Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri Microsoft Corp Bill Gates memegang gelar orang terkaya di dunia selama hampir 20 tahun sebelum dilampaui oleh pendiri Amazon.com Inc Jeff Bezos.
Mengutip Yahoo Finance, ditulis Minggu (31/12/2023), Bill Gates tetap berada di peringkat elit global dalam hal kekayaan. Untuk ilustrasikan skala kekayaannya, rata-rata orang hasilkan USD 2,7 juta atau sekitar Rp 41,60 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.410) seumur hidup, menurut situs informasi karier Zippia.
Baca Juga
Bill Gates memperoleh penghasilan sekitar tiga hingga empat kali lipat jumlah itu dalam satu hari, hal ini menunjukkan besarnya sumber daya keuangan yang dimiliki.
Advertisement
Sumber berbeda mengenai jumlah pastinya, salah satu memperkirakan penghasilan hariannya sekitar USD 10,95 juta atau sekitar Rp 168,74 miliar. Jumlah itu sekitar USD 117 per detik. Sumber lain menawarkan angka lebih rendah USD 7,6 juta per hari atau USD 319.635 per jam.
Bill Gates meski dikenal sebagai sosok di balik Microsoft, ia telah mengumpulkan kekayaan melebihi nilai saham Microsoft miliknya. Meski hanya sebagian kecil kekayaan yang berasal dari Microsoft, perusahaan itu tetap menjadi bagian penting dalam perjalanan keuangannya.
Sejak Bill Gates dan Paul Allen mendirikan Microsoft pada 1975, perusahaan ini telah mendominasi berbagai pasar teknologi, mencapai kapitalisasi pasar lebih dari USD 1 triliun pada 2019. Sumber menyatakan, itu hanya sekitar 12,5 persen kekayaan bersih Gates yang berasal dari Microsoft.
Kekayaan Bill Gates juga mengalir dari investasi real estate, termasuk Xanadu 2.0 senilai USD 127 juta di Washington dan Rancho Paseana senilai USD 18 juta di California. Kecerdasan investasi Gates meluas melalui perusahaannya Cascade yang memegang saham di hotel mewah dan usaha lainnya.
Koleksi kendaraan mewah, jet pribadi, dan karya seni Gates mencerminkan minatnya, sedangkan upaya filantrofinya menggarisbawahi komitmen terhadap tujuan global yang mendukung inisiatif di bidang kesehatan, energi terbarukan dan banyak lagi.
Investasi Bill Gates
Sebagai seorang dermawan, sebagian besar penghasilan Gates disumbangkan untuk kegiatan amal, terutama melalui Bill and Melinda Gates Foundation. Pada 2023, yayasan ini menyumbangkan USD 8,3 miliar untuk memerangi kemiskinan, penyakit dan kesenjangan. Nilai sumbangan itu naik 15 persen dari tahun sebelumnya. Yayasan ini bertujuan meningkatkan pembayarannya menjadi USD 9 miliar pada 2026.
Pada 2023, Gates memperluas portofolio investasinya, menunjukkan pendekatan strategis terhadap pengelolaan kekayaan. Bill Gates mengakuisisi 3,76% saham Heineken Holding NV, senilai sekitar USD 939,87 juta. Investasi ini menandakan diversifikasi minatnya di luar sektor teknologi.
Gates juga berinvestasi di lahan pertanian, memiliki sekitar 242.000 hektar atau sekitar 0,03% dari seluruh lahan pertanian AS. Selama sesi Reddit “Ask Me Anything”, dia mengatakan, bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja melalui investasi ini, dengan keputusan yang dibuat oleh tim investasi profesional.
Advertisement
Skill Tersembunyi di Balik Kesuksesan Bill Gates, Kamu Bisa Contoh!
Sebelumnya diberitakan, optimisme dan pesimisme harus dihadapi dalam kehidupan. Pesimisme sangat penting untuk kelangsungan hidup karena membantu kita bersiap menghadapi risiko sebelum risiko itu datang.
Namun, optimisme juga sama pentingnya. Keyakinan bahwa segala sesuatunya bisa dan akan menjadi lebih baik, meskipun belum jelas merupakan salah satu bagian terpenting dari segala hal, mulai dari hubungan yang baik hingga melakukan investasi jangka panjang.
