Liputan6.com, Jakarta PT Adhi Kartiko Pratama Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa 9 Januari 2024 melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO ini adalah sebanyak 1.216.404.000 saham yang merepresentasikan 20 persen kepemilikan NICE.
Harga penawaran ditetapkan Rp 438 per lembar, sehingga nilai IPO NICE adalah Rp 532,78 miliar, dengan kapitalisasi pasar saham NICE mencapai Rp 2,66 triliun.
Advertisement
Selama proses penawaran umum, minat investor di porsi penjatahan terpusat cukup tinggi hingga terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 15,72 kali.
Besarnya minat terhadap saham NICE mengindikasikan bahwa investor publik merespon positif potensi kinerja perusahaan ke depannya.
"Kami apresiasi kepercayaan dan dukungan investor, baik investor strategis, LXI, investor institusi, maupun masyarakat yang berpartisipasi pada IPO AKP sehingga berhasil tercapainya oversubscribed sebanyak 15,72 kali," kata Direktur Utama PT Adhi Kartiko Pratama Tbk, Stevano Rizki Adranacus di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/1/2023).
Setelah tercatat di Bursa Efek Indonesia, NICE juga akan memulai fase baru dengan masuknya LX International Corp sebagai pemegang saham pengendali NICE yang baru (melalui PT Energy Battery Indonesia). LX International Corp akan memiliki 60 persen saham NICE dengan harga perolehan sama dengan harga IPO.
"Sesuai prospektus, runtutan proses yang menentukan jadinya mereka masuk atau tidak adalah IPO, dan ini sudah kita lakukan. Jadi next stepnya hanya akan terjadi deal closing dengan mereka di beberapa minggu mendatang," kata Stevano.
Â
Pemegang Saham Pengendali
Hadirnya PT LX International Corp merupakan strategi untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui pengelolaan sumber daya perusahaan dalam ekosistem dan rantai pasok industri pengolahan nikel dan baterai kendaraan listrik.
IPO NICE dan dukungan dari LX International Corp sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung rencana jangka panjang Indonesia terkait hilirisasi industri nikel, dan berpartisipasi dalam inisiatif global ESG.
"Mengapa kita gandeng LXI, karena mereka adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, juga dan memiliki ekosistem kendaraan elektrik di Korea. Di mana AKP dapat kesempatan untuk masuk dalam ekosistem value chain kendaran listrik mereka. Kami ligat ini bisa kami sinergikan sesuai jangka panjang kita menuju hilirisasi," jelas Stevano.
Â
Â
Advertisement
Produksi 2,5 Juta Ton
Lebih lanjut, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bijih nikel di Kabupaten Konawe Utara ini berencana genjot produksi mencapai 2,5 juta ton. Dengan angka tersebut, perseroan memperkirakan pertumbuhan sekitar 5-10 persen dari sisi bottom line.
"Di 2023 kita berhasil mencapai 2 juta ton dan tahun ini kelihatannya kita akan tambah produksi 2,5 juta ton... Untuk 2024 ini, seiring dengan rencana peningkatan produksi dari 2 juta ke 2,5 juta ton, kami merencanakan setidaknya (pertumbuhan) 5-10 persen dari bottom line," beber Stevano.
Stevano menambahkan, kas perseroan saat ini masih cukup untuk mendanai eksplorasi setidaknya hingga lima tahun mendatang. Menurut catatannya, perseroan saat ini tidak memiliki utang, sehingga kas bisa dialokasikan untuk menyokong kegiatan eksplorasi.
"Untuk seluruh pengembangan ke depan dalam 5 tahun ke depan, kita akan gunakan kekuatan internal perusahaan karena perusahaan kami sekarang net cash, tidak memiliki utang. Jadi dana eksplorasi kami akan gunakan kekuatan internal," pungkas dia.