Liputan6.com, Jakarta - Kiwoom Sekuritas Indonesia meluncurkan aplikasi trading dan investasi terbaru, Hero Invest. Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan inisiatif ini sejalan dengan upaya Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam melakukan pendalaman pasar dan menjangkau lebih banyak investor.
"Inisiatif ini sejalan dengan rencana strategis Bursa untuk mengembangkan pendalaman pasar dalam peningkatan jumlah investor di Indonesia, terutama investor ritel. Dengan peluncuran aplikasi New Hero ini, kami yakin masyarakat Indonesia akan lebih mudah lagi mengakses pasar modal kita," kata Jeffrey dalam sambutannya di acara Peluncuran Aplikasi Trading New HERO Invest Kiwoom Sekuritas, Senin (29/1/2024).
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin mengatakan berkomitmen untuk memperkaya layanan investasi untuk nasabah atau investor. Shin memaparkan, peluncuran ini merupakan langkah awal dari perkembangan Kiwoom Sekuritas selanjutnya.
Advertisement
"Kami ingin terus berkembang dan berinovasi, Maka dalam kesempatan ini kita, kami berbakat memperkenalkan wajah baru dari sistem online trading kami, New Hero. New Hero hadir dengan user-friendly dan user interface, Dan demikianlah fitur-fitur yang akan lebih memudahkan dan memudahkan nasabah dalam transaksi," kata Chang-kun Shin.
Ke depan, aplikasi ini ditargetkan akan menarik sekitar 9.000 nasabah baru. Jadi, Kiwoom Sekuritas menargetkan sekitar 18.000 nasabah pengguna aplikasi Hero. Dari angka nasabah baru itu, Kiwoom Sekuritas juga mengincar nasabah dari kalangan anak muda.
Menurut Shin, saat ini 80 persen nasabah Kiwoom Sekuritas berasal dari kalangan anak muda, sehingga pihaknya bekerja sama dengan sejumlah universitas untuk menjaring lebih banyak investor dari kelompok tersebut.
"Sekarang nasabah kami yang aktif itu ada 9.000-an. Saya ingin ada penambahan 9.000 nasabah baru. Jadi naik dua kali lipat menjadi 18.000 sampai akhir tahun," imbuh Chang-kun Shin.
Â
Â
BEI Pede Transaksi Harian Tembus Rp 12,25 Triliun pada 2024
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis dapat mencapai target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar Rp 12,25 triliun pada 2024. Target transaksi harian ini lebih besar dari target pada 2023 sebesar Rp 10,75 triliun.
Kondisi yang mendorong optimistis itu salah satunya jumlah emiten dan investor yang masih mencatatkan pertumbuhan. "Bursa optimis target RNTH 2024 akan tercapai," tegas Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal, Rabu (13/12/2023).
Keyakinan Verdi merujuk pada data bursa saat ini. Di mana data supply dan demand terus mengalami pertumbuhan yang mengesankan. Di sisi lain, meski ada sentimen pemilihan umum (pemilu), Verdi menilai investor sudah mulai terbiasa dengan fluktuasi pasar pada momentum tersebut.
"Kita punya base bagus dari sisi supply dan demand. Jumlah emiten dan investor sudah banyak sehingga kami optimis target RNTH 2024 tercapai. Juga kondisi makro, di mana Pemerintah targetkan pertumbuhan 5 persen, angka itu cukup besar dibandingkan beberapa negara lain," imbuh Verdi.
Hingga November 2023, nilai transaksi di bursa tercatat sebesar Rp 10,5 triliun, turun 28,3 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu senilai Rp 14,7 persen. Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan menyebutkan, salah satu penyebab kondisi tersebut lantaran transaksi oleh ritel juga mengalami penurunan.
"Di 2020-2022 (saat terjadi pandemi Covid-19), transaksi investor ritel lumayan mendominasi. Di 2023 sudah mulai berkurang sehingga sebabkan aktivitas transaksinya turun. Yang dulunya lebih banyak di rumah sekarang banyak aktivitas jalan-jalan, sehingga uangnya berpindah ke sektor riil," ujar Verdy dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal, Rabu, 13 Desember 2023.
Selain itu, kenaikan suku bunga turut memicu penurunan nilai transaksi. Verdi menuturkan, banyak investor ritel yang menempatkan uang mereka di perbankan atau pada obligasi pemerintah ORI.
