Sukses

4 Alasan Ini Bisa Bikin Anda Masuk Penjara Finansial

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan ada empat alasan yang bisa membuat Anda masuk penjara finansial.

Liputan6.com, Jakarta - Dewasa ini masyarakat bisa melakukan investasi dengan mudah seiring akses informasi yang memadai. Meski demikian, para investor harus berhati-hati ketika berinvestasi agar tidak terjebak dalam penjara finansial

Melansir laman Instagram @indonesiastockexchange, ditulis Senin (8/1/2024), Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan ada empat alasan yang bisa membuat Anda masuk penjara finansial, yaitu tertipu investasi bodong, FOMO ikut-ikutan investasi, investasi menggunakan uang utang atau pinjaman online (pinjol), dan tidak investasi. Lantas, bagaimana cara agar tidak terjebak di penjara finansial? 

Menarik untuk diketahui, berikut ini Liputan6.com akan mengulas tips agar tidak terjebak pada penjara finansial. 

1. Investasi di Platform Terpercaya

Investasi di platform yang jelas, memiliki track record yang bagus, dan tentunua diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

2.Pilih Sesuai Risiko

Jangan memaksakan investasi pada instrumen yang tidak sesuai dengan profil risiko. Dengan begitu, calon investor harus memilih investasi yang sesuai dengan profil risiko, tujuan keuangan, dan pertimbangan pribadi. 

3. Pakai Uang Dingin

Investasi itu perlu menggunakan uang dingin yang sudah dialokasikan sebelumnya dalam artian setelah kebutuhan utama terpenuhi. Dengan demikian, jangan sesekali menggunakan uang panas, uang arisan, apalagi uang dari hasil pinjol. 

4. Belajar Investasi

Investasi itu jangan buru-buru, belajar secara bertahap dan mencoba terlebih dahulu sebelum lebih serius lagi. 

2 dari 3 halaman

Ingin Raih Financial Freedom saat Usia Muda? Simak Tips Investasi Ini

Sebelumnya diberitakan, salah satu nasabah BMoney Privilege, Raymond Giovadius yang berhasil meraih kesuksesan dan kebebasan finansial di usia muda membagikan tips sukses berinvestasi. 

Raymond mengatakan jika seseorang ingin mulai berinvestasi, pastikan untuk mempersiapkan diri mulai dari mengetahui aset apa yang ingin dijadikan aset investasi secara detail. Jika investasi saham, maka perlu memahami emiten yang ingin diinvestasikan. 

"Kedua dari diri sendiri dalam mental itu harus berpikir ke arah jangka panjang jangan berpikir jangka pendek. Itu bisa memancing kita ingin cepat kaya padahal segala sesuatu investasi itu untuk jangka panjang jarang untuk jangka pendek,” kata Raymond dalam acara Money Buzz, Selasa (31/10/2023). 

Tips terakhir menurut Raymond adalah investor harus kembali mengetahui aset apa yang diinvestasikan mulai dari risiko hingga detail-detail seperti mendalami perusahaan, brand, produk, hingga laporan keuangan perusahaan. 

Pada kesempatan yang sama Raymond mengungkapkan awal mula dirinya investasi adalah dengan set forex yang dikenal dengan risikonya yang tinggi tetapi memiliki keuntungan yang tinggi pula. 

Raymond menambahkan forex memiliki pergerakan harga yang luar biasa yang menurutnya bahkan aset forex mungkin bukan aset yang cocok untuk dirinya. 

 

 

3 dari 3 halaman

Tips Hindari FOMO Agar Investasi Bisa Cuan

Sebelumnya diberitakan, dewasa ini, masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya memiliki keuangan yang sehat. Hal itu tercermin dari peningkatan masyarakat yang melakukan investasi di pasar modal. 

Meski begitu, sejumlah masyarakat masih ada yang cenderung FOMO alias fear of missing out akan investasi. Padahal, tetap ada risiko yang diterima sehingga perlu mencermati beberapa hal agar tidak FOMO. Ini mengingat, investasi yang dilakukan dengan baik dan benar bisa menghasilkan cuan bagi investor.

Terkait hal tersebut, Founder Ngertisaham Frisca Devi Choirina menuturkan, terdapat beberapa langkah yang perlu dicermati investor sebelum memutuskan melakukan trading atau investasi, khususnya pada saham IPO (initial public offering). 

"Investasi merupakan kendaraan untuk menuju tujuan-tujuan finansial, baik tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Jadi, jangan asal pilih (saham), jangan sampai FOMO, hati-hati karena banyak kasus sahamnya nyangkut di saham IPO,” kata Frisca dalam webinar peluncuran publikasi statistik IDX New Listing Information, Rabu (20/9/2023).

Dia bilang, kejadian saham nyangkut ini terjadi karena investor mengalami FOMO sehingga tidak melakukan analisa yang baik sebelum membeli saham tersebut. Ia pun menegaskan, agar para investor ini bijak mengalokasikan dana yang dimiliki untuk saham-saham seperti apa. 

Dengan demikian, ia mengatakan, investor perlu mencermati beberapa hal sebelum memilih saham IPO, yakni profil perusahaan, tujuan IPO dan penggunaan dananya, rincian model bisnis dan potensi risiko usahanya, informasi pemegang saham (shareholders) dan prospektus (analisa laporan kinerja keuangan). 

"Yang perlu kita highlight juga tujuan IPO dan penggunaan dana untuk apa, namanya perusahaan mereka IPO butuh dana segar tali kita harus tahu ini mau dipakai untuk apa saja,” kata dia.