Liputan6.com, Jakarta - Jajaran saham perusahaan dengan kapitalisasi besar menarik untuk dicermati. Belakangan, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terpantau lengser dari posisinya sebagai emiten paling berharga di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Padahal BREN sempat bertengger di posisi puncak, menyalip saham BBCA. Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI) per 18 Januari 2024, saham BREN berada di posisi ketiga dengan kapitalisasi Rp 756 triliun. Sementara di posisi teratas ada Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 1.181 triliun dan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan kapitalisasi pasar Rp 863 triliun.
Baca Juga
Saham BREN sempat memiliki kapitalisasi paling besar di bursa mencapai Rp 1.077 pada akhir 2023. Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, BREN berhasil menyalip BBCA yang saat itu geser ke posisi kedua dengan kapitalisasi pasar Rp 1.068 triliun.
Advertisement
"Pergeseran BREN tersebut diakibatkan karena adanya aksi taking profit," kata Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (21/1/2024).
Di sisi lain, Azis mengatakan pergerakan saham kapitalisasi besar akan terpengaruh oleh aliran dana investor asing (foreign flow) sehubungan dengan sinyal penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (the Fed).
Menurut dia, landainya suku bunga acuan berpotensi membawa investor asing masuk pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Pada kondisi ini, Azis jagokan saham dengan kapitalisasi besar dari sektor perbankan.
"Saham-saham sektor perbankan seperti Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) masih memiliki valuasi yang masih menarik. Terlebih beberapa saham perbankan mencatat kinerja yang tumbuh sehingga laba per saham (earning per share/eps) juga meningkat,"
"Kami merekomendasikan buy BBRI dengan target 6,500 dan BMRI kami merekomendasikan trading buy dengan target 6,800," imbuh Azis.
Selain itu, Azis menyebutkan saham sektor properti juga menjadi pilihan seperti Ciputra Development Tbk (CTRA), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan Summarecon Agung (SMRA).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Utak Atik Skenario Pemilu, Sinarmas Sekuritas Ramal IHSG Bisa Tembus 8.000
Sebelumnya diberitakan, PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai 8.000 pada 2024. Meski begitu, perusahaan juga memasang target konservatif untuk IHSG di posisi 7.700.
Perhitungan ini mempertimbangkan berlangsungnya pemilihan umum (pemilu) tahun ini."The best skenario kita itu di 8.000. Kalau misalnya (pemilu) berjalan sesuai dengan perkiraan (kondusif), bisa ke 8.000. Namun untuk target konservatif kita adalah 7.700," kata Head of Retail Research, Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati dalam Monthly Market Outlook, Kamis (18/1/2024).
Sebagai gambaran, Ike menjabarkan IHSG tahun lalu bergerak sideways. Sehingga dalam perhitungannya, IHSG tahun ini mulai bullish. Kondisi ini bisa dimanfaatkan investor untuk mulai cicil beli bertahap saham yang punya fundamental baik.
"Jadi jangan ketinggalan momentumnya. Apalagi ini ada pesta rakyat 5 tahun sekali. di mana biasanya akan disambut cukup baik pasca pemilu," imbuh Ike.
Ike menjelaskan, respons positif market disebabkan adanya pengeluaran dari lembaga nirlaba yang mengalami peningkatan saat pemilu. Belanja dari lembaga nirlaba akan meredam perlambatan dari sisi konsumsi. Sementara target pertumbuhan PDB dari masing-masing kandidat dinilai merefleksikan ekonomi Indonesia yang cukup baik.
Advertisement
Prediksi IHSG
"Semoga untuk pemilu 2024 bisa lebih kondusif dibandingkan 2019. Sehingga baik nani berlangsung satu atau dua putaran, IHSG masih ada potensi ke 7.700 karena dampak positif dari The Fed untuk longgarkan suku bunga bisa dorong IHSG," kata Ike.
Pada 2024, pemilu bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di Amerika Serikat (AS) yang akan berlangsung pada November 2024. Untuk itu, Ike memperkirakan IHSG mencapai posisi tertingginya pada kuartal III. Sebab, perhatian pelaku pasar akan bergeser ke pemilu AS pada kuartal IV tahun ini.
"Jadi IHSG akan ada harapan naik di kuartal III karena kuartal IV ada persiapan pemilu di AS. Tentunya arah sorotan market itu akan terfokus dan market di AS," pungkas Ike.
IHSG Tumbuh 6,1% pada 2023, Catat Posisi 2 di ASEAN
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencatat pertumbuhan positif sepanjang 2023. Hal itu di tengah sentimen global yang menciptakan ketidakpastian.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (30/12/2023), IHSG melonjak 6,1 persen ke posisi 7.272,8 secara year to date (Ytd). Kinerja positif tersebut membawa IHSG berada di peringkat dua di ASEAN. Sedangkan di Asia Pasifik, pertumbuhan IHSG berada di peringkat ke-7. Di dunia, pertumbuhan IHSG berada di posisi ke-24.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi sejumlah hal antara lain menyambut tahun politik. Kemudian ada konflik di Timur Tengah. "Selanjutnya kebijakan the Fed yang pada saat itu masih cenderung higher for longer,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Sepanjang 2023, sektor saham infrastruktur catat penguatan terbesar. Sektor saham infrastruktur melambung 80,75 persen. Disusul sektor saham basic materials atau bahan baku naik 7,51 persen, dan sektor saham keuangan melesat 3,07 persen. Selain itu, sektor saham konsumer nonsiklikal bertambah 0,82 persen dan sektor saham properti menguat 0,41 persen.
Sementara itu, sektor saham teknologi terpangkas 14,07 persen dan catat koreksi terbesar. Disusul sektor saham perawatan kesehatan turun 12,07 persen, sektor saham energi melemah 7,84 persen, sektor saham industri tergelincir 6,86 persen. Selanjutnya sektor saham transportasi dan logistic susut 3,64 persen, sektor saham konsumer siklikal melemah 3,46 persen.
Advertisement
Nilai Transaksi Harian
Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat berada pada posisi Rp10,75 triliun, diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,8 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali.
Terdapat rekor baru dari sisi kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai angka Rp11.762 triliun pada 28 Desember 2023. Rekor baru lain juga tercatat dari sisi volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023.
Dari sisi pertumbuhan investor, jumlah investor pasar modal pada 2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,95% dari 10,31 juta pada 2022 meningkat menjadi 12,16 juta per 27 Desember 2023.
Jumlah tersebut terdiri dari jumlah investor saham dan surat berharga lainnya (5,25 juta), reksa dana (11,40 juta), surat berharga negara atau SBN (1 juta). Sedangkan dari data demografi per 27 Desember 2023, investor pasar modal masih didominasi oleh 62,03% laki-laki, 56,41% usia di bawah 30 tahun, 31,77% pegawai (negeri, swasta dan guru), 64,19% lulusan SMA, 45,80% berpenghasilan 10-100 juta/bulan dan 67,68% berdomisili di pulau Jawa.