Sukses

Saham Apple Merosot 4% Usai Barclays Turunkan Peringkat

Analis Barclays, Tim Long mengatakan, penjualan iPhone 15 dan iPhone 16 yang lesu saat ini, khususnya di Tiongkok, diperkirakan berlaku untuk penjualan perangkat Apple secara luas.

Liputan6.com, Jakarta - Saham Apple tergelincir 4 persen pada Selasa, 2 Januari 2024 setelah Barclays menurunkan peringkat sahamnya menjadi underweight dan sedikit memangkas target harganya dari USD 161 menjadi USD 160.

Analis Barclays, Tim Long mengatakan, penjualan iPhone 15 dan iPhone 16 yang lesu saat ini, khususnya di Tiongkok, diperkirakan berlaku untuk penjualan perangkat Apple secara luas.

"Kami masih menemukan kelemahan pada volume dan campuran iPhone, serta kurangnya pemulihan di Mac, iPad, dan perangkat yang dapat dikenakan," tulis Long, mengutip CNBC Internasional, Rabu (3/1/2024).

Analis dan investor telah mencatat kelemahan spesifik dalam penjualan iPhone di Tiongkok sejak Oktober. Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa pemerintah Tiongkok telah mengeluarkan panduan informal yang melarang pegawai negeri menggunakan iPhone.

Pemerintah Tiongkok membantah mengeluarkan pedoman tersebut. Long memperkirakan bahwa bisnis jasa Apple yang menguntungkan juga akan mengalami perlambatan pertumbuhan, sebagian karena pengawasan peraturan.

Margin kotor dalam bisnis jasa Apple kira-kira dua kali lipat margin yang dihasilkan Apple pada semua produk perangkat kerasnya, dan CEO Apple Tim Cook menyoroti pertumbuhan lebih baik dari perkiraan pada unit tersebut. Namun, Barclays tidak yakin bahwa pertumbuhan dapat diandalkan dalam jangka panjang.

"Pada tahun 2024, kita harus mendapatkan keputusan awal mengenai Google TAC, dan beberapa investigasi toko aplikasi mungkin akan lebih intensif,” tulis Long, mengacu pada pembayaran yang dilakukan Google kepada Apple untuk mempertahankan status pencarian defaultnya.

CEO Google Sundar Pichai sebelumnya mengonfirmasi perusahaan membayar 36 persen pendapatan pencarian Safari ke Apple. Regulator telah meneliti Apple dan Google serta status pencarian default.

 

 

2 dari 4 halaman

Wall Street Beragam, Saham Apple hingga Microsoft Bebani Indeks Nasdaq

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Selasa, 2 Januari 2023. Indeks S&P 500 melemah pada hari perdagangan pertama 2024.

Hal ini seiring imbal hasil obligasi menguat dan investor merealisasikan keuntungan setelah indeks saham catat kinerja yang kuat pada 2023.Dikutip dari CNBC, Rabu (3/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 merosot 0,57 persen ke posisi 4.742,83.

Indeks Nasdaq susut 1,63 persen menjadi 14.765,94, dan mencatat kinerja terburuk sejak Oktober 2023. Indeks Dow Jones bertambah 25,50 poin atau 0,07 persen ke posisi 37.715,04.

Di sisi lain, saham Apple melemah lebih dari 3 persen setelah Barclays menurunkan peringkat saham Apple menjadi underweight. Hal ini berarti analis prediksi harga saham akan cenderung turun dalam 6-12 bulan dibandingkan dengan saham lain pada sektor yang sama. Sementara itu, saham Johnson&Johnson dan Merck yang menguat mengangkat indeks Dow Jones.

Wall street menutup 2023 dengan kinerja positif. Indeks S&P 500 menguat dalam sembilan minggu berturut-turut, dan mencatat kinerja mingguan terbaik sejak 2004.

Aset risiko menikmati reli seiring ekonomi tetap tangguh dan inflasi mereda. Sementara itu, the Federal Reserve (the Fed) mengisyaratkan akhir dari kenaikan suku bunga. Pasar juga alami krisis perbankan regional dan peran di Ukraina serta Timur Tengah.

Saham teknologi terutama saham teknologi kapitalisasi besar memimpin kenaikan pada 2023. Saham Apple melonjak 48 persen, saham Microsoft menanjak hampir 57 persen, dan saham Nvidia meroket 239 persen. Indeks Nasdaq melonjak 43,4 persen, dan catat kinerja terbaik sejak 2020.

Indeks Dow Jones membukukan kenaikan 13,7 persen, dan mencatat rekor baru pada 2023. Reli tersebut juga dibantu sentimen suku bunga.

 

3 dari 4 halaman

Saham Teknologi Tergelincir

Selain itu, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun yang telah menakuti investor naik di atas 5 persen pada Oktober. Imbal hasil obligasi ditutup lebih rendah dari 3,9 persen. Namun, pada perdagangan Selasa, 2 Januari 2024, imbal hasil obligasi naik 8 basis poin, mendekati 4 persen.

Pada perdagangan Selasa pekan ini, saham teknologi kapitalisasi besar menurun. Saham Apple turun setelah penurunan peringkat dari Barclays. Perusahaan itu mengatakan, Apple bisa turun 17 persen pada 2024 karena penjualan iPhone yang kurang bergairah. Saham Microsoft dan Nvidia juga melemah.

CEO Infrastructure Capital Management, Jay Hatfield menuturkan, pembalikan ini cukup umum pada hari pertama perdagangan.

“Ini sangat normal, aktivitas yang agak diharapkan. Ini adalah pola musiman yang normal kalau Anda memiliki kerugian pajak pada periode sebelum akhir tahun, dan kemudian Anda mendapatkan hasil panen pada periode setelah, dan saya katakan titik pemicu adalah peringkat Apple ini,” tutur dia.

Terlepas dari sedikit koreksi, Hatfield masih bullish pada saham pada 2024. Ia berharap saham dapat kembali menguat setelah musim laporan keuangan.

 

4 dari 4 halaman

Saham Apple Sentuh Rekor Tertinggi Usai The Fed Beri Sinyal Pangkas Suku Bunga

Sebelumnya diberitakan, saham Apple mencapai rekor tertinggi pada penutupan tertinggi, Rabu, 13 Desember 2023. Saham Apple terangkat seiring reli di wall street setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) isyaratkan pangkas suku bunga.

Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (14/12/2023), saham Apple naik 1,7 persen menjadi USD 197,96 per saham. Kenaikan harga saham Apple itu mengalahkan rekor penutupan tertinggi sebelumnya sebesar USD 196,45 pada 31 Juli 2023.

Saham Apple mencapai level tertinggi intraday pada posisi USD 198, lebih rendah dari rekor intraday pada 19 Juli di kisaran USD 198,23.

Perusahaan paling bernilai di dunia ini kini memiliki kapitalisasi pasar USD 3,08 triliun atau sekitar Rp 47.763 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.507).

Sementara itu, saham-saham di wall street menguat setelah the Fed pertahankan suku bunga acuan. 17 dari 19 pejabat the Fed dengan suara bulan proyeksikan suku bunga akan lebih rendah pada akhir 2024.

Reli saham Apple pada perdagangan Rabu pekan ini juga membantu mendorong indeks Dow Jones naik 1,4 persen ke rekor penutupan tertinggi pertama sejak Januari 2022.

Saham Apple telah melonjak 52 persen sepanjang 2023. Kenaikan harga saham Apple memberikan kontribusi besar terhadap pemulihan indeks Dow Jones sebesar 12 persen. Indeks S&P 500 bertambah 23 persen.

 

Video Terkini