Sukses

Saham Multi Spunindo Jaya Kelebihan Permintaan hingga 3,75 Kali saat IPO

Dalam rangka pencatatan perdana saham di papan utama BEI. PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) menjadi perusahaan ke-4 yang tercatat di BEI pada 2024.

Liputan6.com, Jakarta - PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) telah resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 10 Januari 2024. Perseroan melepas sahamnya ke publik sebanyak 882,35 juta saham. 

Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (10/1/2024), saham Multi Spunindo Jaya mengalami total kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 3,75 kali. Total pesanan saham MSJA sebanyak 3.304.822.000 lembar saham atau 3,30 miliar lembar saham.  

Dalam rangka pencatatan perdana saham di papan utama BEI. MSJA menjadi perusahaan ke-4 yang tercatat di BEI pada  2024. MSJA bergerak pada sektor barang konsumen primer dengan sub industri produk perawatan tubuh. 

Harga penawaran saham MSJA adalah senilai Rp300 per lembar. Alhasil, Perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 264,70 miliar. Jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 5.882.352.900 lembar saham, sehingga kapitalisasi pasarnya adalah senilai Rp 1,76 triliun. 

Sementara itu, sekitar 40% dana IPO akan dialokasikan untuk pembelian mesin SAP Sheet beserta utilitasnya dalam rangka penambahan lini produksi baru di perseroan.

Sebanyak 30% akan digunakan untuk bentuk modal kerja Perseroan, seperti untuk pembiayaan kebutuhan operasional Perseroan, antara lain: pembelian bahan baku, pembiayaan kegiatan operasional, pembayaran gaji karyawan, biaya marketing, dan lain-lain.

Sisanya, 30% akan digunakan untuk pembayaran seluruh dan sebagian pinjaman bank untuk fasilitas modal kerja.

Dalam melancarkan aksinya, Multi Spunindo Jaya telah menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

 

 

2 dari 5 halaman

Harga Saham MSJA

Sebelumnya diberitakan, PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) dan PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 10 Januari 2024. Lantas, bagaimana pergerakan harga sahamnya? 

Mengutip data RTI, saham MSJA dibuka naik ke posisi Rp 360 per saham dari harga awal Rp 300 per saham. Harga saham MSJA berada di posisi Rp 302 per saham atau naik 0,67% pada pukul 9.05 WIB. 

Saham MSJA berada di level tertinggi Rp 360 dan terendah Rp 282 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.336 kali dengan volume perdagangan 68,87 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 20,93 miliar.

Melansir keterangan resminya, jumlah saham yang dilepas ke publik melalui penawaran perdana adalah adalah sebanyak 882.352.900 saham atau sebanyak 15% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO.

Direktur Utama Multi Spunindo Jaya, Sasongko Basuki mengatakan, dengan harga saham perdana yang ditawarkan dan dibuka kepada masyarakat sebesar Rp300 per lembar saham, diharapkan akan mendapatkan respons investor yang positif pada hari pertama perdagangannya. Sehingga nilai IPO mencapai Rp 264,7 miliar. 

 

 

3 dari 5 halaman

Dana IPO

Sekitar 40% dana IPO akan dialokasikan untuk pembelian mesin SAP Sheet beserta utilitasnya dalam rangka penambahan lini produksi baru di perseroan.

Sebanyak 30% akan digunakan untuk bentuk modal kerja Perseroan, seperti untuk pembiayaan kebutuhan operasional Perseroan, antara lain: pembelian bahan baku, pembiayaan kegiatan operasional, pembayaran gaji karyawan, biaya marketing, dan lain-lain. Sisanya, 30% akan digunakan untuk pembayaran seluruh dan sebagian pinjaman bank untuk fasilitas modal kerja.

"Perseroan menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada Penawaran Umum Saham Perdana ini,” kata dia. 

Total aset Perseroan per 30 Juni 2023 adalah USD 91,5 juta, liabilitas USD 27,3 juta dan ekuitas USD 64 juta. Perseroan membukukan pendapatan USD 78,9 juta dan laba bersih USD 4,5 juta pada 2022.

 

4 dari 5 halaman

Harga IPO

Sebelumnya diberitakan, PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) seiring penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Pada aksi tersebut, perseroan melepas sebanyak-banyaknya 882.352.900 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Melansir laman e-ipo, Rabu (3/1/2024), Multi Spunindo Jaya mematok harga pelaksanaan Rp 300 per saham. Dengan demikian, perseroan bakal mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 264,70 miliar dari IPO. 

Dalam melancarkan aksinya, Multi Spunindo Jaya telah menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Sementara itu, sekitar 40% dana IPO akan dialokasikan untuk pembelian mesin SAP Sheet beserta utilitasnya dalam rangka penambahan lini produksi baru di perseroan.

Sebanyak 30% akan digunakan untuk bentuk modal kerja Perseroan, seperti untuk pembiayaan kebutuhan operasional Perseroan, antara lain: pembelian bahan baku, pembiayaan kegiatan operasional, pembayaran gaji karyawan, biaya marketing, dan lain-lain.

 

5 dari 5 halaman

Potensi Dividen

Sisanya, 30% akan digunakan untuk pembayaran seluruh dan sebagian pinjaman bank untuk fasilitas modal kerja.

Setelah IPO, Perseroan berencana untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan dengan nilai sebanyak-banyaknya 50% dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan, dimulai pada 2025 berdasarkan laba bersih tahun buku 2024, dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS dan sebagaimana ketentuan Pasal 71 angka (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Perseroan memiliki kegiatan usaha utama di bidang industri nonwoven secara business to business (B2B). Perseroan memproduksi produk non-woven Sheet yang kemudian digunakan sebagai salah satu bahan baku produk jadi di berbagai sektor. Mulai dari sektor kesehatan (pembalut, popok, masker, dan lainnya) hingga sektor konstruksi dan agrikultur.

Perseroan juga juga memiliki laboratorium penelitian In-house Research and Development (R&D) dengan penerapan sistem Total Quality Management (TQM) di setiap lini produksi guna untuk memenuhi permintaan spesifik pasar terhadap produk-produk yang dihasilkan Perseroan.