Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung pada awal sesi perdagangan saham Jumat (12/1/2024). Pergerakan IHSG berlawanan dengan wall street dan bursa saham Asia yang kurang bertenaga.
Dikutip dari data RTI, IHSG dibuka naik tipis ke posisi 7.220,23. Pada perdagangan pukul 09.06 WIB, IHSG naik 0,59 persen ke posisi 7.262. Indeks LQ45 bertambah 0,89 persen ke posisi 978. Seluruh indeks saham acuan menghijau.
Baca Juga
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.267,13 dan terendah 7.231,54. Sebanyak 181 saham menguat dan 187 saham melemah. 227 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 101.938 kali dengan volume perdagangan 1,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 797,1 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.554.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) menghijau kecuali sektor saham siklikal turun 0,01 persen, sektor saham kesehatan susut 0,11 persen dan sektor saham properti terpangkas 0,12 persen.
Sektor saham energi bertambah 0,18 persen, sektor saham basic melonjak 0,56 persen, sektor saham industri naik 0,34 persen, dan sektor saham nonsiklikal melambung 0,19 persen.
Selain itu, sektor saham kesehatan naik tipis 0,03 persen, sektor saham keuangan melonjak 0,44 persen, sektor saham teknologi bertambah 0,03 persen dan sektor saham infrastruktur naik 0,23 persen.
Pada awal sesi perdagangan, saham GOTO naik 1,1 persen ke posisi Rp 92 per saham. Saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 91 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 92 dan terendah Rp 90 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.841 kali dengan volume perdagangan 2.190.970 saham. Nilai transaksi Rp 19,9 miliar.
Review IHSG
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia menyebutkan,IHSG melemah tipis 0,1 persen ke posisi 7.219 pada perdagangan Kamis, 11 Januari 2024 dengan volume perdagangan yang tipis terutama pada saham kapitalisasi besar yang alami penurunan volume perdagangan 40-50 persen.
Di sektor perbankan, saham BBRI naik 0,9 persen dan memimpin bank-bank besar didukung pandangan bulish terhadap pertumbuhan pinjaman Kupedes. Saham BMRI naik 0,4 persen, saham BBCA bertambah 0,3 persen.
Di sektor telekomunikasi, saham EXCL menguat 6,1 persen, saham TLKM turun 0,3 persen dan saham ISAT bertambah 1,3 persen. Sedangkan sektor ritel pertahankan momentum positif dengan MAPA naik 2,7 persen dan ACES menguat 5,2 persen.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham ACRO melambung 30,34 persen
- Saham NICE melambung 19,59 persen
- Saham MSJA melambung 16,03 persen
- Saham CGAS melambung 16,03 persen
- Saham CENT melambung 9,24 persen
Â
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham MANG merosot 10 persen
- Saham RONY merosot 9,55 persen
- Saham AEGS merosot 9,52 persen
- Saham FIMP merosot 9,52 persen
- Saham POLU merosot 8,47 persen
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 163,8 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 111 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 105,9 miliar
- Saham CGAS senilai Rp 58,5 miliar
- Saham AMMN senilai Rp 48,7 miliar
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham GTRA tercatat 15.889 kali
- Saham ACRO tercatat 13.527 kali
- Saham SMLE tercatat 11.415 kali
- Saham CGAS tercatat 10.437 kali
- Saham PMMP tercatat 9.514 kali
Advertisement
Prediksi IHSG dan Saham Pilihan BNI Sekuritas
Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman mengatakan, IHSG berpotensi mencoba menguji support di 7.200 pada Jumat, 12 Januari 2024, setelah data inflasi US Desember mengalami kenaikan di luar proyeksi. Level resistance 7.280-7.300 dan support 7.150-7.200.
Berikut saham pilihan BNI Sekuritas untuk Jumat (12/1/2024):
Â
1. BBCA: Buy on Weakness
Area beli di 9500, cutloss jika break di bawah 9400.
Jika tidak break di bawah 9400, potensi naik dengan area jual di 9650-9750 short term.
Â
2. ASII: Buy on Weakness
Area beli di 5500, cutloss jika break di bawah 5400.
Jika tidak break di bawah 5400, potensi naik dengan area jual di 5625-5700 short term.
Â
3. MDKA: Spec Buy
Area beli di 2430, cutloss jika break di bawah 2400.
Jika tidak break di bawah 2430, potensi naik dengan area jual di 2500-2550 short term.
Â
4. AKRA: Spec Buy
Area beli di 1540, cutloss jika break di bawah 1520.
Jika tidak break di bawah 1540, potensi naik dengan area jual di 1560-1580 short term.
Â
5. BFIN: Spec Buy
Area beli di 1160, cutloss jika break di bawah 1130.
Jika tidak break di bawah 1130, potensi naik dengan area jual di 1200-1210 short term.
Â
6. BBYB: Spec Buy
Area beli di 454, cutloss jika break di bawah 450.
Jika tidak break di bawah 450, potensi naik dengan area jual di 474-486 short term.
Bursa Saham Asia Melemah Jelang Akhir Pekan
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan Jumat (12/1/2024) kecuali Jepang. Bursa saham Jepang melanjutkan kenaikan jelang akhir pekan.
Selain itu, investor menanti serangkaian data dari China termasuk inflasi dan perdagangan pada Desember. Demikian dikutip dari CNBC.
Pada awal sesi perdagangan di bursa saham Asia, indeks Nikkei dan Topix menguat ke level tertinggi sejak 1990 setelah melonjak dalam sepekan terakhir.
Indeks Nikkei naik 2,1 persen pada pembukaan sebelum memangkas sejumlah kenaikan. Indeks Topix bertambah 0,53 persen.
Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,38 persen. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,15 persen dan indeks Kosdaq susut 0,65 persen.
Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 16.236, lebih lemah dari penutupan perdagangan terakhir 16.302,04.
Di wall street, tiga indeks acuan pada perdagangan Kamis pekan ini mendekati garis datar saat inflasi Amerika Serikat pada Desember lebih tinggi dari perkiraan.
Laporan indeks harga konsumen Desember sedikit lebih tinggi dari perkiraan, mencerminkan kenaikan harga konsumen 0,3 persen pada bulan tersebut sehingga mendorong tingkat tahunan menjadi 3,4 persen dibandingkan dengan perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 3,2 persen.
Indeks Nasdaq mendatar, sedangkan indeks Dow Jones naik 0,04 persen. Indeks S&P 500 melemah tipis 0,07 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks acuan tersebut sempat diperdagangkan di atas rekor penutupan tertinggi di 4.796,56.
Advertisement