Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih rawan koreksi pada perdagangan saham Kamis (11/1/2024). IHSG akan menguji level 7.021-7.111.
IHSG menguat 0,38 persen ke posisi 7.227 disertai dengan munculnya volume pembelian pada perdagangan Rabu, 10 Januari 2024. Penguatan IHSG pun mampu berada di atas moving average (MA) 20 harian.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, saat ini posisi IHSG diperkirakan berada pada bagian dari wave b dari wave (ii) dari wave (iii) sehingga secara garis besar IHSG masih rawan koreksi untuk menguji 7.021-7.111. Namun, dalam jangka pendek, IHSG berpeluang menguat untuk menguji ke 7.248-7.307.
Advertisement
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.173,7.045 dan level resistance 7.323,7.403 pada perdagagan Kamis pekan ini.
Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat kembali melakukan rebound untuk menguji garis MA20 tetapi dengan volume rendah.
Ia mengatakan, jika tidak mampu breakout garis MA20, berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan menguji support garis MA50 dan masuk ke fase sideways.
“Namun, jika mampu kembali breakout resistance garis MA20 maka berpeluang untuk kembali rebound dan melanjutkan fase bullish-nya,” ujar dia.
Wafi menuturkan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.100-7.300.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpeluang naik terbatas dengan level support dan level resistance 7.150-7.240.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT Indosat Tbk (ISAT), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dan PT Petrosea Tbk (PTRO).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), dan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Blue Bird Tbk (BIRD) - Spec Buy
Saham BIRD menguat 0,57% ke 1.765 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, saat ini posisi BIRD diperkirakan berada di akhir wave [b] dari wave B, sehingga BIRD berpeluang melanjutkan penguatannya.
Spec Buy: 1.745-1.760
Target Price: 1.815, 1.895
Stoploss: below 1.730
2.PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) - Buy on Weakness
Saham MDKA terkoreksi 1,59% ke 2.470 dan masih didominasi oleh volume penjualan, tetapi koreksi MDKA tertahan oleh MA60.
"Kami perkirakan, posisi MDKA saat ini berada di akhir wave (ii) dari wave [c], sehingga koreksi MDKA akan cenderung terbatas dan berpeluang menguat kembali," kata Herditya.
Buy on Weakness: 2.340-2.420
Target Price: 2.730, 3.040
Stoploss: below 2.260
3.PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) - Buy on Weakness
Saham MTEL menguat 3,70% ke 700 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, selama masih mampu berada di atas 675 sebagai stoplossnya, posisi MTEL saat ini diperkirakan berada di awal wave (iii) dari wave [i], hal tersebut berarti MTEL masih berpeluang untuk melanjutkan penguatannya.
Buy on Weakness: 685-695
Target Price: 715, 725
Stoploss: below 675
4.PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) - Buy on Weakness
Saham PGAS menguat 0,44% ke 1.135 disertai dengan munculnya volume pembelian. Kami perkirakan, posisi PGAS saat ini sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave A, sehingga PGAS masih rawan terkoreksi terlebih dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.
Buy on Weakness: 1.100-1.130
Target Price: 1.170, 1.240
Stoploss: below 1.060
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 10 Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan saham Rabu (10/1/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau.
Dikutip dari data RTI, IHSG menguat 0,38 persen ke posisi 7.227,29. Indeks LQ45 melemah tipis 0,10 persen ke posisi 969,13. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.259,60 dan terendah 7.152,87. Sebanyak 273 saham menguat dan 243 saham melemah. 249 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.377.994 kali dengan volume perdagangan 18,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.553.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) menghijau kecuali sektor saham properti turun 0,05 persen dan sektor saham teknologi turun 0,15 persen.
Sementara itu, sektor saham energi melonjak 0,53 persen, sektor saham basic naik 0,47 persen, sektor saham industri bertambah 0,25 persen, dan sektor saham nonsiklikal naik 0,30 persen.
Selanjutnya, sektor saham siklikal melesat 0,96 persen, sektor saham kesehatan melambung 1,52 persen dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham keuangan naik 0,41 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 1,37 persen dan sektor saham transportasi melesat 0,34 persen.
Sementara itu, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melemah 1,14 persen ke posisi Rp 87 per saham. Saham GOTO dibuka turun ke posisi Rp 87 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 88 dan terendah Rp 86 per saham.
Total frekuensi perdagangan 9.312 kali dengan volume perdagangan 10.653.293 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 91,7 miliar. Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 85,87 miliar. Sepanjang 2024, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 4,1 triliun.
Sentimen yang Pengaruhi IHSG
Dikutip dari Antara, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia cenderung melemah yang tampaknya terseret hubungan Taiwan dan China.
“Selain itu, sikap pelaku pasar yang masih menanti rilis data ekonomi jelang data inflasi AS akhir pekan ini,” demikian dikutip dalam riset Pilarmas Investindo Sekuritas.
Dari Asia, hubungan Taiwan dan China kembali memanas menjelang pemilihan Presiden Taiwan pada akhir pekan ini. China menyampaikan tidak memiliki ruang untuk berkompromi dengan mereka yang menganjurkan kemerdekaan Taiwan.
Hal itu akan memberikan dampak konflik berkepanjangan dan memanas, mengingat di belakang Taiwan terdapat Amerika Serikat sehingga akan memberikan dampak sensitivitas hubungan China dan Amerika Serikat.
Sentimen lainnya datang dari sikap pelaku pasar yang mencermati kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahun menjadi 4,019 persen menjelang data inflasi Amerika Serikat yang akan menjadi rujukan kebijakan moneter the Fed ke depan sehingga membuat pelaku pasar cenderung wait and see untuk masuk pada pasar saham.
Advertisement