Sukses

Ini Penyebab Transaksi Harian Saham Masih Lesu pada Awal 2024

Sejumlah sentimen global dan domestik membayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak kinerja positif pada awal tahun ini. Namun, jumlah transaksi harian masih terbilang rendah. Lantas, apa penyebab terjadinya hal tersebut? 

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menuturkan, hal itu disebabkan oleh banyaknya investor yang cenderung wait and see dengan mempertimbangkan risiko-risiko dari beberapa faktor. 

Misalnya, hasil pemilihan umum (pemilu) 2024, perkembangan situasi geopolitik global dan domestik, potensi kenaikan suku bunga the Fed, dan perang Israel-Palestina, serta menunggu kebijakan-kebijakan pemerintah.

Alhasil, prospek IHSG sampai akhir 2024 diperkirakan masih akan positif. Dengan didukungnya suku bunga yang stabil, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III mencapai 4.9%, dan diperkirakan perekonomian ekonomi Indonesia pada 2024 akan tumbuh menjadi 5%. 

Meski demikian, ada hal yang harus tetapi diperhatikan seperti hasil pemilu 2024, dan ketidakpastian geopolitik. Sehingga, IHSG pada tahun ini diproyeksikan bisa menembus level 7.500-7.700. 

"Kenaikan suku bunga acuan AS yang dapat berdampak pada arus modal asing di Indonesia, kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI), perkembangan situasi geopolitik global yang dapat menjadi dampak negatif bagi perekonomian global, hasil pemilu 2024 dapat mempengaruhi IHSG," imbuhnya. 

Sementara itu, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, transaksi rendah di pasar saham kemungkinan karena posisi wait and see pada level IHSG di titik tertinggi. Namun, masih ada sentimen yang membayangi IHSG ke depan, yakni sentimen pemilihan umum (pemilu) dan penurunan suku bunga.

Dengan demikian, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan IHSG bisa menembus angka 8.100 pada akhir 2024.

"Prospek IHSG sendiri Mirae Asset memprediksi untuk tahun ini 8.100 setara dengan sekitar PE 15x dengan pertumbuhan EPS 5-6%," kata Roger kepada Liputan6.com, Rabu, 3 Januari 2024.

Di samping itu, ia menuturkan, di Amerika Serikat juga Dow melaju ke titik tertinggi karena adanya kemungkinan suku bunga akan turun pada tahun ini. Sedangkan, di Indonesia sendiri beberapa data ekonomi juga mendukung sentimen positif untuk IHSG seperti data manufaktur dan inflasi. 

 

 

2 dari 3 halaman

Penutupan IHSG pada 4 Januari 2024

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada perdagangan saham Kamis (4/1/2024). Mayoritas sektor saham melambung yang dipimpin sektor saham transportasi.

Dikutip dari data RTI, IHSG meroket 1,11 persen ke posisi 7.359,76. Indeks saham LQ45 melonjak 1,57 persen ke posisi 988,63. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.371,23 dan terendah 7.280,40.

Sebanyak 326 saham menguat sehingga angkat IHSG. 221 saham melemah dan 221 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.211.935 kali dengan volume perdagangan 17,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.485. Investor asing beli saham Rp 1,3 triliun. Pada awal 2024, investor asing beli saham Rp 1,47 triliun.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham kesehatan turun 0,36 persen dan sektor saham teknologi terpangkas 0,64 persen.

Sementara itu, sektor saham transportasi melambung 2,3 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham keuangan menguat 2,13 persen, sektor saham energi naik 1,71 persen, sektor saham basic melesat 0,35 persen, sektor saham industri bertambah 0,60 persen.

Selain itu, sektor saham nonsiklikal meroket 0,73 persen, sektor saham siklikal menanjak 0,89 persen, sektor saham properti naik tipis 0,03 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 0,09 persen.

 

3 dari 3 halaman

Sentimen the Fed

Dikutip dari Antara, dokumen FOMC Minutes yang merupakan naskah dari pertemuan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) bulan lalu, menutup harapan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

“Para pejabat tinggi the Fed sepakat suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama guna memastikan inflasi dapat dikendalikan,” sebut Tim Riset Philip Sekuritas Indonesia.

Dokumen itu berdampak terhadap investor sehingga berspekulasi pemangkasan suku bunga mungkin terjadi paling cepat pada Maret 2024 setelah pernyataan the Fed pada penutupan pertemuan kebijakan bulan lalu, memberikan indikasi ada tiga pemangkasan suku bunga sepanjang 2024.

Rilis data ekonomi AS pada Rabu, 3 Januari 2024 membuktikan kebijakan yang diterapkan the Fed mulai membuahkan hasil tanpa mendorong ekonomi AS jatuh ke dalam resesi, terlihat dari penurunan tajam iklan lowongan pekerjaan pada Desember 2023 dan sektor manufaktur yang tetap berada di teritori kontraksi.

Fokus perhatian pelaku pasar akan bergeser terhadap rilis data pasar tenaga kerja atau Non-Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat pada Jumat malam, 5 Januari 2024.

Video Terkini