Liputan6.com, Jakarta - Mengawali 2024, investor asing membukukan aksi beli saham cukup signifikan. Analis menilai, investor asing yang masuk ke pasar saham Indonesia didukung faktor fundamental ekonomi Indonesia.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan aksi beli saham Rp 3,2 triliun pada 8-12 Januari 2024. Pada Jumat saja, 12 Januari 2024, investor membeli saham Rp 1,12 triliun. Hal itu membawa aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 6,07 triliun pada awal 2024.
Baca Juga
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji menuturkan, investor asing yang membukukan aksi beli saham didukung perkembangan pasar modal di Indonesia dan menantikan pemilihan umum (Pemilu) pada Februari 2024. Ia menilai, investor asing melihat kondisi politik dan keamanan relatif stabil sehingga memberikan kepercayaan diri terhadap investor terutama investor asing.
Advertisement
"Ini meningkatkan minat investasi di pasar modal. Stabilisasi politik dan keamanan menunjang perekonomian domestik ini faktor utama,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (14/1/2024).
Faktor lainnya, stabilitas fundamental makro ekonomi Indonesia dan inflasi terkendali. Apalagi inflasi Indonesia masih sesuai target Bank Indonesia pada 2023. BPS melaporkan inflasi Indonesia mencapai 2,61 persen secara tahunan.
“Memang emiten kita terus ekspansi beri keyakinan outlook ekonomi pada 2024. Termasuki juga keyakinan konsumen masih optimistis berkaitan outlook ekonomi masih positif,” kata Nafan.
Namun, Nafan melihat kondisi ekonomi global akan melambat seiring konflik di Timur Tengah. Hal ini membuat pelaku pasar global hati-hati menempatkan instrumen investasi. Akan tetapi, negara berkembang relatif stabil membuat aliran dana investor asing masuk.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menuturkan, investor asing kembali masuk ke pasar saham kemungkinan untuk antisipasi penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) yang dikabarkan dilakukan Maret 2024. "Dengan potensi penurunan suku bunga, aset berisiko seperti pasar saham menjadi lebih menarik di mata investor,” kata Desmond.
Kinerja IHSG pada 8-12 Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada 8-12 Januari 2024 usai melonjak signifikan pada pekan lalu. Koreksi IHSG itu seiring sentimen global.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (13/1/2024), IHSG merosot 1,49 persen ke posisi 7.241,13 dari penutupan pekan lalu di posisi 7.350,61. Kapitalisasi pasar bursa terpangkas 3,63 persen dari Rp 11.780,02 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp 11.352,54 triliun. Dalam sepekan, kapitalisasi pasar susut Rp 427,48 triliun.
Sementara itu, kenaikan tertinggi dalam sepekan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian saham yang meningkat 17,20 persen menjadi Rp 9,78 triliun dari Rp 8,34 triliun pada pekan lalu.
Peningkatan turut terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian saham 5,23 persen menjadi 1.214.622 kali transaksi dari 1.154.208 kali transaksi pada pekan lalu.
Rata-rata volume transaksi harian saham meningkat 3,26 persen selama sepekan menjadi 16,81 miliar saham dari pekan lalu 16,28 miliar saham.
Selama sepekan, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 3,20 triliun. Mayoritas sektor saham (IDX-IC) melemah pada pekan ini.
Sektor saham basic merosot 5,76 persen dan pimpin koreksi. Kemudian sektor saham infrastruktur tergelincir 2,23 persen, sektor saham nonsiklikal turun 1,98 persen, sektor saham transportasi susut 1,73 persen, sektor saham teknologi tergelincir 1,02 persen dan sektor saham energi terpangkas 0,15 persen.
Sementara itu, sektor saham industri naik 1,11 persen, sektor saham siklikal bertambah 2,84 persen. Selain itu, sektor saham kesehatan menanjak 1,57 persen, sektor saham keuangan bertambah 2,2 persen dan sektor saham properti melesat 0,25 persen.
Advertisement
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 1,49 persen seiring sentimen global pada pekan ini yang terdapat rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang bergerak naik 3,4 persen YoY. Inflasi China juga menjadi -0,3 persen YoY dari sebelumnya -0,5 persen YoY.
Pekan ini, kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) membayangi pasar. “Kebijakan the Fed nampaknya masih cenderung hawkish dan investor cenderung menanti ada cut rate yang direncanakan pada Maret 2024,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Untuk prediksi IHSG awal pekan, Herditya menuturkan, IHSG berpeluang bergerak menguat dengan level support di 7.205 dan level resistance 7.250. Rilis neraca dagang Indonesia hingga data ekspor impor akan menjadi sentimen IHSG.
Kinerja IHSG pada 2-5 Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kinerja positif pada 2-5 Januari 2024. Analis menuturkan, kinerja positif IHSG didukung kembalinya dana investor asing.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melonjak 1,07 persen ke posisi 7.350,61 pada pekan ini dari pekan lalu di posisi 7.272,79. Pada pekan ini, IHSG memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada penutupan perdagangan Kamis, 4 Januari 2024 di posisi 7.359,76.
Penguatan IHSG diikuti kenaikan kapitalisasi pasar. Kapitalisasi pasar naik 0,91 persen dari Rp 11.674 triliun pada pekan lalu menjadi Rp 11.780 triliun. Kapitalisasi pasar tersebut tertinggi sepanjang sejarah.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian saham sebesar 29,83 persen menjadi 1.154.208 kali transaksi dari 888.989 kali transaksi pada pekan lalu.
Rata-rata nilai transaksi harian saham sepekan terpangkas 12,71% menjadi Rp8,34 triliun dari Rp9,56 triliun pada sepekan yang lalu. Rata-rata volume transaksi harian saham turun sebesar 1,63% selama sepekan menjadi 16,28 miliar lembar saham dari 16,55 miliar lembar saham pada pekan lalu.
Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 1,4 triliun pada Jumat, 5 Januari 2024. Selama sepekan, investor asing beli saham Rp 2,87 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada pekan ini pergerakan IHSG cenderung menguat yang diperkirakan dipengaruhi oleh masuknya kembali dana asing ke pasar modal Indonesia.
Selain itu, Herditya menuturkan,emiten-emiten perbankan bigcaps juga bergerak menguat akibat adanya katalis dari pembagian dividen. Pergerakan saham bank itu antara lain BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI menjadi penggerak IHSG.
"Ditambah emiten-emiten batu bara seperti ITMG dan PTBA yang juga menguat cukup signifikan,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement