Liputan6.com, Jakarta Predikat Apple yang menyandang perusahaan dengan saham paling berharga di dunia berdasarkan nilai pasar dalam bahaya di awal tahun ini. Seiring gonjang-ganjing saham Apple yang bahkan turun 0,4 persen pada Jumat waktu setempat.
Saham Apple anjlok 0,4 persen menjadi sekitar USD 181. Usai The New York Times melaporkan bahwa Departemen Kehakiman AS semakin dekat untuk mengajukan kasus antimonopoli terhadap perusahaan tersebut. Penurunan ini merupakan hari negatif kelima berturut-turut bagi Apple, penurunan terpanjang sejak Oktober.
Baca Juga
Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California ini telah menjadi perusahaan publik paling bernilai di dunia sejak Juli 2022, tetapi nilai pasarnya telah terhapus sekitar USD 177 miliar sepanjang tahun ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Advertisement
Melansir laman SCMP, Sabtu (6/1/2024), potensi kasus antimonopoli terhadap Apple “akan menambah banyak masalah yang dihadapinya, mulai dari melambatnya penjualan iPhone hingga masalah paten Apple Watch”, tulis analis Bloomberg Intelligence Anurag Rana dalam sebuah catatan.
“Gugatan tersebut dapat menyerang model bisnis Apple yang mengintegrasikan perangkat dan layanannya secara erat.”Pembeli di dalam Apple Store di Walnut Creek, California, pada tanggal 20 Desember 2023.
Meskipun saham tersebut mengalami persentase penurunan yang lebih besar pada minggu pertama bulan Januari, kerugian tersebut merupakan kehancuran nilai pasar terbesar pada awal tahun mana pun yang pernah tercatat.
Penurunan ini dimulai pada awal minggu ini, setelah raksasa teknologi tersebut terkena dua kali penurunan peringkat, dengan para analis menandai lemahnya lingkungan makro di Tiongkok yang menekan permintaan untuk iPhone.
Kondisi Raksasa Teknologi Lainnya
Hal ini telah mengurangi keunggulannya dibandingkan raksasa teknologi lainnya, Microsoft Corp – yang sahamnya mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan pada awal tahun ini – menjadi kurang dari USD 100 miliar.
“Investor menyadari betapa jarang keduanya masuk ke zona negatif,” kata Gene Munster, Managing Partner Deepwater Asset Management.
“Saya sudah lama meliput perusahaan ini dan saya belum pernah melihat dua kali penurunan peringkat sebelum laporan pendapatan,” lanjut dia.
Advertisement