Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melanjutkan koreksi pada perdagangan Rabu (17/1/2024) jelang rilis data ekonomi China.
Mengutip CNBC, investor juga akan menilai indeks manufaktur Tankan pada Januari yang memperlihatkan sentimen bisnis di antara perusahaan-perusahaan besar Jepang yang merosot untuk pertama kali dalam empat bulan.
Baca Juga
Survei bulanan Tankan Reuters secara luas dianggap sebagai indikator utama survei Bank of Japan yang menilai kondisi bisnis di Jepang.
Advertisement
Di Australia, indeks ASX 200 melemah. Sedangkan di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat. Indeks acuan tersebut bertambah 1,24 persen dan indeks Topix Up mendaki 0,92 persen.
Sementara itu, di Korea Selatan, indeks Kospi melemah 0,46 persen. Indeks Kosdaq susut 1,1 persen. Di Hong Kong, indeks Hang Seng berada di posisi 15.793, menunjukkan pembukaan melemah dibandingkan penutupan perdagangan terakhir di posisi 15.865,92.
Di wall street, tiga indeks acuan melemah seiring imbal hasil obligasi menguat dan pelaku pasar mencerna rilis laporan laba kuartal IV.
Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik lebih dari 11 basis poin menjadi 4,064 persen setelah Gubernur The Federal Reserve (the Fed) Christopher Waller dalam pidatonya mengindikasikan bank sentral dapat melonggarkan kebijakan moneter lebih lambat dari perkiraan wall street.
Indeks Dow Jones melemah 0,62 persen, indeks S&P 500 tergelincir 0,37 persen dan indeks Nasdaq susut 0,19 persen.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 16 Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Hong Kong memimpin penurunan di bursa saham Asia Pasifik pada perdagangan Selasa, 16 Januari 2024.
Selain itu, bursa saham juga hentikan rekor kenaikan yang telah membuat indeks acuan mencapai level tertinggi dalam beberapa dekade.
Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 2,06 persen. Indeks CSI 300 di China naik 0,61 persen ke posisi 3.300,87, satu-satunya indeks acuan yang berada di wilayah positif.
Indeks Nikkei 225 turun 0,79 persen ke posisi 35.619,18, dan hentikan kenaikan dalam enam hari berturut-turut. Indeks Topix merosot 0,82 persen ke posisi 2.503,98.
Indeks harga barang korporasi Jepang pada Desember menunjukkan hasil yang datar dari tahun ke tahun, dibandingkan dengan penurunan sebesar 0,30% yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. CGPI naik 0,30% bulan ke bulan, dibandingkan dengan perkiraan yang tetap datar. Indeks Nikkei sebelumnya sempat sentuh 34.000, 35.000 dan 36.000, merupakan level yang belum dilihat sejak 1990.
Di Australia, indeks ASX 200 turun 1,09 persen. Indeks Kospi Korea Selatan merosot 1,12 persen ke posisi 2.497,59, yang merupakan level terendah sejak 7 Desember. Indeks Kosdaq melemah 0,57 persen ke posisi 854,83.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 16 Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tergelincir pada perdagangan saham Selasa, 16 Januari 2024. Indeks Dow Jones merosot seiring imbal hasil obligasi kembalik naik.
Selain itu,pelaku pasar juga mencerna rilis laporan keuangan perusahaan kuartal IV. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 231,86 poin atau 0,62 persen ke posisi 37.361,12. Indeks S&P 500 tergelincir 0,37 persen ke posisi 4.765,98. Indeks Nasdaq terpangkas 0,19 persen ke posisi 14.944,35. Adapun wall street Senin libur memperingati Hari Martin Luther King Jr. Demikian dikutip dari CNBC, Rabu (17/1/2024).
Saham Boeing anjlok sekitar 7,9 persen setelah Wells Fargo menurunkan peringkat perusahaannya menjadi equal weight dari overweight. Koreksi saham Boeing terjadi seiring masalah yang sedang berlangsung dengan model 737 Max 9.
Sementara itu, saham AMD melonjak 8,3 persen menyusul komentar optimistis analis mengenai permintaan semikonduktor. Produsen chip tersebut mencoba mengejar Nvidia dalam kompetisi kecerdasarn buatan. Saham Nvidia naik ke level tertinggi dalam 52 minggu dan dijadwalkan untuk melaporkan kinerjanya pada 30 Januari 2024.
Di sisi lain, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik lebih dari 11 basis poin menjadi 4,064 persen setelah Gubernur The Federal Reserve (the Fed) Christopher Wallser dalam pidatonya mengindikasikan bank sentral akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lambat dari perkiraan wall street.
Kinerja Bank
Beberapa bank besar merilis laba kuartalannya pada Selasa pagi. Goldman Sachs melaporkan laba dan pendapatan lebih baik dari perkiraan. Sementara itu, Morgan Stanley membukukan pendapatan yang mengalahkan pada kuartal IV. Saham Goldman Sachs naik tipis 0,7 persen. Sedangkan saham Morgan Stanley turun lebih dari 4 persen.
“Sejauh ini, tampaknya konsumen bertahan dengan cukup baik. Kalau dilihat secara keseluruhan, bank-bank yang sudah melaporkan secara umum pembelanjaannya oke. Saldo kartu kredit meningkat, tetapi kami juga mengalami pertumbuhan rekening yang lebih besar,” ujar Senior Investment Strategist U.S Bank Asset Management, Tom Hainlin.
Sekitar 30 perusahaan S&P 500 telah melaporkan kinerja kuartal IV. Dari jumlah tersebut, 78 persen telah melampaui harapan laba, menurut FactSet.
Investor juga menantikan data penjualan ritel Desember yang akan dirilis Rabu pekan ini, yang dapat memicu ketakutan resesi dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi jika belanja konsumen Amerika Serikat (AS) menurun.
Sementara itu, UBS melihat indeks S&P 500 kembali memasuki tahun yang kuat lagi. UBS menaikkan target akhir tahun indeks S&P 500 dari 4.850 menjadi 5.150, naik 7,7 persen dari penutupan Jumat lalu. Indeks S&P 500 pekan lalu di posisi 4.783,83.
“Mengingat perubahan kebijakan the Fed baru-baru ini, penurunan harapan suku bunga dan revisi EPS 2024 yang berada di atas tren, kami sekarang menerima skenario kenaikan ini sebagai kasus dasar kami,” tulis Analis UBS Jonathan Golub.
Ia menambahkan, meski kinerja laba akan mendorong imbal hasil pada 2024, penurunan suku bunga akan mendukung kelipatan lebih tinggi secara bertahap.
Advertisement