Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham atau listing.
Adapun sampai dengan 5 Januari 2024, terdapat 1 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO itu sebesar Rp 0,13 triliun.
Baca Juga
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 29 perusahaan yang siap debut di Bursa.
Advertisement
Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer non-cyclicals.
“Hingga saat ini, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu, 6 Januari 2024.
Artikel 29 calon emiten antre di pipeline IPO di BEI hingga 6 Januari 2024 menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu (7/1/2024):
1.29 Calon Emiten Antre di Pipeline IPO BEI per 6 Januari 2024
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Adapun sampai dengan 5 Januari 2024, terdapat 1 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO itu sebesar Rp 0,13 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 29 perusahaan yang siap debut di Bursa.
Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer non-cyclicals.
“Hingga saat ini, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu, 6 Januari 2024.
2.Dibayangi Gugatan Antimonopoli, Saham Apple Lengser
Saham Apple turun kurang dari 1% setelah The New York Times melaporkan jika Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan gugatan antimonopoli terhadap pembuat iPhone. Gugatan tersebut dapat diajukan paling cepat pada tahun ini.
Melansir laman CNBC, Sabtu (6/11/2024), gugatan agensi tersebut ditujukan kepada cara kerja Apple Watch secara eksklusif dengan iPhone, serta layanan iMessage perusahaan, yang juga hanya tersedia di perangkat Apple.
Menurut laporan itu, perusahaan juga bisa fokus pada Apple Pay, sistem pembayaran perusahaan. Jika gugatan berhasil, akan menjadi risiko antimonopoli terbesar bagi Apple selama bertahun-tahun.
AS adalah pasar terbesar Apple, dan Apple mengatakan cara kerja iMessage dan Apple Watch adalah fitur penting yang membedakan iPhone dari ponsel Android.
Berita ini muncul ketika investor dan analis mulai khawatir tentang berbagai risiko peraturan yang dihadapi Apple, termasuk peraturan baru di Eropa mengenai kendali perusahaan App Store atas distribusi perangkat lunak iPhone.
Advertisement
3.Saham Bank Mandiri Sentuh Rekor Tertinggi Baru Pasca Stock Split, Bagaimana Prospeknya?
Harga saham Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terus mencatatkan pertumbuhan konsisten. Hingga penutupan perdagangan Jumat, 5 Januari 2024, saham BMRI melonjak 1,18 persen dari harga pembukaan ke harga Rp 6.425 per saham.
Posisi penutupan perdagangan akhir pekan ini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) baru Bank Mandiri pasca stock split pada April 2023.
Saat jam perdagangan berlangsung, saham BMRI sempat menyentuh level tertinggi di harga Rp 6.475. Dengan harga penutupan tersebut, saham BMRI telah mencatatkan kenaikan 23,6 persen sejak stock split tahun lalu. Sehingga kapitalisasi pasar BMRI ikut terdongkrak ke level Rp 599,67 triliun.
Head of Investment PT Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, kenaikan harga saham emiten berkapitalisasi pasar terbesar kelima di bursa ini, menjadi sinyal positif pergerakan pasar modal, seiring optimisme pasar serta menjadi penanda berakhirnya era suku bunga tinggi. Pencapaian rekor harga saham ini turut menjadi tolok ukur pertumbuhan kinerja BMRI di akhir tahun 2023.
Berita selengkapnya baca di sini
Â