Liputan6.com, Jakarta - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) menerima fasilitas pinjaman senilai USD 300 juta atau sekitar Rp 4,73 triliun (kurs Rp 15.775 per USD).
Pinjaman itu berasal dari induk usaha dari PT Bank Danamon Tbk (BDMN), MUFG Bank Ltd. Perseroan merupakan perusahaan yang dimiliki secara tidak langsung oleh MUFG Bank, Ltd melalui kepemilikan saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebesar 92,07 persen saham pada Perseroan.
Baca Juga
Adapun Adira Dinamika Multi Finance telah melakukan transaksi penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi yang ditandatangani antara perseroan dengan MUFG pada 1 Februari 2024.
Advertisement
"Obyek transaksi merupakan Fasilitas Pinjaman Sindikasi dengan nilai maksimal USD 300 juta atau apabila dalam mata uang Rupiah dengan memperhatikan nilai tukar USD terhadap Rupiah pada 1 Februari 2024 di mana 1 USD sama dengan Rp 15.775,00, maka setara Rp 4,73 triliun," Head of Corporate Secretary Regulatory Adira Finance, Andreas Kurniawan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (2/2/2024).
Obyek transaksi lainnya yakni yang juga perlu dibayarkan Adira Finance, antara lain Biaya Agen Fasilitas sebesar USD 20.000 atau Rp 315,5 juta per tahun selama jangka waktu fasilitas selama 3 tahun.
Serta, biaya bank lainnya sebesar USD 367.500 atau Rp 5,79 miliar. Nilai transaksi melebihi 20 persen dari ekuitas Adira namun tidak melebihi 50 persen dari ekuitas sehingga termasuk sebagai transaksi material yang wajib memenuhi POJK 17/2020. Jumlah ekuitas perseroan berjumlah Rp Rp 10.03 triliun dalam laporan keuangan tahunan auditan tahun buku 2022.
Transaksi dilakukan dalam rangka untuk mendukung pertumbuhan aset perseroan seiring dengan pertumbuhan pembiayaan otomotif dan non-otomotif. Sehingga diharapkan perseroan dapat menambah jumlah konsumen memperkuat pangsa pasar perseroan dalam kegiatan pembiayaan.
Adira Finance Incar Pertumbuhan Pembiayaan 15% pada 2024
Sebelumnya diberitakan, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance mengincar pertumbuhan pembiayaan baru hingga 15% pada 2024.
Direktur Penjualan, Pelayanan dan Distribusi Adira Finance Niko Kurniawan menjelaskan, berdasarkan proyeksi Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance diproyeksikan tumbuh sebesar 12-13%. Alhasil, Adira Finance menargetkan pertumbuhan pembiayaan baru dapat tumbuh sekitar 13%-15% pada tahun ini.
"Adira Finance menargetkan pertumbuhan pembiayaan baru dapat tumbuh sekitar 13%-15% pada tahun 2024,” ujar Niko dalam keterangan resminya, Selasa (23/1/2024).
Dalam rangka mencapai target tersebut, Adira Finance menerapkan beberapa strategi, termasuk pembiayaan investasi. Adapun strategi yang diterapkan perusahaan adalah dengan memperkuat dan meraih pangsa pasar di bisnis otomotif melalui diversifikasi produk dan menyediakan berbagai program penjualan yang menarik bagi pelanggan.
Kemudian, memperluas jaringan ke bisnis non otomotif dengan terus melakukan diversifikasi produk yang ditawarkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis seperti seperti produk multiguna, durables, dan lainnya. Selain itu, terus mengembangkan digitalisasi di dalam perusahaan dan ekosistem digital Adira seperti melakukan proses otomatisasi dan berinvestasi dalam bisnis digital (adiraku, momobil.id, momotor.id, dicicilaja.com dan lain- lain).
Adira Finance juga berkomitmen untuk menjaga likuiditas yang cukup untuk mendanai kebutuhan bisnis dan memenuhi seluruh kewajiban keuangannya. Melanjutkan fokus terhadap customer centric dengan meningkatkan pelayanan, menawarkan produk yang beragam dan memberikan program customer loyalty.
Advertisement
Pembiayaan Tembus Rp 41,6 Triliun pada 2023
Asal tahu saja, Adira Finance berhasil menutup 2023 dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 31% secara tahunan mencapai Rp41,6 triliun. Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam mengelola portofolio pembiayaan, tetapi juga strategi inovasi yang berfokus kepada pelanggan.
"Kami berterima kasih terutama kepada pelanggan dan mitra usaha Adira Finance sehingga perusahaan dapat membukukan pembiayaan baru sebesar Rp41,6 triliun di tahun 2023," kata Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila.
Ia menambahkan, pihaknya akan berupaya lebih baik lagi di tahun ini dan selanjutnya agar dapat menghadirkan layanan dan produk yang berfokus kepada pelanggan, mendukung pertumbuhan mitra dealer serta ekosistem otomotif guna memberikan kontribusi ke perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Adira Finance Beberkan Perkembangan Akuisisi Mandala Multifinance
Sebelumnya diberitakan, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance memberikan respons soal perkembangan akuisisi PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN).
Presiden Direktur Adira Finance Dewa Made Susila menuturkan, akuisisi Mandala Multifinance masih dalam proses. Ini mengingat, proses akuisisi tersebut membutuhkan izin dari regulator, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Belum (rampung), masih dalam proses. (Kapannya) itu tergantung persetujuan OJK, sudah diajukan,” kata Made saat ditemui di acara Adira Festival, Sabtu (18/11/2023).
Ia melanjutkan, pihaknya hanya melakukan akuisisi 10 persen atau 267 juta saham MFIN dan sebagian besar sisanya dilakukan oleh MUFG.
Dalam beberapa waktu sebelumnya, ia mengungkapkan akuisisi Mandala Multifinance diproyeksikan rampung pada 2024.
Terkait akuisisi tersebut, Adira mengaku telah meneken conditional sale agreement alias perjanjian jual beli bersyarat.
Adapun syarat dalam melakukan perjanjian tersebut, yakni mendapatkan persetujuan OJK. Alhasil, akuisisi tersebut diprediksi baru bisa direalisasikan pada awal tahun depan.
Meski demikian, ia belum bisa menjabarkan lebih lanjut mengenai langkah yang akan ditempuh usai melakukan akuisisi MFIN.
"Kalau sesuai schedule itu, ya tahun depan baru kami bisa membangun arahnya ya, ke depan, tapi apapun yang terjadi, kami di grup yang diprioritaskan adalah bagaimana bersinergi di atas entitas dari grup MUFG," kata dia.
Dengan demikian, Adira Finance berkomitmen untuk terus melakukan kolaborasi. Ini mengingat segala sesuatu hal jika dikerjakan sendiri akan lebih berat dibandingkan dengan kolaborasi.
Advertisement