Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada perdagangan saham Kamis (4/1/2024). Mayoritas sektor saham melambung yang dipimpin sektor saham transportasi.
Dikutip dari data RTI, IHSG meroket 1,11 persen ke posisi 7.359,76. Indeks saham LQ45 melonjak 1,57 persen ke posisi 988,63. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Baca Juga
Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.371,23 dan terendah 7.280,40. Kapitalisasi pasar saham tercatat Rp 11.810 triliun.
Advertisement
Sebanyak 326 saham menguat sehingga angkat IHSG. 221 saham melemah dan 221 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.211.935 kali dengan volume perdagangan 17,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.485. Investor asing beli saham Rp 1,3 triliun. Pada awal 2024, investor asing beli saham Rp 1,47 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham kesehatan turun 0,36 persen dan sektor saham teknologi terpangkas 0,64 persen.
Sementara itu, sektor saham transportasi melambung 2,3 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham keuangan menguat 2,13 persen, sektor saham energi naik 1,71 persen, sektor saham basic melesat 0,35 persen, sektor saham industri bertambah 0,60 persen.
Selain itu, sektor saham nonsiklikal meroket 0,73 persen, sektor saham siklikal menanjak 0,89 persen, sektor saham properti naik tipis 0,03 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 0,09 persen.
Dikutip dari Antara, dokumen FOMC Minutes yang merupakan naskah dari pertemuan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) bulan lalu, menutup harapan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
"Para pejabat tinggi the Fed sepakat suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama guna memastikan inflasi dapat dikendalikan,” sebut Tim Riset Philip Sekuritas Indonesia.
Sentimen The Fed
Dokumen itu berdampak terhadap investor sehingga berspekulasi pemangkasan suku bunga mungkin terjadi paling cepat pada Maret 2024 setelah pernyataan the Fed pada penutupan pertemuan kebijakan bulan lalu, memberikan indikasi ada tiga pemangkasan suku bunga sepanjang 2024.
Rilis data ekonomi AS pada Rabu, 3 Januari 2024 membuktikan kebijakan yang diterapkan the Fed mulai membuahkan hasil tanpa mendorong ekonomi AS jatuh ke dalam resesi, terlihat dari penurunan tajam iklan lowongan pekerjaan pada Desember 2023 dan sektor manufaktur yang tetap berada di teritori kontraksi.
Fokus perhatian pelaku pasar akan bergeser terhadap rilis data pasar tenaga kerja atau Non-Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat pada Jumat malam, 5 Januari 2024.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham APEX melonjak 34,13 persen
- Saham DFAM melonjak 34 persen
- Saham RUIS melonjak 28,64 persen
- Saham SHID melonjak 24,60 persen
- Saham BALI melonjak 24,22 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham KAYU merosot 34,18 persen
- Saham KJEN merosot 17,24 persen
- Saham NZIA merosot 16,07 persen
- Saham WAPO merosot 14,75 persen
- Saham TOPS merosot 14,29 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BMRI senilai Rp 960,4 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 730,5 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 670,8 miliar
- Saham BBNI senilai Rp 468,8 miliar
- Saham ASII senilai Rp 337,8 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham STRK tercatat 78.599 kali
- Saham LMAX tercatat 61.937 kali
- Saham NICL tercatat 35.461 kali
- Saham FILM tercatat 20.444 kali
- Saham INET tercatat 19.193 kali
Bursa Saham China Pimpin Koreksi di Asia
China alami koreksi di bursa saham Asia Pasifik pada perdagangan Kamis, 4 Januari 2023.
Dikutip dari CNBC, indeks CSI 300 melemah 0,92 persen menjadi 3.347,05. Indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,06 persen. Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 0,53 persen ke posisi 33.288,29. Indeks Topix menguat 0,52 persen ke posisi 2.378,79, saat Jepang memulai hari pertama perdagangan pada 2024.
Bursa saham di Asia juga mengambil isyarat dari bursa saham global setelah risalah pertemuan the Federal Reserve (the Fed) pada Desember menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga pada 2024, tetapi tidak memberikan kejelasan mengenai kapan hal itu akan terjadi.
Indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,78 persen ke posisi 2.587,02. Indeks Kosdaq turun 0,61 persen ke posisi 866,25.
Di Australia, indeks ASX merosot 0,39 persen ke posisi 7.494,1. Namun, bursa saham di India melawan tren itu dengan indeks Nifty50 naik 0,7 persen setelah anjlok selama dua sesi berturut-turut.
Advertisement