Sukses

Kontrak Baru Tumbuh pada 2023, Begini Prospek Saham PTPP dan ADHI

Dua emiten BUMN Karya yakni PT PP Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI)mencatatkan pertumbuhan nilai kontrak baru pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah mengumumkan realisasi kontrak baru sepanjang 2023. Lantas, bagaimana prospek saham-nya? 

Dua emiten BUMN Karya tersebut mencatatkan pertumbuhan nilai kontrak. PTPP mengalami kenaikan kontrak baru sebesar 1,54%, sedangkan kontrak baru Adhi Karya meningkat sebesar 58% secara tahunan. 

Head of Investment Information Mirae Asset Martha Christina menuturkan, dalam hal raihan kontrak baru, ADHI membukukan pertumbuhan yang lebih baik, sehingga ke depan dari sisi kinerja, diperkirakan kinerja ADHI juga akan lebih baik dari PTPP. Terlebih, kontrak baru ADHI saat ini juga sudah lebih besar dari PTPP. 

"Untuk target pertumbuhan kontrak baru tahun 2024, kedua perusahaan memilih target yang lebih konservatif, di single digit. Mengingat tahun ini merupakan tahun Pemilu, sehingga banyak proyek baru yang di hold sementara menunggu hasil pemilihan umum," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (12/1/2024). 

Dia bilang, sentimen yang meliputi BUMN Karya masih seputar pemilu, tingginya suku bunga, cash flow perusahaan, dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

"Untuk rekomendasinya cenderung hold untuk saham BUMN Karya ini," kata dia. 

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan, untuk kontrak baru PTPP dan Adhi Karya  lebih tinggi dibandingkan peripde yang sama tahun sebelumnya. 

"Sejauh ini untuk pencatatan secara operasional terbilang baik. Namun, yang perlu diperhatikan ialah dari kontrak baru tersebut, berapa banyak cash flow yang bisa digenerate? karena akan mempengaruhi pembukuan secara kuartalan," kata Reza. 

Sementara itu, untuk prospek saham BUMN Karya pada 2024, ia menilai masih abu-abu alias belum jelas. Sebab, masih ada sejumlah masalah yang belum selesai. 

"Misalnya, WSKT, menyusul penurunan peringkat bond WIKA. Nah, ini membuat orang khawatir trading atau investasi di saham-saham BUMN Karya. Semoga saja ada perbaikan sehingga saham-saham BUMN karya menjadi pilihan banyak pelaku pasar," ujar dia. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Adhi Karya Raih Kontrak Baru Senilai Rp 37,4 Triliun Sepanjang 2023

Sebelumnya diberitakan, Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berhasil meraih kontrak baru sebesar Rp 37,4 triliun sepanjang 2023. Angka itu meningkat 58% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto menuturkan, dari sisi sumber dana, kontrak baru yang diperoleh Adhi Karya pada tahun lalu didominasi oleh proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan porsi sebesar 43,6%.

Selain itu, diikuti oleh proyek dari Pemerintah sebesar 33,5%, proyek dari pinjaman (loan) sebesar 13,8% dan swasta 9,1%.

"Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan, jalan dan jembatan berkontribusi sebesar 41%, gedung sebesar 22%, prasarana perhubungan sebesar 16%, EPC sebesar 6%, serta sisanya manufaktur dan lainnya," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Selasa (9/1/2024).

Ia menjelaskan, ada beberapa kontrak baru yang diperoleh Adhi Karya pada periode Desember 2023 di antaranya adalah infrastruktur jalan Tol Serang – Panimbang Seksi III di Provinsi Banten.

Kemudian, sarana Gedung Data Center Bank Indonesia Karawang, pembangunan jalan tol IKN Seksi 3A-2 Segmen Karangjoang – Kariangau, RS IKN, dan jaringan pipa pengelolaan limbah di Kawasan IKN, serta pembangunan RS Mandaya Royal Jakarta melalui anak usaha.

Sementara itu, memasuki 2024, Adhi Karya mengincar beberapa proyek besar. Di antaranya adalah pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, pembangunan gedung serta pekerjaan lanjutan sarana perkeretaapian. Perusahaan ini pun menyiapkan strategi untuk memperoleh proyek-proyek tersebut.

"ADHI akan memperkuat pasar infrastruktur dan gedung yang menjadi core competence, serta memperluas portfolio pangsa pasar baru khususnya proyek-proyek lingkungan," tandasnya

 

3 dari 4 halaman

PTPP Kantongi Kontrak Baru Rp 31,67 Triliun pada 2023

Sebelumnya diberitakan, PT PP Tbk (PTPP) mencatatkan perolehan kontrak baru Rp 31,67 triliun hingga 31 Desember 2023.Kontrak baru PTPP didominasi dari pemerintah.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (7/1/2023), perolehan kontrak baru PTPP tersebut naik 1,54 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy) senilai Rp 31,19 triliun.

Kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek dengan sumber dana pemerintah sebesar 42,79 persen, swasta 37,20 persen dan BUMN 20,01 persen. Perolehan kontrak baru PTPP tertinggi pada sektor jalan dan jembatan 34,64 persen, gedung 31,71 persen, perkeretaapian sebesar 11,22 persen, bandara 7,21 persen, Pelabuhan 4,81 persen, bendungan 4,44 persen.

Selain itu, industri 3,44 persen, irigasi 1,25 persen, power plant sebesar 0,65 persen dan minyak dan gas sebesar 0,63 persen.

Capaian proyek baru yang diraih PTPP di Desember 2023 di antaranya Terminal BBM Biak (Sisi Laut) senilai Rp 393 miliar, Dermaga Shiplift Block A-B senilai Rp 275 Miliar dan Pembangunan RS PON Jakarta senilai Rp 258 miliar.

Sekretaris Perusahaan PTPP, Bakhtiyar Efendi menuturkan, pertumbuhan nilai kontrak yang dimiliki PT PP Tbk tersebut menandakan, perseroan selama ini terus dipercaya oleh berbagai pihak dalam mengerjakan proyek-proyek di skala nasional maupun internasional serta konsisten dalam memperkuat core business konstruksi.

Perkembangan Proyek Strategis Nasional

PTPP berkomitmen tinggi untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur, terutama Proyek Strategis Nasional (PSN) yang saat ini digalakkan oleh pemerintah. Hingga kini, PTPP mengerjakan 30 Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan 12 di antaranya telah diselesaikan.

 

4 dari 4 halaman

Optimistis Tingkatkan Kinerja

Komposisi Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut terdiri dari sektor Jalan Tol sebesar 56,25%, Bendungan sebesar 18,02%, EPC sebesar 14,02%, Pelabuhan dan Dermaga sebesar 9,15%, Bandara sebesar 1,82% dan sektor Industri sebesar 0,75%.

Bakhtiyar menuturkan, sebagian besar proyek yang dikerjakan oleh PTPP selesai tepat waktu dan memiliki progres lebih cepat dibanding yang sudah ditentukan sebelumnya. “Kami tetap berkomitmen untuk dapat menyelesaikan proyek tepat waktu dan kami terus memonitor proyek-proyek kami sehingga hal ini dapat mendukung program strategis pemerintah,” kata Bakhtiyar.

Ia menuturkan, dari berbagai portofolio pengalaman proyek-proyek sebelumnya, PTPP optimistis akan terus meningkatkan kinerja serta kompetensi sehingga proyek-proyek yang sedang digarap memiliki kualitas dan mutu sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

 

Video Terkini