Liputan6.com, Jakarta - PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Pada aksi tersebut, perseroan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 11.706.543.991 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per lembar. Jumlah saham yang akan diterbitkan tersebut bergantung pada keperluan dana dan harga pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas VI.
Baca Juga
Selanjutnya, Bank IBK Indonesia akan meminta persetujuan para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 13 Februari 2024.
Advertisement
Pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas VI pada tahun 2024 dan atau berdasarkan ketentuan POJK No. 14/2019 bahwa pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas VI tersebut harus mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal persetujuan Rapat.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/1/2024), dana yang diperoleh dari penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas VI akan digunakan oleh perseroan untuk keperluan modal kerja Perseroan. Sehingga dengan adanya peningkatan modal melalui tersebut, struktur permodalan Perseroan akan menjadi lebih baik dan perseroan akan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi usahanya.
Dengan dilaksanakannya penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas VI dalam jumlah sebanyak-banyaknya 11.706.543.991 saham, maka saham yang dikeluarkan Perseroan sebelum Penawaran Umum Terbatas VI dapat terdilusi paling banyak 23,65 persen (dua puluh tiga koma enam lima persen).
Merujuk data Bursa, pemegang saham mayoritas perseroan saat ini adalah Industrial Bank of Korea dengan jumlah saham 35.227.362.385 lembar atau setara 93,24 persen. Sementara sisanya merupakan kepemilikan publik.
OJK Sebut Penghimpunan Dana di Pasar Modal Sentuh Rp 247,06 Triliun hingga 28 Desember 2023
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal Indonesia menyentuh Rp 247,06 triliun hingga 28 Desember 2023. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan 2022 sebesar Rp 266 triliun.
Kepala Departemen Perizinan Pasar Modal OJK Luthfy Zain Fuady menuturkan, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia mencapai Rp 247,06 triliun sampai dengan 28 Desember 2023. Raihan ini sedikit turun dari 2022 sebesar Rp 266 triliun.
"Total keseluruhan emisinya ini sampai hari ini Rp 247,06 triliun,” kata Luthfy dalam konferensi pers, Jumat (29/12/2023).
Hingga 28 Desember 2023, kapitalisasi pasar saham di BEI mencapai Rp 11.762 triliun. Angka ini meningkat 23,82% dari 30 Desember 2022, yakni sebesar Rp 9.499 triliun.
Sementara itu, penghimpunan dana Securities Crowdfunding (SCF) menyentuh Rp 1,04 miliar dengan jumlah penerbit sebanyak 493.
Kemudian, sepanjang 2023, BEI mencatatkan ada 79 emiten baru yang telah menuntaskan prosesi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Total penghimpunan dana dari IPO ini mencapai Rp ,14 triliun.
Dia bilang, nilai aktiva bersih (NAB) mencapai Rp 494,56 triliun hingga 28 Desember 2023. Angka itu mengalami penurunan 2,04% dibandingkan dengan akhir tahun lalu sebesar Rp 504,86 triliun.
Adapun total dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksa dana menyentuh Rp 807,75 triliun. Capaian tersebut mengalani penurunan 2,39% daripada periode akhir tahun lalu.
Tak hanya itu, jumlah produk reksa dana pun ikut menurun menjadi 1.858 produk dari akhir tahun lalu sebanyak 2.120 produk atau turun 12,36%.
Sedangkan, Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) tumbuh 8,51% hingga 28 Desember 2023 ke level 374,20. Hingga akhir tahun lalu ICBI berada di level 344,78.
Advertisement
OJK Targetkan Penghimpunan Dana di Pasar Modal hingga Rp 200 Triliun pada 2024
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penghimpunan dana di pasar modal sekitar Rp 175 triliun-Rp 200 triliun pada tahun pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya optimistis terhadap tahun depan, akan tetapi mengambil sikap konservatif.
"Walaupun optimis tetapi konservatif ya. Jadi kita tentunya melihat daripada IMF dan World Bank, itu juga merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global,” kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK November 2023, Senin (4/12/2023).
Di samping itu, ia menuturkan, Pemerintah Indonesia pada 2024 memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,2 persen. Angka itu di bawah tahun ini, yakni sebesar 5,3 persen.
"Oleh karena itu dalam mentargetkan tahun ke depan, kita target kita adalah sama dengan tahun lalu (2023) ya, antara Rp 175 sampai dengan 200 triliun,” kata dia.
Di samping itu, ia menjelaskan, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp230,59 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 74 emiten hingga 30 November 2023. Penghimpunan dana per November ini telah memenuhi capaian target di tahun 2023.
Pipeline Penawaran Umum
Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 96 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp41,11 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 64 perusahaan.
Di sisi lain, Inarno mengatakan, seiring dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia sampai dengan 30 November 2023 menguat sebesar 4,87 persen mtd ke level 7.080,74 (Oktober 2023: 6.752,21), dengan tekanan outflow non-resident mereda meski masih mencatatkan net sell sebesar Rp0,52 triliun mtd (Oktober 2023: outflow Rp8,10 triliun mtd). Beberapa sektor di IHSG pada November 2023 masih menguat di antaranya sektor teknologi, infrastruktur, dan keuangan.
"Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 3,36 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp13,86 triliun (Oktober 2023: net sell sebesar 13,34 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di November 2023 tercatat meningkat sebesar Rp10,54 triliun ytd (Oktober 2023: Rp10,48 ytd),” ujar dia.
Advertisement
Industri Pengelolaan Investasi
Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN per 30 November 2023 membukukan inflow investor asing sebesar Rp23,50 triliun mtd (Oktober 2023: outflow 12,62 triliun mtd), sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 35,38 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 16,21 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp71,69 triliun ytd
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI pada 30 November 2023 menguat 7,34 persen ytd ke level 370,10 (Oktober 2023: menguat 4,64 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-resident tercatat sebesar Rp64,72 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp1,46 triliun.
Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi per 30 November 2023 tercatat sebesar Rp808,32 triliun, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp492,72 triliun atau turun 0,39 persen (mtd). Investor Reksa Dana membukukan net redemption sebesar Rp7,30 triliun (mtd). Secara ytd, NAB menurun 2,41 persen, namun masih mencatatkan net subscription sebesar Rp2,68 triliun.