Sukses

Saham SMGA Melonjak 34,29% saat Perdagangan Perdana Hari Ini 30 Januari 2024

Saham SMGA dibuka naik Rp 36 ke posisi Rp 141 per saham dari harga perdana Rp 105 per saham pada perdagangan perdana di BEI.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan perdagangan nikel dan batu bara, PT Sumber Mineral Global Abadi (SMGA) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 30 Januari 2024. PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk menjadi perusahaan tercatat ke-9 pada 2024. 

Saham SMGA melonjak signifikan pada perdagangan perdana, Selasa, 30 Januari 2024. Mengutip data RTI, saham SMGA melesat 34,29 persen ke posisi Rp 141 per saham. Saham SMGA dibuka naik Rp 36 ke posisi Rp 141 per saham dari harga perdana Rp 105 per saham. Harga saham SMGA berada di level tertinggi Rp 141 dan terendah Rp 135 per saham.

Total frekuensi perdagangan saham SMGA 6.177 kali dengan volume perdagangan 949.717 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,3 miliar.

SMGA menawarkan sebanyak 1.750.000.000 lembar saham baru atau sebanyak 20 % dari seluruh total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp 20 per lembar saham. 

Saham baru tersebut ditawarkan dengan harga penawaran sebesar Rp 105 per lembar saham, sehingga jumlah keseluruhan dana IPO yang terkumpul sebesar Rp 183.750.000.000.

Selama masa penawaran umum yang berlangsung selama 3 hari, sejak 24 Januari 2024 hingga 26 Januari 2024, Perseroan telah memperoleh sambutan yang luar biasa dan positif dari investor Pasar Modal.

Selama masa Penawaran IPO SMGA ini telah terjadi oversubscribed sebanyak 23,52 kali dari total saham IPO SMGA atau oversubscribed sebanyak 156,77 kali dari porsi pooling.

Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana Saham yang diterima Perseroan, setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pengadaan nikel dan batubara sesuai kegiatan bisnis yang dijalankan Perseroan sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batubara dari supplier Perseroan. 

 

2 dari 4 halaman

Fokus Kegiatan Perdagangan Nikel dan Batu Bara

Direktur Utama Perseroan, Julius Edy Wibowo mengatakan Grup Perseroan telah berpengalaman lebih dari 15 tahun pada industri energi pada umumnya dan perdagangan komoditas hasil pertambangan pada khususnya sejak 2008. 

"Perseroan mencatatkan dan menawarkan sahamnya untuk bertransformasi serta melanjutkan pertumbuhannya, sehingga dapat meningkatkan revenue dan profitability dengan menciptakan pertumbuhan dan sinergi yang berkelanjutan serta memiliki tata kelola yang lebih baik dan profesional dalam menjalankan kegiatan usahanya,” kata Julius dalam siaran pers, Selasa (30/1/2024).

Julius juga menyampaikan selain fokus dalam pengembangan kegiatan perdagangan nikel dan batubara untuk pasar domestik Indonesia, Perseroan turut pula mengembangkan produksi batu gamping pada kuartal I 2024. 

“Sehubungan dengan tingginya permintaan batu gamping dan Perseroan melihat terdapat opportunity yang baik di wilayah Morowali Utara, dimana pada wilayah tersebut terdapat banyak smelter yang membutuhkan supply batu gamping,” jelas Julius.

Maka dari itu, perseroan memutuskan untuk mengakuisisi dan melakukan pengembangan atas tambang batu gamping pada wilayah tersebut untuk dapat di supply ke beberapa smelter terdekat.

3 dari 4 halaman

Jadi Pendatang Baru di BEI

Sebelumnya diberitakan, PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk mencatatkan saham perdana di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/1/2024).

PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk sebagai perusahaan tercatat ke-9 di BEI pada 2024 dengan memakai kode saham SMGA. Perseroan mencatatkan 8,75 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Jumlah saham yang dicatatkan itu terdiri dari saham pendiri sebesar 7 miliar saham dan penawaran umum kepada masyarakat atau initial public offering (IPO) sebesar 1,75 miliar saham. Perseroan menawarkan harga perdana Rp 105 per saham dan kantongi dana Rp 183,75 miliar dari IPO.

Seluruh dana IPO akan digunakan untuk modal kerja. Di antaranya dalam rangka pengadaan nikel dan batu bara sesuai kegiatan bisnis yang dijalankan perseroan sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batu bara dari supplier perseroan guna memenuhi kontrak pengadaan dengan pihak-pihak.

Sementara itu, sesuai dengan ketentuan eraturan Bursa No. I-A dan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00014/BEI/03-2022 tanggal 25 Maret 2022, jumlah Saham Free Float Perseroan per tanggal 30 Januari 2024 adalah sebanyak 1.750.000.000 atau 1,75 miliar saham atau 20 % dari seluruh saham tercatat Perseroan.

BEI menyebutkan, Tidak terdapat pihak yang mendapat saham baru 6 bulan sebelum Pernyataan Pendaftaran ke OJK yang dilarang untuk dialihkan sesuai Peraturan OJK No. 25/2017 tentang Pembatasan Atas Saham yang Diterbitkan sebelum penawaran umum.

Selain itu, berdasarkan surat pernyataan dari Welly Thomas sebagai pengendali Perseroan pada 13 Oktober 2023 menyatakan tidak akan melepaskan pengendalian atas Perseroan dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 12 bulan setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif.

4 dari 4 halaman

Bagian Kelompok Usaha SGER

Adapun Perseroan merupakan bagian dari kelompok usaha PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) yang merupakan perusahaan perdagangan batu bara di pasar ekspor dan domestik dengan sistem pemasok batu bara satu atap yang sistematis dari kegiatan perdagangan, pengangkutan, hingga pengiriman.

Perseroan memegang tiga IUP–OPK (Operasi Produksi Khusus) masing-masing atas nama perseroan sendiri untuk pengangkutan dan penjualan komoditas mineral logam, komoditas batu bara, dan komoditas mineral bukan logam. Saat ini perseroan memiliki 7 miliar lembar saham yang tercatat sebagai modal ditempatkan dan disetor penuh.

Mayoritas saham perseroan dimiliki oleh PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) dengan porsi 90 persen atau sebanyak 6,3 miliar lembar. Kemudian sebanyak 500 juta lembar atau setara 10 persen saham perseroan dimiliki Vivi Ramalyati Hutama. Setelah IPO, jumlah saham perseroan akan bertambah menjadi total 8,75 miliar lembar.

Sehingga kepemilikan PT Sumber Global Energy Tbk menjadi setara 72 persen dan Vivi Ramalyati Hutama 8 persen.  Sisanya, 20 persen merupakan kepemilikan publik yang ditawarkan lewat IPO.

Video Terkini