Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Senin (5/2/2024). IHSG merosot di tengah aksi jual saham oleh investor asing dan rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023.
Dikutip dari data RTI, IHSG merosot 0,55 persen ke posisi 7.198,61. Indeks LQ45 turun 0,93 persen ke posisi 975,49. Hampir sebagian besar indeks saham acuan merosot.
Baca Juga
Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.254,08 dan level terendah 7.186,17. Sebanyak 335 saham tertekan sehingga bebani IHSG. 200 saham menguat dan 231 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 1.143.734 kali dengan volume perdagangan 33,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,5 triliun. Di pasar negosiasi, transaksi saham GOTO mencapai Rp 1,3 triliun dan saham ITMA tercatat Rp 1 triliun.
Sementara itu, investor asing menjual saham sebanyak Rp 493,39 miliar. Pada 2024, investor asing beli saham Rp 10,18 triliun.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham transportasi menguat 0,17 persen. Sementara itu, sektor saham energi turun 0,24 persen, sektor saham basic tergelincir 1,85 persen, sektor saham industri susut 1,07 persen.
Selain itu, sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,21 persen, sektor saham siklikal merosot 0,60 persen, sektor saham kesehatan tergelincir 0,54 persen. Selanjutnya, sektor saham keuangan terpangkas 0,19 persen, sektor saham properti melemah 0,07 persen, sektor saham teknologi terbenam 0,62 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,51 persen.
Dalam laporan tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Bursa Asia didominasi pelemahan setelah ada berbagai sentimen positif dan negatif. “Tampaknya pasar cenderung memperhatikan sentimen negatif,” sebut tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas demikian dikutip dari Antara.
Sentimen Lain yang Bayangi IHSG
Dari mancanegara, International Monetary Fund (IMF) prediksi ekonomi China dapat melambat menjadi 3,5 persen pada 2028, dan diperparah dengan Amerika Serikat (AS) yang memperingatkan lebih dari 12 perusahaan asal China yang dituduh bekerja sama dengan militer China, yang dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pertukaran teknologi antara AS dan China.
Selanjutnya konflik Timur Tengah semakin memanas setelah AS mengatakan bahwa mereka akan melakukan tindakan militer lebih lanjut terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran, sehingga meningkatkan ketegangan di daerah tersebut yang dikhawatirkan semakin memperparah rantai pasok global.
Sedangkan sentimen positif datang dari AS yang pada Jumat, 2 Februari 2024 melaporkan data lapangan kerja, di mana unemployment rate stabil di level 3,7 persen year on year (yoy), sehingga kemungkinan pemangkasan tingkat suku bunga pada tahun ini semakin besar.
Dari dalam negeri Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2023 tercatat sebesar 5,05 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan 2022 yang sebesar 5,31 persen (yoy), atau masih sesuai target pemerintah yang sebesar 5 persen (yoy).
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham CINT meroket 34,69 persen
- Saham POLU meroket 25 persen
- Saham EDGE meroket 24,79 persen
- Saham SURI meroket 24,32 persen
- Saham PTPS meroket 18,03 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham SBAT merosot 33,33 persen
- Saham INRU merosot 24,66 persen
- Saham DEAL merosot 16,67 persen
- Saham FOOD merosot 14,81 persen
- Saham DSSA merosot 12,91 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BMRI senilai Rp 1 triliun
- Saham BBRI senilai Rp 657,9 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 556,1 miliar
- Saham ASII senilai Rp 463,9 miliar
- Saham GOTO senilai Rp 308 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham LMAX tercatat 148.228 kali
- Saham ACRO tercatat 33.795 kali
- Saham KRYA tercatat 29.230 kali
- Saham GOTO tercatat 27.720 kali
- Saham SMLE tercatat 27.324 kali
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham China membalikkan kerugian pada Senin, 5 Februari 2024. Bursa saham China bangkit dari posisi terendah dalam lima tahun.
Sementara itu, sebagian besar bursa saham Asia melemah pada awal pekan ini. Hal itu seiring di tengah kekhawatiran suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menuturkan, bank sentral akan mengambil langkah penurunan suku bunga yang jauh lebih lambat dibandingkan harapan pasar.
Secara terpisah, keputusan bank sentral China yang diumumkan dua pekan lalu memangkas persyaratan rasio cadangan bagi bank sebesar 50 basis poin mulai berlaku pada Senin, 5 Februari 2024.
Indeks Hang Seng Hong Kong mendatar. Indeks CSI 300 di China naik 0,65 persen menjadi 3.200,42, dan membalikkan penurunan dari hari sebelumnya. Survei Caixin mengenai aktivitas sektor jasa di China menunjukkan ekspansi lebih lemah pada Januari dibandingkan Desember.
Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,73 persen dan terseret oleh koreksi saham Samsung. Indeks Kosdaq melemah 0,79 persen.
Indeks ASX 200 di Australia merosot 0,95 persen ke posisi 7.625,9, dan tergelincir dari rekor tertinggi sepanjang masa pada Jumat pekan ini. Pasar juga menanti keputusan suku bunga dari Reserve Bank of Australia pada Selasa pekan ini.
Sementara itu, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,54 persen ke posisi 36.354,16. Indeks Topix bertambah 0,67 persen ke posisi 2.556,71
Adapun perdagangan saham di China, Taiwan, Korea Selatan, Singapura dan Hong Kong akan lebih pendek menjelang Tahun Baru Imlek.
Advertisement