Sukses

Harga Saham Emiten Bank Kelas Kakap Kompak Menguat pada Awal 2024, Bagaimana Rekomendasinya?

Sejumlah emiten saham bank besar menguat jelang akhir pekan, Jumat, 5 Januari 2024. Berikut ulasan dari analis.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten bank kakap mayoritas berada di zona hijau pada perdagangan Jumat, 5 Januari 2024. Lantas, bagaimana pergerakan harga saham bank kakap tersebut?

Mengutip RTI, harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,06 persen ke level Rp 9.575 per saham. Harga saham BBCA juga naik 1,86 persen dalam sepekan terakhir.

Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) bertambah 0,88 persen ke level Rp 5.750 per saham. Dalam sepekan terakhir, harga saham BBRI juga tumbuh 0,44 persen.

Sementara itu, harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 1,18 persen ke level Rp 6.425 per saham. Harga saham BMRI turut melesat 4,90 persen dalam sepekan terakhir. 

Selain itu, harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terkoreksi 0,45 persen. Namun, dalam sepekan terakhir harga saham emiten bank tersebut melonjak 4,21 persen.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan, untuk 2024 pihaknya melihat ada beberapa sektor yang diperkirakan kinerjanya meningkat. Alhasil, ia pun merekomendasikan beli pada saham sektor perbankan. 

Bagi para investor, ia merekomendasikan beli saham BBRI dengan target harga Rp 6.000 per saham dan beli saham BBNI dengan target harga Rp 7.300 per saham. 

"Kami menilai pertumbuhan kredit akan tetap kuat dengan potensi pivot kebijakan moneter, setidaknya pada kuartal I 2024 pasar menginginkan pemangkasan suku bunga terjadi," kata Oktavianus kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (7/1/2024).

Tim riset BRI Danareksa Sekuritas menyebut tema kelanjutan pertumbuhan pasca pemilu seharusnya lebih berpihak pada sektor perbankan. Dengan demikian, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli saham BBCA dengan target harga Rp 12.100 per saham, beli saham BMRI dengan target harga Rp 7.300 per saham.

 

2 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 5 Januari 2024

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan saham Jumat (5/1/2023). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan.

Dikutip dari data RTI, IHSG berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan saham Jumat pekan ini. IHSG melemah tipis 0,12 persen ke posisi 7.350,61. Indeks LQ45 melemah 0,24 persen ke posisi 986,25. Mayoritas indeks saham acuan tertekan.

Menjelang akhir pekan ini, IHSG sempat menguat pada awal sesi perdagangan. Bahkan IHSG sempat sentuh level tertinggi 7.403,57. Namun,IHSG berbalik arah ke zona merah hingga sentuh posisi terendah di kisaran 7.350,61.

Sebanyak 294 saham melemah sehingga menekan IHSG. 237 saham menguat dan 236 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.253.721 kali dengan volume perdagangan 18,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.503. Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 1,3 triliun. Sepanjang 2024, investor asing membeli saham Rp 2,8 triliun.

 

3 dari 4 halaman

Sektor Saham

Jelang akhir pekan ini, mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham energi naik 0,43 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,22 persen, sektor saham properti menguat 0,45 persen. Selain itu, sektor saham keuangan bertambah 0,87 persen, dan catat penguatan terbesar.

Sementara itu, sektor saham basic merosot 0,38 persen, sektor saham industri turun 0,60 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 0,64 persen. Selanjutnya sektor saham kesehatan tergelincir 0,78 persen, sektor saham teknologi terpangkas 0,40 persen, sektor saham infrastruktur merosot 0,54 persen dan sektor saham transportasi susut 0,24 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG sudah relatif terbatas karena sudah berada pada akhir fase uptren-nya. “Di sisi lain, koreksi dari IHSG ini sejalan dengan pergerakan market global yang juga terkoreksi,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, hal tersebut diperkirakan meningkatnya kembali imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun ke angka 4 persen ditambah the Fed nampaknya masih cenderung hawkish untuk suku bunganya.

 

4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat, 4 Januari 2024 setelah anjlok beberapa perdagangan pertama pada 2024. Sebagian besar pasar mencatat penurunan pada akhir pekan pertama 2024.

Dikutip dari CNBC, investor menilai data dari seluruh wilayah dengan inflasi Filipina yang mencapai titik terendah dalam dua tahun. Selain itu, data dari Jepang menunjukkan kontraksi dalam aktivitas sektor swasta telah berhenti.

Sebagian besar bursa saham di Asia melemah pekan ini. Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 2,8 persen dan indeks Kospi di Korea Selatan merosot lebih dari 3 persen.

Indeks Hang Seng turun 0,63 persen, sedangkan indeks CSI 300 China susut 0,54 persen ke posisi 3.329,11. Selama sepekan, indeks CSI 300 merosot 2,97 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,07 persen ke posisi 7.489,10, dan memperpanjang penurunan untuk hari ketiga berturut-turut. Indeks ASX 200 melemah 1,3 persen selama sepekan ini.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,27 persen ke posisi 33.377,42. Indeks Topix bertambah 0,62 persen ke posisi 2.393,54. Ini menandai kenaikan pertama indeks Nikkei sejak gempa bumi di Jepang pada tahun baru dan tabrakan penerbangan Japan Airlines dalam dua hari pertama tahun ini.

Indeks Kospi Korea Selatan susut 0,35 persen ke posisi 2.578,08. Sedangkan indeks Kosdaq naik 1,39 persen ke posisi 878,33. Indeks Topix dan Kosdaq termasuk di antara saham-saham yang mencatat keuntungan terbesar pada pekan ini yang diperkirakan masing-masing naik lebih dari 1 persen.