Liputan6.com, Jakarta - Emiten pendatang baru Bursa, PT Manggung Polahraya Tbk (MANG) menargetkan pertumbuhan laba yang signifikan pada 2024.
Sekretaris Perusahaan PT Manggung Polahraya Tbk, Lie Kurniawan mengatakan, keyakinan itu sejalan dengan proyeksi pendapatan 2024 yang diperkirakan mencapai Rp 180 miliar hingga akhir tahun.
Baca Juga
"Tahun 2023 itu sekitar di bawah Rp 1 miliar laba bersihnya. Sekitar Rp 600-800 miliar (FY2023). Tapi pada 2024, proyeksi kita dengan penjualan Rp 180 miliar bisa menghasilkan laba bersih antara Rp 15-20 miliar. Jadi peningkatannya itu sangat signifikan sekali," kata Lie di Gedung Bursa, Kamis (11/1/2024).
Advertisement
Memasuki tahun politik, Lie mengatakan perseroran tak akan terimbas. Meski banyak proyek perseroan yang berasal dari BUMN, tetapi Lie mengatakan pemerintah telah menyiapkan anggarannya baik melalui APBN maupun APBD. Sehingga tidak banyak mengganggu arus kas perusahaan.
"Dari proyek APBN dan APBD itu ditentukan oleh pemerintah. Jadi apakah tahun politik atau tidak, selama anggarannya tetap dipatok meningkat, ya proyek-proyek itu akan bertambah banyak. Sehingga peluang kami Untuk dapat proyek lebih banyak itu semakin terbuka," kata Lie.
Dengan adanya dana hasil IPO, perseroan memiliki lebih banyak kemampuan untuk mengerjakan lebih banyak proyek. Informasi saja, perderÃan menawarkan 762.500.000 lembar saham dalam rangka IPO dengan haag penawaran Rp 100 per saham.
Dengan begitu, perseroan mengantongi Rp 76,25 miliar dari IPO. Rencananya, Manggung Polahraya akan mengalokasikan seluruh dana yang diperoleh dari IPO untuk kebutuhan modal kerja perseroan. Antara lain biaya pokok untuk proses konstruksi gedung dan bangunan, pembangunan infrastruktur jalan, produksi aspal hot mix, dan produksi beton ready mix. Selain itu, dana IPO akan digunakan untuk gaji dan tunjangan.
"Jadi, kenapa pendapatan dan laba naiknya tinggi pada tahun ini, itu karena penambahan modal kerja dari dana IPO. Sehingga secara kemampuan untuk mengambil dan mengerjakan proyek-proyek itu, kita bisa mengerjakan lebih banyak proyek secara bersamaan," pungkas Lie.
Â
Jadi Pendatang Baru di BEI
Sebelumnya diberitakan, saham PT Manggung Polahraya Tbk akan tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 11 Januari 2024. Perseroan menjadi perusahaan tercatat ke-7 di Bursa pada tahun ini. Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa, saham perseroan bakal diperdagangkan dengan kode MANG.
PT Manggung Polahraya Tbk mencatatkan saham di papan akselerasi, dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 762.500.000 lembarr saham. Harga penawaran saham yakni Rp 100 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana sebanyak Rp 76,25 miliar.
Rencananya, Manggung Polahraya akan mengalokasikan seluruh dana yang diperoleh dari IPO untuk kebutuhan modal kerja perseroan. Antara lain biaya pokok untuk proses konstruksi gedung dan bangunan, pembangunan infrastruktur jalan, produksi aspal hot mix, dan produksi beton ready mix.
Selain itu, dana IPO akan digunakan untuk gaji dan tunjangan. Setelah resmi tercatat di Bursa, perseroan berencana melakukan pembagian dividen mulai 2026 berdasarkan laba bersih tahun buku 2025 sebanyak-banyaknya 30 persen dari laba bersih, dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS.
Catatannya, yakni dalam hal saldo laba perseroan positif. Sementara penentuan jumlah dan pembagian dividen tersebut akan bergantung pada rekomendasi Direksi Perseroan dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi antara lain laba ditahan, hasil usaha dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek usaha di masa depan (termasuk belanja modal dan akuisisi), kebutuhan kas dan kesempatan bisnis.
Â
Advertisement
Manggung Polahraya Patok Harga IPO Rp 100 per Saham
Sebelumnya diberitakan, PT Manggung Polahraya Tbk (MANG), perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).Â
Kemudian, Perseroan bakal melepas sebanyak-banyaknya 762,5 juta lembar saham atau sebanyak 20% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp 20 per saham.
Melansir laman e-ipo, Rabu (3/1/2024), Manggung Polahraya mematok harga penawaran sebesar Rp 100 per lembar saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana segar sebanyak Rp 76,25 miliar dari IPO.Â
Sebagai pemanis, secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 228,75 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan , atau sebanyak-banyaknya setara 7,50% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor.
Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang 10 saham baru Perseroan berhak memperoleh tiga waran seri I.
Di mana setiap 1 waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru perseroan yang dikeluarkan dari portepel.
Waran seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham bernilai nominal Rp 20 setiap saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 125.
Pembelian dapat dilaksanakan setelah 12 bulan sejak waran seri I diterbitkan sampai dengan 24 bulan berikutnya, yaitu mulai 13 Januari 2025 sampai dengan 12 Januari 2027. Total hasil pelaksanaan waran seri I adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 28,59 miliar.
Â
Dana IPO
Dalam melancarkan aksinya, Perseroan menunjuk PT Panca Global Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.Â
Sementara itu, seluruh dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja perseroan. Antara lain biaya pokok untuk proses konstruksi gedung dan bangunan, pembangunan infrastruktur jalan, produksi aspal hot mix, dan produksi beton ready mix. Selain itu, dana IPO akan digunakan untuk gaji dan tunjangan.
Sedangkan dana yang diperoleh dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja perseroan dalam rangka memenuhi kebutuhan perusahaan.Â
Setelah resmi tercatat di Bursa, perseroan berencana melakukan pembagian dividen mulai 2026 berdasarkan laba bersih tahun buku 2025 sebanyak-banyaknya 30 persen dari laba bersih, dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS. Catatannya, yakni dalam hal saldo laba perseroan positif.
Sementara penentuan jumlah dan pembagian dividen tersebut akan bergantung pada rekomendasi Direksi Perseroan dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi antara lain laba ditahan, hasil usaha dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek usaha di masa depan (termasuk belanja modal dan akuisisi), kebutuhan kas dan kesempatan bisnis.
Advertisement