Sukses

Menelisik Prospek Saham BREN, Bagaimana Rekomendasinya?

Head of Investment Information Mirae Asset Martha Christina menuturkan, pergerakan saham BREN saat ini fluktuatif.

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) saat ini terbilang fluktuatif. Lantas, bagaimana prospek saham BREN? 

Head of Investment Information Mirae Asset Martha Christina menuturkan, pergerakan saham BREN saat ini fluktuatif. Selain itu, terdapat peluang perseroan masuk dalam beberapa indeks pada Februari ini, di antaranya adalah MSCI Indonesia dan LQ45. 

"Untuk prospek saham EBT di tahun ini tetap menarik, jikalau ditopang berita aksi korporasi atau penambahan kapasitas yang signifikan, yang akan mempengaruhi pertumbuhan kinerjanya," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (11/1/2024). 

Ia melanjutkan, jika tahun ini minim aksi korporasi, saham ini menjadi kurang menarik, karena valuasinya yang sudah tinggi, sehingga penguatannya terbatas.

"Imbauannya untuk investor yang sudah memiliki, profit taking di saham ini menjelang pengumuman rebalancing indeks di Februari. Untuk trading sementara dihindari, karena tekanan turun cukup kuat," imbuhnya. 

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer mengatakan, harga saham BREN terus melambung usai menggelar IPO pada 2 Oktober 2023. Akan tetapi, hingga awal tahun ini secara performa saham Barito Renewables Energysudah mulai melemah 27,96% secara year to date. 

"Pergerakan harga saham BREN kami lihat sudah mulai membentuk pola inverted hammer dengan resistance di Rp 8.125 dan membentuk pola bearish marubozu pada sesi awal perdagangan pekan ini, hal ini juga didorong oleh volume penjualan yang tinggi. Sentimen ini kami nilai akan membuat pelemahan lanjutan pada saham BREN hingga mencapai level support Rp 6.950," kata Miftahul. 

Dengan demikian, ia menyarankan sell on strength (SoS) pada saham BREN dengan level support Rp 6.950 per saham dan resistance Rp 7.775 per saham. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

2 dari 4 halaman

Prospek Usaha

Dari sisi prospek usaha BREN, ia menilai masih cukup cerah di mana dengan hadirnya bursa karbon turut menjadi katalis positif emiten di sektor energi seperti PT Geothermal Energy Tbk (PGEO) serta PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN). 

Menurut ia, prospek energi terbarukan (renewable energy) di Indonesia masih menjadi salah satu katalis positif di mana pemerintah sendiri masih gencar dalam menyuarakan hal tersebut. Terlebih, dengan kehadiran bursa karbon yang akan mempercepat proses transisi energi bersih tersebut. 

Di sisi lain, faktor yang akan mendukung kinerja keuangan dan sahamnya adalah permintaan produk dari emiten yang berasal dari kebutuhan energi baru terbarukan.

Tak hanya itu, Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Axell Ebenhaezer menuturkan, kinerja BREN diprediksi cukup kuat pada 2024. Ini mengingat, BREN gencar melakukan akuisisi pada 2023.

"Masih awal tahun saja sudah akuisisi PLTB Sidrap 2 (tenaga angin). Kemungkinan mereka ada proyek pengembangan atau akuisisi lain di pipeline cukup besar," kata Axell. 

 

3 dari 4 halaman

Sentimen Lainnya

Selain itu, masih ada beberapa sentimen yang mempengaruhi saham BREN, di antaranya adalah permintaan energi domestik, performa sumber energi lain, perubahan kebijakan pemerintah setelah pemilihan umum (pemilu). 

Meski demikian, ia menyarankan investor untuk berhati-hati terhadap saham BREN. Sebab, harga sahamnya cukup overpriced jika berdasarkan valuation metrik seperti PBV 5. Namun, ia merekomendasikan beli setelah bearish momentum melemah.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mencermati masih saham BREN masih berada pada fase downtrendnya. Apabila menguat pun hanya dalam jangka pendek. 

"Investor dapat melakukan trading buy pada BREN dengan mencermati stoploss Rp 4.900 per saham," kata Herditya. 

4 dari 4 halaman

BREN Rampungkan Akuisisi PLTB Lombok dan Sukabumi

Sebelumnya diberitakan, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengumumkan penyelesaian akuisisi dua aset pembangit listrik tenaga bayu (PLTB). Dua PLTB tersebut yakni PT UPC Sukabumi Bayu Energi dan PT Lombok Timur Bayu Energi.

"Tujuan pengambilalihan saham Sukabumi dan Lombok adalah untuk pengembangan usaha dan memperkuat posisi bisnis grup Perseroan di bidang energi terbarukan," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Barito Renewables Energy Tbk, Merly dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/1/2024).

Pada 3 Januari 2024, perseroan melalui PT Barito Wind Energy (BWE) telah melakukan penyelesaian pengambilalihan atas 19.364 saham yang mewakili sekitar 51 persen dari jumlah modal disetor dan modal ditempatkan PT UPC Sukabumi Bayu Energi (Sukabumi) dari UPC Renewables Asia IV Limited (Asia IV) dan UPC Sukabumi (HK) Ltd (Sukabumi HK).

Harga pembelian sebesar USD 1.559.910,22 serta penerimaan novasi sebagian piutang atas development loan participation untuk Sukabumi sejumlah USD 312.330,05 dari PT UPC Renewables Indonesia (UPCRI) dan USD 2.183.579,56 dari UPC Renewables Limited (UPCRL).

Bersamaan dengan itu, perseroan menyelesaikan pengambilalihan atas 10.200 saham yang mewakili sekitar 51 persen dari jumlah modal disetor dan modal ditempatkan PT Lombok Timur Bayu Energi (Lombok) dari UPC Renewables Asia VIII Limited (Asia VIII) dan UPC Lombok (HK) Ltd (Lombok HK).

Harga pembelian yakni sebesar USD 3.122.307,94 serta penerimaan novasi sebagian piutang atas development loan participation untuk Lombok sejumlah USD 80.965,53 dari UPCRI dan USD 171.351,53 dari UPCRL.

Barito Renewables Energy mendapat 51 persen hak kelola PLTB Sukabumi dengan total potensi kapasitas terpasang 150 MW dan 51 persen PLTB Lombok Timur dengan total potensi kapasitas terpasang 115 MW. Jika dikembangkan seluruhnya,  potensi kapasitas terpasang BREN dapat naik +27,5 persen dari 961 MW menjadi 1.226 MW.

 

Â