusahaan menekankan bahwa ChatGPT adalah layanan eksternal pihak ketiga, sehingga pihaknya harus berhati-hati akan risiko privasi dan keamanan. Namun, pembatasan tersebut hanyalah sementara waktu.

Pembatasan akses karyawan ke ChatGPT ini dilakukan karena terjadi kesalahan saat Microsoft menguji sistem untuk bahasa besarnya (LLM).

“Kami sedang menguji sistem kontrol titik akhir untuk LLM dan secara tidak sengaja mengaktifkannya untuk semua karyawan. Kami memulihkan layanan segera setelah mengidentifikasi kesalahan yang terjadi," kata pihak Microsoft.

Sekadar informasi, Microsoft telah memasukkan model AI milik OpenAI ke dalam produknya, seperti Bing Chat dan Bing Image Creator.

Dengan demikian, perusahaan mendorong karyawan (terutama pelanggan) untuk menggunakan layanan Bing Chat Enterprise dan ChatGPT Enterprise yang diklaim memiliki tingkat perlindungan privasi dan keamanan lebih baik.

Sebelumnya, perusahaan lain, seperti Samsung, Amazon, dan Apple juga telah melarang dan membatasi karyawannya mengakses ChatGPT. Alasannya juga terkait keamanan data.

Insiden ini menggarisbawahi tantangan yang sedang berlangsung dalam menyeimbangkan potensi manfaat model AI (kecerdasan buatan) seperti ChatGPT dengan kebutuhan untuk mengatasi masalah keamanan dan privasi, terutama di lingkungan perusahaan.

 

Â