Sukses

Saham Apple Lesu Usai Penjualan iPhone Bakal Turun

Pada Jumat, 2 Februari 2024, saham Apple ditutup turun 0,54 persen ke posisi USD USD 185,85. Hal ini setelah perseroan beri sinyal penurunan penjualan iPhone.

Liputan6.com, Jakarta - Apple melaporkan kinerja laba tahun fiskal kuartal pertama pada Kamis, 1 Februari 2024. Laporan keuangan Apple mengalahkan perkiraan pendapatan dan laba, tetapi menunjukkan penurunan penjualan 13 persen di China, salah satu pasar terpentingnya.

Pada Jumat, 2 Februari 2024, saham Apple ditutup turun 0,54 persen ke posisi USD USD 185,85. Setelah perdagangan, saham Apple tergelincir 0,34 persen. Saham Apple melemah setelah merinci prospek kuartal saat ini yang menunjukkan penurunan di penjualan iPhone.

Berikut kinerja keuangan Apple dibandingkan prediksi dari LSEG hingga 30 Desember:

-Laba bersih per saham : USD 2,18 vs USD 2,10 (prediksi)

-Pendapatan: USD 119,58 miliar vs USD 117,91 miliar (prediksi)

-Pendapatan iPhone: USD 69,70 miliar vs USD 67,82 miliar (prediksi)

-Pendapatan Mac: USD 7,78 miliar vs USD 7,73 miliar (prediksi)

-Pendapatan iPad: USD 7,02 miliar vs USD 7,33 miliar (prediksi)

-Pendapatan produk lainnya: USD 11,95 miliar vs USD 11,56 miliar (prediksi)

-Pendapatan jasa: USD 23,12 miliar vs USD 23,35 miliar (prediksi)

-Margin kotor: 45,9 persen vs 45,3 persen (prediksi)

Apple tidak memberikan panduan untuk kuartal saat ini yang berakhir pada Maret. CFO Apple Luca Maestri menuturkan, Apple prediksi penjualan iPhone hingga Maret akan serupa dengan pendapatan tahun lalu sebesar USD 51,33 miliar. Hal ini setelah mencatat penjualan USD 5 miliar yang didorong kinerja lebih baik dari tahun lalu karena pasokan pulih dari penutupan akibat COVID-19 dan memenuhi permintaan.

Maestri menuturkan, total pendapatan perusahaan akan sama dengan USD 94,84 miliar tahun lalu setelah penjualan iPhone USD5 miliar. Ia menuturkan, produk jasa akan tumbuh sama seperti kuartal yang berakhir Desember sebesar 11 persen.

2 dari 4 halaman

Pertumbuhan Penjualan

Apple melaporkan pertumbuhan penjualan 2 persen hingga kuartal yang berakhir Desember, memecahkan rekor penurunan pendapatan tahunan selama empat kuartal berturut-turut. Margin kotor Apple terus meningkat, hampir menembus 46 persen pada kuartal yang berakhir Desember.

Apple melaporkan laba bersih sebesar USD 33,92 miliar selama kuartal tersebut, naik 13 persen dari periode sama tahun lalu.

Kepada CNBC, CEO Apple Tim Cook menuturkan, sejumlah tingkat pertumbuhan perusahaan karena sebenarnya mewakili percepatan besar dari kuartal terakhir. Hal ini karena kuartal Desember tahun ini memiliki satu minggu lebih sedikit dibandingkan kuartal fiskal pertama tahun lalu karena kalender perusahaan Apple.

“Penting untuk diingat bahwa tahun lalu,kami memiliki 14 minggu dalam kuartal ini. Tahun ini kami punya 13,” ujar Cook.

Penjualan iPhone berada di bawah ekspektasi Street yang direvisi dan tumbuh hampir 6% menjadi USD 69,70 miliar, sebuah pertanda positif untuk model iPhone 15 yang dirilis pada September. Ini adalah kuartal penuh pertama Apple dengan pendapatan iPhone 15.

 

Bisnis jasa Apple yang menguntungkan naik 11% selama kuartal tersebut menjadi USD 23,11 miliar dalam pendapatan, tetapi masih sedikit di bawah perkiraan. Investor mengamati dengan cermat pertumbuhan bisnis layanan Apple, yang mencakup langganan seperti Apple Music, jaminan, pendapatan lisensi pencarian, dan pembayaran dari Apple Pay dan iklan Apple.

 

3 dari 4 halaman

Penjualan di China Turun 13%

Apple mengatakan memiliki 2,2 miliar perangkat aktif yang digunakan, sebuah metrik yang menurut banyak analis menginformasikan bagaimana mereka memperkirakan pertumbuhan layanan Apple. Jumlah tersebut naik dari 2 miliar perangkat aktif pada waktu yang sama tahun lalu.

Cook mengaitkan pertumbuhan layanan dengan produk termasuk periklanan, layanan cloud, pembayaran, dan App Store perusahaan. Dia mengatakan, Apple memiliki lebih dari 1 miliar langganan berbayar, termasuk langganan aplikasi melalui App Store.

Apple menunjukkan pertumbuhan penjualan di semua wilayah kecuali China, yang turun hampir 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang berpotensi memicu kekhawatiran akan berkurangnya permintaan Apple di pasar terbesar ketiganya. Perusahaan ini menghadapi persaingan yang semakin ketat dari perusahaan lokal seperti Huawei. China mencakup daratan selain Hong Kong dan Taiwan.

Apple juga realisasikan hampir USD 27 miliar untuk dividen dan pembelian kembali (buyback) saham selama kuartal tersebut.

4 dari 4 halaman

Tawarkan Diskon di China

Sebelumnya diberitakan, Apple menawarkan diskon untuk berbagai produknya di China, termasuk iPhone terbaru. Hal ini seiring meningkatnya persaingan dan kekhawatiran akan berkurangnya permintaan terhadap ponsel pintarnya.

Dikutip dari CNBC, Senin (15/1/2024), Apple menawarkan diskon 500 yuan atau USD 70, termasuk iPhone pro max yang termahal. Diskon itu sekitar Rp 1,08 juta (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.557). Diskon itu ditawarkan antara 18 Januari dan 21 Januari 2024.

Ada juga diskon yang tersedia untuk model Mac dan iPad tertentu. Penawaran itu datang menjelang Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari 2024.

Meski peritel pihak ketiga di China terkadang menawarkan diskon untuk iPhone selama periode liburan, sangat jarang Apple melakukan hal itu di saluran ritelnya.

Pada catatan 7 Januari 2024, analis di Jefferies prediksi Apple alami penurunan penjualan iPhone sebesar 30 persen YoY pada pekan pertama bulan ini.

Jeffries mengatakan, Apple mengalami penurunan penjualan iPhone sebesar 3 persen YoY di China pada 2023.

Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya persaingan dari pemain lokal seperti Xiaomi dan Huawei, yang menawarkan produk-produk kelas atas yang kompetitif.

Pada 2023, Huawei meluncurkan ponsel pintar yang dilengkapi chip kelas atas meskipun ada sanksi AS yang dirancang untuk menghentikan raksasa teknologi China tersebut mendapatkan teknologi tersebut.

Media pemerintah memujinya sebagai terobosan teknologi. Perangkat tersebut telah membantu Huawei meningkatkan penjualannya dan kembali hadir di pasar ponsel pintar di Tiongkok setelah bisnis ponselnya terpukul keras oleh pembatasan yang diberlakukan AS. Jefferies mengaitkan penurunan iPhone Apple tahun lalu sebagian karena perangkat Huawei.

 

 

Video Terkini