Optimisme dan pesimisme tampak seperti pola pikir yang saling bertentangan sehingga lebih umum bagi orang-orang untuk memilih salah satu server dari keduanya.
Dikutip dari CNBC, Minggu (12/11/2023), dalam buku yang ditulis oleh Morgan Housel seorang money expert yang berjudul “Same as Ever: A Guide to What Never Changes,” ia menulis tentang bagaimana cara menyeimbangkan kedua hal itu, dan keduanya menjadi skill terpenting dalam hidup.
Orang Sukses Temukan Keseimbangan Pesimisme dan Optimisme
Bill Gates merupakan contoh yang pas tentang betapa efektifnya skill ini. Sejak ia memulai Microsoft, ia bersikeras untuk selalu memiliki cukup uang tunai di bank untuk menjaga perusahaan tetap hidup selama 12 bulan tanpa ada pendapatan yang masuk.
Pada tahun 1995, ia ditanya oleh Charlie Rose mengapa ia menyimpan begitu banyak uang tunai. “Banyak hal berubah begitu cepat dalam teknologi sehingga bisnis di tahun depan tidak terjamin, termasuk Microsoft,” katanya.
Pada tahun 2007, ia menceritakan: “Saya selalu khawatir karena orang-orang yang bekerja untuk saya lebih tua dari saya dan mempunyai anak, dan saya selalu berpikir ‘Bagaimana jika kami tidak dibayar? Apakah saya dapat memenuhi gaji tersebut?’”
Di sini, optimisme dan kepercayaan diri bercampur dengan pesimisme. Apa yang Gates pahami adalah bahwa kamu hanya bisa menjadi optimis dalam jangka panjang jika kamu cukup pesimis untuk bertahan dalam jangka pendek.
Mengapa Harus Berusaha jadi ‘Optimis Rasional’
Hal terpenting yang perlu diperhatikan di sini adalah optimisme dan pesimisme ada dalam satu spektrum.
Di satu sisi, kamu memiliki orang-orang yang benar-benar optimis. Mereka menganggap segala sesuatu baik-baik saja, dan melihat semua hal negatif sebagai karakter yang cacat. Sebagian berakar pada ego, mereka begitu percaya diri sehingga tidak dapat memahami apapun yang salah.
Di sisi lain, kamu memiliki orang yang benar-benar pesimis. Mereka berpikir yang segala sesuatunya buruk, akan selalu buruk, dan melihat semua hal positif sebagai kelemahan karakter. Sebagiannya berakar pada ego yang mereka kurang percaya diri sehingga tidak bisa membayangkan segala sesuatunya akan berjalan dengan baik. Mereka adalah kebalikan dari orang yang optimis dan tidak terikat dengan kenyataan.
Yang berada di tengah-tengah adalah titik manis. Morgan Housel menyebutnya optimis rasional.
“Mereka yang mengakui bahwa sejarah merupakan rangkaian masalah, kekecewaan, dan kemunduran yang terus menerus terjadi, tetapi tetap optimis karena mereka tahu bahwa kemunduran pada akhirnya tidak menghalangi kemajuan” kata Morgan Housel.
Advertisement
Berinvestasi dan Bermimpi
“Mereka terdengar seperti orang munafik dan orang yang suka berjungkir balik, tetapi seringkali mereka hanya melihat lebih jauh ke depan dibandingkan orang lain,” lanjutnya.
Jadi, trik dalam bidang apapun, mulai dari keuangan, karir, hingga hubungan, yaitu berusaha untuk bertahan dari permasalahan jangka pendek sehingga kamu dapat bertahan cukup lama untuk menikmati pertumbuhan jangka panjang.
Menabung seperti orang pesimis, dan berinvestasi seperti orang optimis. Rencanakan seperti orang pesimis, dan bermimpilah seperti orang optimis.
Ini mungkin tampak seperti skill yang saling bertentangan. Namun, adanya intuitif untuk berpikir bahwa kamu harus menjadi seorang optimis atau pesimis. Sulit untuk menyadari bahwa ada waktu dan tempat untuk keduanya, dan bahwa keduanya hidup berdampingan.
Namun, itulah yang kamu lihat di hampir setiap upaya jangka panjang yang sukses.