Sukses

Meneropong Prospek Saham Bank Mandiri Usai Sentuh Level Tertinggi

Saham BMRI merupakan salah satu saham pilihan untuk tahun ini. Ini mengingat, prospek saham BMRI masih cerah ke depannya.

Liputan6.com, Jakarta Saham bank kakap terpantau terus mengalami peningkatan. Salah satunya BMRI yang sempat menyentuh level tertinggi. Lantas, bagaimana prospek saham Bank Mandiri dalam waktu mendatang? 

Head of Investment Information Mirae Asset Martha Christina menuturkan, saham BMRI merupakan salah satu saham pilihan untuk tahun ini. Ini mengingat, prospek saham BMRI masih cerah ke depannya. 

"Prospeknya tetap positif seiring kinerja yang terus bertumbuh. Selain itu, perbaikan kualitas kredit juga terus dilakukan sehingga rasio NPL gross Perseroan merupakan salah satu yang terendah di industri," kata Martha kepada Liputan6.com, Rabu (17/1/2024). 

Bagi pada investor, dia merekomendasikan hold saham BMRI karena kenaikan harga telah terjadi. Alhasil, Mirae Asset menargetkan harga Rp 6.900 per saham untuk BMRI. 

Sementara itu, Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan, pergerakan saham BMRI mengalami kenaikan seiring ekspektasi pelaku pasar terhadap kinerja BMRI yang masih bertumbuh. 

Terlebih, pada tahun ini diperkirakan arah dari suku bunga akan cenderung tetap. Bahkan, ada juga yang memperkirakan suku bunga akan kembali mengalami penurunan sehingga sentimen positif buat perbankan.

Ia melihat pergerakan BMRI yang sempat menyentuh level tertingginya di angka Rp 6.675 per saham. Artinya, saham tersebut rawan dimanfaatkan untuk profit taking dan akan terkonsolidasi.

"Sepanjang tidak ada sentimen yang bernada negatif di perbankan, saya rasa pergerakan saham-saham perbankan khususnya BMRI masih ada peluang untuk positif. BMRI target harga Rp 7.725 yang mencerminkan PBV 2,9x," kata dia. 

 

2 dari 2 halaman

Prospek

Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi mengatakan, prospek saham BMRI diperkirakan masih positif ke depannya. Sebab, Bank Mandiri ini memiliki kinerja keuangan yang solid, seperti pertumbuhan laba bersih, peningkatan aset, dan efisiensi biaya yang baik.

Pertumbuhan kredit Bank Mandiri hingga November 2023 mencapai 13,65% secara year on year (YoY) mencapai Rp 1.046,05 triliun, mendorong pertumbuhan aset bank ke Rp 1.628 triliun atau tumbuh 8,36% YoY. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,06% YoY, didominasi oleh pertumbuhan dana murah, giro tumbuh 10,08% dan tabungan tumbuh 7,21%. 

Adapun rasio dana murah (CASA) naik menjadi 79%, mengindikasikan penurunan biaya dana. Laba bersih BMRI pada November 2023 mencapai Rp 45,06 triliun, naik 29,45% dari tahun sebelumnya sebelumnya Rp 34,81 triliun. 

Selain dari sisi kinerja keuangan, investor juga melihat adanya peluang dari tahun pemilu dan era pemangkasan suku bunga pada 2024. Sehingga secara valuasi saham Bank Mandiri terlihat cukup murah dengan PBV 2,5x.

"Dari pemilu, perputaran uang yang meningkat akan menguntungkan perbankan," kata Lanjar. 

Sedangkan dari suku bunga, dengan suku bunga yang berpotensi lebih rendah pada 2024 akan membuat cost of fund perusahaan dalam melakukan ekspansi dengan pinjaman bank menjadi lebih murah. Sehingga, berpotensi menaikan pertumbuhan kredit kedepan.

"Rekomendasi secara konsensus analis adalah buy dengan target harga untuk satu tahun ke depan sebesar Rp 7.500 per lembar saham," tandasnya. 

Video Terkini