Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) dan PT Manggung Polahraya Tbk (MANG) resmi tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 11 Januari 2024. Masing-masing menjadi perusahaan tercatat ke-6 dan ke-7 di Bursa pada 2024.
Melansir data RTI, saham ACRO terpantau terbang. Hingga pukul 09.48, saham ACRO telah naik 30,56 persen ke posisi 141 dari harga IPO Rp 108 per saham. Frekuensi perdagangan saat ini tercatat sebanyak 31.104 kali. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 314,91 juta lembar senilai Rp 42,07 miliar. Pada saat yang sama, saham MANG tampak bergerak sebaliknya.
Baca Juga
Saham MANG turun 10 persen ke posisi 90 dari harga IPO 100 per lembar. Frekuensi perdagangan saham MANG tercatat sebanyak 3.464 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 41,79 juta senilai Rp 3,83 miliar.
Advertisement
Samcro Hyosung Adilestari menerbitkan 693.828.000 saham dalam rangka IPO. Harga penawaran saham yakni Rp 108 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana sebanyak Rp 74,93 miliar. Rencananya, Samcro Hyosung Adilestari akan mengalokasikan sekitar 30 persen dana hasil IPO untuk pembelian mesin. Kemudian sekitar 10 persen akan digunakan perseroan untuk membayar pinjaman dari PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk.
Selain itu, sekitar 15 persen akan digunakan untuk 80,76 persen untuk sewa gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan 19,24 persen akan digunakan untuk membeli kendaraan operasional dan peralatan gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan membiayai kegiatan operasional seperti biaya marketing, biaya SDM, biaya promosi, biaya desain kemasan, biaya perbaikan, pemeliharaan mesin dan bangunan, serta biaya overhead pabrik.
Â
Â
Â
Manggung Polahraya
Sementara PT Manggung Polahraya Tbk menerbitkan 762.500.000 lembar saham dalam rangka IPO. Harga penawaran saham yakni Rp 100 per saham.
Dengan demikian, perseroan meraup dana sebanyak Rp 76,25 miliar. Rencananya, Manggung Polahraya akan mengalokasikan seluruh dana yang diperoleh dari IPO untuk kebutuhan modal kerja perseroan. Antara lain biaya pokok untuk proses konstruksi gedung dan bangunan, pembangunan infrastruktur jalan, produksi aspal hot mix, dan produksi beton ready mix. Selain itu, dana IPO akan digunakan untuk gaji dan tunjangan.
IPO, Manggung Polahraya Bidik Dana Segar Rp 83,88 Miliar
Sebelumnya, Â PT Manggung Polahraya Tbk akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Pada aksi tersebut, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 762,5 juta lembar saham atau sebanyak 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp 20 per saham.
Melansir laman e-ipo, Sabtu (16/12/2023), Manggung Polahraya mematok harga penawaran pada rentang 90-110 per lembar saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup Rp 68,63 miliar hingga Rp 83,88 miliar dari IPO.
Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 228,75 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan , atau sebanyak-banyaknya setara 7,50 persen dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor.
Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang Saham Baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang 10 Saham Baru Perseroan berhak memperoleh tiga waran seri I.
Â
Advertisement
Dana IPO
Di mana setiap 1 waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru perseroan yang dikeluarkan dari portepel.
Waran seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham bernilai nominal Rp 20 setiap saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 125.
Pembelian dapat dilaksanakan setelah 12 bulan sejak waran seri I diterbitkan sampai dengan 24 bulan berikutnya, yaitu mulai 13 Januari 2025 sampai dengan 12 Januari 2027. Total hasil pelaksanaan waran seri I adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 28,59 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja perseroan. Antara lain biaya pokok untuk proses konstruksi gedung dan bangunan, pembangunan infrastruktur jalan, produksi aspal hot mix, dan produksi beton ready mix. Juga untuk gaji dan tunjangan.
Sedangkan dana yang diperoleh dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja perseroan dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional.
Pembagian Dividen
Setelah resmi tercatat di Bursa, perseroan berencana melakukan pembagian dividen mulai 2026 berdasarkan laba bersih tahun buku 2025 sebanyak-banyaknya 30 persen dari laba bersih, dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS. Catatannya, yakni dalam hal saldo laba perseroan positif.
Sementara penentuan jumlah dan pembagian dividen tersebut akan bergantung pada rekomendasi Direksi Perseroan dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi antara lain laba ditahan, hasil usaha dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek usaha di masa depan (termasuk belanja modal dan akuisisi), kebutuhan kas dan kesempatan bisnis.
PT Manggung Polahraya Tbk berdiri sejak 1992 dengan kegiatan usaha awal meliputi jasa konstruksi dan pengadaan. Selanjutnya hingga saat prospektus ini diterbitkan, perseroan telah tumbuh dan melakukan usaha utama dalam bidang jasa konstruksi gedung, pembangunan infrastruktur jalan, serta fasilitas produksi aspal hot mix dan beton ready mix. Perseroan memiliki pabrik beton (batching plant) yang memproduksi beton ready mix untuk berbagai tingkatan mutu.
Perseroan juga memiliki pabrik aspal (Aspal Mixing Plant/AMP) untuk memproduksi aspal hot mix dengan jangkauan pemasaran yang mencakup beberapa Kota dan Kabupaten di sekitar Bandar Lampung.
Advertisement