Sukses

IHSG Berpotensi Koreksi, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 29 Januari 2024

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran level support dan level resistance di 7.080-7.150.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan koreksi pada perdagangan saham Senin (29/1/2024). IHSG dinilai akan menguji rentang 6.925-7.021.

IHSG melemah 0,57 persen ke posisi 7.137 dan masih didominasi volume penjualan pada Jumat, 26 Januari 2024. Koreksi IHSG pun sudah menembus area support terdekat di 7.152.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi minimal yang diberikan di 7.111 pun sempat tertembus oleh IHSG. Ia mengatakan, saat ini, IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave c dari wave (ii) sehingga pergerakannya masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang 6.925-7.021.

"Meskipun menguat, diperkirakan akan cenderung terbatas untuk menguji 7.157-7.192,” kata Herditya dalam catatannya.

Herditya mengatakan, IHSG berada di level support 7.092-7.045 dan level resistance 7.271-7.323.

Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan koreksi dan breakdown support garis moving average (MA)50 disertai volume.

“Meski berpeluang melakukan rebound (pullback), namum selama bertahan di bawah garis MA50 maka berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan menguji support garisMA100,” tutur dia.

Ia mengatakan, jika kembali breakout garisMA50, berpeluang untuk menguji resistance garis MA20 dan kembali melanjutkan fase bullishnya.

"Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.100-7.250,” tutur dia.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas pada awal pekan ini. IHSG akan bergerak di level support dan level resistance di 7.080-7.150.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), dan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Elnusa Tbk (ELSA) - Buy on Weakness

Saham ELSA terkoreksi ke 402 disertai dengan munculnya volume penjualan, tetapi koreksinya masih tertahan oleh MA20.

Herditya menuturkan, selama ELSA masih mampu bergerak di atas 394 sebagai stoplossnya, posisi ELSA saat ini diperkirakan berada di awal wave (iii) dari wave [c].

Buy on Weakness: 398-402

Target Price: 416, 430

Stoploss: below 394

 

2.PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) - Buy on Weakness

Saham ITMG menguat 0,66% ke 26.700 dan masih didominasi oleh volume pembelian, tetapi penguatan ITMG tertahan oleh MA20.

"Saat ini, posisi ITMG diperkirakan berada di awal wave (v) dari wave [i] dari wave C, sehingga ITMG masih berpeluang melanjutkan penguatannya," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 26.075-26.525

Target Price: 27.225, 28.250

Stoploss: below 25.600

 

3.PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) - Buy on Weakness

MLIA menguat 0,97% ke 416 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya mengatakan, pihaknya memperkirakan, posisi MLIA saat ini berada di akhir wave B dari wave (B), sehingga meskipun terkoreksi diperkirakan akan cenderung terbatas dan berpeluang menguat kembali.

Buy on Weakness: 408-412

Target Price: 442, 474

Stoploss: below 400

 

4.PT Bukit Asam Tbk (PTBA) - Buy on Weakness

Saham PTBA terkoreksi ke 2.570 disertai dengan munculnya volume penjualan. Herditya memperkirakan, posisi PTBA saat ini masih berada pada bagian dari wave B, sehingga PTBA rawan melanjutkan koreksinya namun dapat dimanfaatkan untuk BoW.

Buy on Weakness: 2.460-2.510

Target Price: 2.670, 2.820

Stoploss: below 2.430

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Investor Asing Jual Saham Rp 1,05 Triliun, IHSG Merosot 0,57%

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada perdagangan saham Jumat, (26/1/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan dan aksi jual saham oleh investor asing.

Dikutip dari data RTI, IHSG merosot 0,57 persen ke posisi 7.137,08. Indeks LQ45 turun 0,87 persen ke posisi 951,49. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.178,12 dan terendah 7.099,08. Sebanyak 346 saham melemah sehingga menekan IHSG. 183 saham menguat. 237 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.098.774 kali dengan volume perdagangan 17,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,3 triliun.

Investor asing menjual saham Rp 1,05 triliun pada Jumat pekan ini. Sepanjang 2024, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 5,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.810.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham keuangan naik 0,20 persen, sektor saham properti bertambah 0,44 persen dan sektor saham infrastruktur naik 0,12 persen.

Sementara itu, sektor saham transportasi tersungkur 2,42 persen, dan catat penurunan terbesar. Sektor saham energi susut 0,97 persen, sektor saham basic melemah 0,32 persen, sektor saham industri terpangkas 0,34 persen dan sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,64 persen.

 

4 dari 4 halaman

Sektor Saham

Selain itu, sektor saham siklikal terbenam 0,71 persen, sektor saham kesehatan susut 0,36 persen, dan sektor saham teknologi tergelincir 1,31 persen.

“IHSG berada di zona merah, pasar tampak memonitor faktor eksternal dan internal,” demikian dalam kajian tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas, seperti dikutip dari Antara.

Dari faktor global, bursa regional Asia terkoreksi akibat sikap wait and see pelaku pasar untuk masuk ke pasar keuangan menjelang rilis data laba industri di China.

Pada sisi lain, ekonomi di Amerika Serikat pada kuartal IV tumbuh 2,5 persen year on year (YoY) yang memberikan sinyal ekonomi Amerika Serikat masih solid sehingga diperkirakan the Federal Reserve (the Fed) tidak akan terburu-buru dalam memangkas suku bunga acuannya.

Di sisi lain,bank sentral Eropa pertahankan suku bunga kebijakan tetap di level 4,5 persen dan memberikan sinyal pemangkasan mulai pertengahan tahun.