Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Jumat, 12 Januari 2024. Indeks Dow Jones melemah seiring pelaku pasar menganalisis rilis kinerja laba perusahaan pada kuartal IV 2023.
Selain itu, pelaku pasar juga mencerna laporan inflasi yang diawasi ketat pekan ini. Dikutip dari CNBC, Sabtu (13/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 118,04 poin atau 0,31 persen ke posisi 37.592,98. Indeks S&P 500 menguat 0,08 persen ke posisi 4.783,83. Indeks Nasdaq naik tipis 0,02 persen ke posisi 14.972,76.
Baca Juga
Adapun saham UnitedHealth menyeret indeks Dow Jones melemah. Saham UnitedHealth melemah hampir 3,4 persen meski perusahaan umumkan pertumbuhan laba dan pendapatan pada kuartal IV.Selain itu, saham maskapai Delta Air Lines merosot hampir 9 persen bahkan kinerja laba melebihi harapan.
Advertisement
Sejumlah bank besar juga merilis laba pada Jumat pekan ini. Saham Bank of America turun 1,1 persen setelah membukukan penurunan laba pada kuartal IV. Sedangkan saham Wells Fargo tergelincir 3,3 persen meski membukukan laba lebih tinggi untuk periode kuartalan. Saham JPMorgan Chase susut 0,7 persen setelah laba turun 15 persen dari tahun sebelumnya.
Sedangkan saham Citigroup naik di atas 1 persen setelah perusahaan umumkan memangkas 10 persen tenaga kerjanya. Sebelumnya pada awal sesi perdagangan, bank tersebut membukukan kerugian kuartalan USD 1,8 miliar setelah menimbulkan beberapa tagihan besar.
“Ini adalah sedikit pembalikan dari beberapa tren dan reli yang kuartal IV, tetapi menurut saya pasar berada dalam mode menunggu dan melihat inflasi, dan juga apa yang akan terjadi pada musim laporan laba, “ujar Senior Investment Strategist Edward Jones, Mona Mahajan.
Ia menambahkan, pendorong 2024 seperti yang lainnya akan terjadi pertumbuhan laba dan valuasi. “Tahun ini mungkin akan terjadi perluasan partisipasi pasar,” kata dia.
Data Inflasi
Di sisi lain, investor juga mendapat berita menggembirakan mengenai inflasi pada Jumat pekan ini dengan harga grosir secara tak terduga turun 0,1 persen pada Desember. Data tersebut mengikuti data harga konsumen yang lebih banyak diikuti pada Kamis pekan ini yang dirilis sedikit lebih panas dari perkiraan ekonom. Harga konsumen naik 0,3 persen pada Desember dan 3,4 persen secara tahunan.
“Producer price index (PPI) menegaskan kalau kenaikan consumer price index (CPI) pada Desember kemungkinan hanya terjadi sekali saja,” ujar Ekonom Comerica Bank, Bill Adams.
Ia menuturkan, jalan yang terbuka bagi the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat untuk memangkas suku bunga pada 2024 dan memperlambat laju pengurangan neracanya.
Pada pekan ini, rata-rata indeks utama mencatat kenaikan di wall street. Indeks Dow Jones naik 0,34 persen. Indeks S&P 500 bertambah 1,84 persen dan indeks Nasdaq melambung 3,09 persen hingga perdagangan Jumat pekan ini.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 11 Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Kamis, 11 Januari 2024. Indeks acuan di wall street cenderung mendatar setelah rilis data inflasi mencerminkan kenaikan harga konsumen pada Desember.
Dikutip dari CNBC, Jumat (12/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq mendatar ke posisi 14.970,19. Indeks Dow Jones naik tipis 15,29 poin atau 0,04 persen ke posisi 37.711,02. Indeks S&P 500 melemah tipis 0,07 persen ke posisi 4.780,24.
Pada awal sesi perdagangan di wall street, indeks S&P 500 sempat berada di atas rekor penutupan di level tertinggi 4.796,56.
Laporan indeks harga konsumen pada Desember sedikit lebih tinggi dari perkiraan mencerminkan kenaikan harga konsumen 0,3 persen pada bulan tersebut sehingga tingkat tahunan menjadi 3,4 persen. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi consumer price index (CPI) atau inflasi naik 0,2 persen pada Desember, dan 3,2 persen year over year (YoY).
Namun, inflasi inti tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, sesuai dengan harapan menunjukkan tekanan inflasi yang terus menerus, tetapi mereda.
Data yang dirilis pada Kamis pekan ini menunjukkan penurunan suku bunga pada masa depan mungkin akan lebih lambat.
“Kenaikan CPI ini merupakan pengingat penting akan sifat pemulihan ekonomi yang tidak dapat diprediksi dan suramnya data ekonomi makro,” ujar Chief Investment Officer Global X, Jon Maier.
Ia menambakan, pasar mungkin perlu bersiap untuk hadapi potensi volatilitas karena the Federal Reserve (the Fed) dapat mempertahankan atau berpotensi mengintensifkan kebijakan moneter restriktifnya sebagai respons terhadap tekanan inflasi ini.
Menanti Laporan Keuangan
Imbal hasil awalnya naik karena data inflasi. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai angka tertinggi 4,068 persen sebelum merosot ke 3,98 persen.
Chief Investment Strategist CFRA, Sam Stovall menuturkan, pergerakan wall street pada perdagangan Kamis pekan ini, sebagian dipengaruhi oleh harapan yang lemah seputar jadwal penurunan suku bunga the Fed serta kegelisahan tentang laba perusahaan. Pekan ini dimulainya rilis laporan keuangan pada kuartal IV 2023. Sejumlah raksasa perbankan akan rilis laporan keuangan antara lain Bank of America, Wells Fargo, dan JPMorgan Chase.
“Laba menambah kegelisahan investor. Kami berada dalam periode pra musim laporan keuangan, di mana ada sedikit kegelisahan, karena pada 31 Desember, laba akan naik 2,1 persen pada kuartal terakhir dan sekarang diperkirakan naik 1,7 persen,” ujar Stovall.
Menurut Carson Group Global Macro Strategist Sonu Varghese menuturkan, laba bank-bank besar pada Jumat akan mencerminkan konsumen yang secara umum kuat yang akan memberikan gambaran lebih baik bagi ekonomi Amerika Serikat dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).
Advertisement