Selain RNTH, BEI memiliki target penambahan jumlah investor baru pasar modal sebesar 2 juta investor pada 2024, lebih rendah dibandingkan pada 2023 yaitu 2,5 juta investor baru. Dari segi pencatatan efek, BEI memiliki target 230 pencatatn efek pada 2024 atau lebih tinggi dari target 2023 yang hanya 200 pencatatan efek.
Â
 Â
Advertisement
BEI Bidik 2 Juta Investor Baru hingga Transaksi Harian Tembus Rp 12,25 Triliun
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mematok sejumlah target untuk 2024. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan target tahun depan merupakan tindak lanjut dari apa yang telah dilakukan BEI tahun ini.
"Jadi tahun depan adalah tidak lanjut dari apa yang kami lakukan di tahun ini. Dengan tetap fokus pada tiga hal. Perlindungan investor, pendalaman pasar, lalu sinergi dan konektivitas regional," kata Iman dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI 2023, Jumat (29/12/2023).
Bursa menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) Rp 12,25 triliun. Lalu pencatatan efek ditargetkan mencapai 230 pencatatan efek, dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.
"Target 2024 RNTH kita adalah Rp 12,25 triliun. Sementara kalau kita lihat RKAP revisi kita Rp 10,75 triliun itu sama dengan RNTH per kemarin," ujar Iman.
Sebagai perbandingan, target RBTH tahun ini senilai Rp 10,75 triliun, yang sudah tercapai pada 28 Desember 2023. Kemudian tahun ini Bursa menargetkan 200Â pencatatan efek, sementara realisasinya mencapai 385 pencatatan efek. Tahun ini, Bursa menargetkan 2,5 juta investor baru, namun realisasinya hingga 28 Desember hanya 1,8 juta investor baru.
"Untuk angka investor, dengan perubahan pandemi menjadi endemi, investor terutama ritel, mereka tidak hanya transaksi saham," pungkas Iman.
Â
Â
Pemilu 2024, Bos BEI Optimistis Pasar Modal Bergairah
Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman optimis pasar modal akan tetap resilien pada perhelatan pemilihan umum (pemilu) tahun depan. Secara historis, Iman mencatat indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja solid pada momentum pemilu sebelumnya.
"IHSG secara historis sebenarnya di tahun-tahun politik, di saat pemilihan, justru IHSG kita menunjukan peningkatan... Menghadapi pemilu di Februari tahun depan, mudah-mudahan ini mulai terlihat di akhir di penutupan indeks kita meningkat," kata Iman dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI 2023, Jumat (29/12/2023).
Sebagai gambaran, pada 1999, IHSG tumbuh 70,06 persen dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar 157,11 persen. Pada pemilu selanjutnya yakni 2004, IHSG naik 44,56 persen dan 47,70 persen pada kapitalisasi pasar.
Pada 2009, IHSG naik 86,98 persen dan kapitalisasi pasar tumbuh 87,59 persen. Pada 2014, IHSG naik 22,29 persen dengan kapitalisasi pasar tumbuh 23,92 persen. Terakhir, pada 2019 lalu IHSG naik tipis 1,70 persen dengan kenaikan kapitalisasi pasar 3,44 persen.
Â
Â
Advertisement
Kinerja Pasar Modal
Kinerja pasar modal pada periode tersebut salah satunya ditopang kenaikan tingkat konsumsi yang didorong oleh pengeluaran partai politik maupun calon kandidat terpilih akan meningkat menjelang tahun politik. Kinerja beberapa sektor berpotensi tumbuh positif, seperti sektor barang konsumen, layanan komunikasi, keuangan, dan lain-lain.
"Pergerakan IHSG dari (pemilu) 1999 semuanya positif sampai dengan tahun 2019. Kalau kita bicara transaksi perdagangan semuanya net buy positif... Kita berharap di tahun politik ini akan ada peningkatan kinerja dari emiten yang tumbuh positif. Terutama di sektor konsumsi, komunikasi, dan sektor perbankan," imbuh Iman.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 28 Desember 2023 yang ditutup pada level 7.303,89 atau meningkat 6,62 persen dari penutupan perdagangan tahun 2022. rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat berada pada posisi Rp10,75 triliun, diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,8 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali. Kapitalisasi pasar mencapai angka Rp 11.762 triliun pada 28 Desember 2023.
Â