Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar membagikan sejumlah capaian penting pasar modal Indonesia sepanjang 2023.
Mahendra menuturkan, IHSG berhasil ditutup menguat 6,16% di ke level 7.272 dan nilai kapitalisasi pasar terus mengalami pertumbuhan sepanjang 2023.
Baca Juga
"Ini merupakan tingkat tertinggi kedua di ASEAN setelah Vietnam. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 11.674 triliun atau secara pertumbuhan 22,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Ketua OJK Mahendra Siregar dalam pembukaan perdagangan bursa, Selasa (2/1/2024).
Advertisement
Sedangkan untuk Indonesia Composite Bond Index (ICBI) tumbuh 8,63 persen dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup 212,64 atau terkoreksi 2,33 persen dibanding tahun lalu. Namun, kapitalisasi pasar ISSI tercatat sebesar Rp 6.146 triliun atau meningkat 28,41 persen.
Mahendra juga mengungkapkan ada peningkatan dana di pasar modal melalui penawaran umum. Sampai 29 Desember 2023, OJK telah mengeluarkan sebanyak 222 penawaran umum, terdiri dari 77 penawaran umum perdana saham, 25 penawaran umum terbatas, 150 penawaran umum sukuk.
“Dengan total nilai hasil penawaran umum seluruhnya Rp 255,21 triliun. Jauh di atas target Rp 200 triliun pada tahun 2023 yang lalu. Dari 222 kegiatan penawaran umum tersebut, 80 di antaranya adalah emiten baru,” jelas Mahendra.
Adapun, total investor di pasar modal Indonesia kini telah mencapai 12,16 juta atau meningkat 5 kali lipat dalam 4 tahun terakhir, dengan mayoritasnya didominasi investor bawah 40 tahun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
IHSG Tumbuh 6,1% pada 2023, Catat Posisi 2 di ASEAN
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencatat pertumbuhan positif sepanjang 2023. Hal itu di tengah sentimen global yang menciptakan ketidakpastian.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (30/12/2023), IHSG melonjak 6,1 persen ke posisi 7.272,8 secara year to date (Ytd). Kinerja positif tersebut membawa IHSG berada di peringkat dua di ASEAN. Sedangkan di Asia Pasifik, pertumbuhan IHSG berada di peringkat ke-7. Di dunia, pertumbuhan IHSG berada di posisi ke-24.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi sejumlah hal antara lain menyambut tahun politik. Kemudian ada konflik di Timur Tengah. "Selanjutnya kebijakan the Fed yang pada saat itu masih cenderung higher for longer,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Sepanjang 2023, sektor saham infrastruktur catat penguatan terbesar. Sektor saham infrastruktur melambung 80,75 persen. Disusul sektor saham basic materials atau bahan baku naik 7,51 persen, dan sektor saham keuangan melesat 3,07 persen. Selain itu, sektor saham konsumer nonsiklikal bertambah 0,82 persen dan sektor saham properti menguat 0,41 persen.
Sementara itu, sektor saham teknologi terpangkas 14,07 persen dan catat koreksi terbesar. Disusul sektor saham perawatan kesehatan turun 12,07 persen, sektor saham energi melemah 7,84 persen, sektor saham industri tergelincir 6,86 persen. Selanjutnya sektor saham transportasi dan logistic susut 3,64 persen, sektor saham konsumer siklikal melemah 3,46 persen.
Advertisement
Transaksi Harian
Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat berada pada posisi Rp10,75 triliun, diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,8 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali.
Terdapat rekor baru dari sisi kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai angka Rp11.762 triliun pada 28 Desember 2023. Rekor baru lain juga tercatat dari sisi volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023.
Dari sisi pertumbuhan investor, jumlah investor pasar modal pada 2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,95% dari 10,31 juta pada 2022 meningkat menjadi 12,16 juta per 27 Desember 2023.
Jumlah tersebut terdiri dari jumlah investor saham dan surat berharga lainnya (5,25 juta), reksa dana (11,40 juta), surat berharga negara atau SBN (1 juta). Sedangkan dari data demografi per 27 Desember 2023, investor pasar modal masih didominasi oleh 62,03% laki-laki, 56,41% usia di bawah 30 tahun, 31,77% pegawai (negeri, swasta dan guru), 64,19% lulusan SMA, 45,80% berpenghasilan 10-100 juta/bulan dan 67,68% berdomisili di pulau Jawa.
Target Transaksi Harian 2024
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis dapat mencapai target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar Rp 12,25 triliun pada 2024. Target transaksi harian ini lebih besar dari target pada 2023 sebesar Rp 10,75 triliun.
Kondisi yang mendorong optimistis itu salah satunya jumlah emiten dan investor yang masih mencatatkan pertumbuhan. "Bursa optimis target RNTH 2024 akan tercapai," tegas Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal, Rabu (13/12/2023).
Keyakinan Verdi merujuk pada data bursa saat ini. Di mana data supply dan demand terus mengalami pertumbuhan yang mengesankan. Di sisi lain, meski ada sentimen pemilihan umum (pemilu), Verdi menilai investor sudah mulai terbiasa dengan fluktuasi pasar pada momentum tersebut.
"Kita punya base bagus dari sisi supply dan demand. Jumlah emiten dan investor sudah banyak sehingga kami optimis target RNTH 2024 tercapai. Juga kondisi makro, di mana Pemerintah targetkan pertumbuhan 5 persen, angka itu cukup besar dibandingkan beberapa negara lain," imbuh Verdi.
Advertisement
Kenaikan Suku Bunga
Hingga November 2023, nilai transaksi di bursa tercatat sebesar Rp 10,5 triliun, turun 28,3 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu senilai Rp 14,7 persen. Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan menyebutkan, salah satu penyebab kondisi tersebut lantaran transaksi oleh ritel juga mengalami penurunan.
"Di 2020-2022 (saat terjadi pandemi Covid-19), transaksi investor ritel lumayan mendominasi. Di 2023 sudah mulai berkurang sehingga sebabkan aktivitas transaksinya turun. Yang dulunya lebih banyak di rumah sekarang banyak aktivitas jalan-jalan, sehingga uangnya berpindah ke sektor riil," ujar Verdy dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal, Rabu, 13 Desember 2023.
Selain itu, kenaikan suku bunga turut memicu penurunan nilai transaksi. Verdi menuturkan, banyak investor ritel yang menempatkan uang mereka di perbankan atau pada obligasi pemerintah ORI.
Selain RNTH, BEI memiliki target penambahan jumlah investor baru pasar modal sebesar 2 juta investor pada 2024, lebih rendah dibandingkan pada 2023 yaitu 2,5 juta investor baru. Dari segi pencatatan efek, BEI memiliki target 230 pencatatn efek pada 2024 atau lebih tinggi dari target 2023 yang hanya 200 pencatatan efek.