Sukses

BRI Danareksa Sekuritas Bidik Dana Kelolaan Reksa Dana Tumbuh 50% pada 2024

Direktur Retail & Information Technology BRIDS Fifi Virgantria mengungkapkan, perusahaan berkomitmen untuk senantiasa menjawab kebutuhan investor reksa dana.

Liputan6.com, Jakarta - BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) layanan reksa dana perusahaan tumbuh hingga 50 persen pada 2024. Dana kelolaan reksa dana itu setara kenaikan Rp 100 miliar dibandingkan 2023 yang tercatat Rp 200 miliar, menjadi Rp 300 miliar pada akhir 2024.

Direktur Retail & Information Technology BRIDS Fifi Virgantria mengungkapkan, perusahaan berkomitmen untuk senantiasa menjawab kebutuhan investor reksa dana yang didominasi oleh investor milenial dan Gen Z melalui aplikasi BRIGHTS untuk dapat investasi instrumen reksa dana dengan mudah, nyaman, didukung dengan fitur yang lengkap.

Salah satunya dengan fitur 'Nabung Reksa Dana', yang merupakan fitur pembelian reksa dana yang terotomatisasi secara rutin setiap bulan sesuai kebutuhan nasabah untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

"Dengan beragam produk reksa dana yang ditawarkan, BRIGHTS hadir sebagai platform digital yang dapat memenuhi kebutuhan investasi masyarakat. Pada tahun 2024, kami juga akan meluncurkan fitur unggulan dan canggih yang akan memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi investor dalam mengoptimalkan aset mereka,” ujar Fifi dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (11/2/2024).

Senada dengan Fifi, Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo menambahkan, layanan tersebut, didukung dengan rencana kerja sama dengan 20 Manajemen Investasi (MI) pada tahun ini, serta potensi dari sinergi dengan perusahaan di ekosistem BRI Group, dapat berkontribusi signifikan terhadap kinerja bisnis perantara perdagangan efek Perusahaan, terutama dari sisi reksa dana.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Kontribusi terhadap Pertumbuhan Nasabah

"Tahun ini, kami menargetkan pertumbuhan AUM reksa dana naik 50 persen dibandingkan tahun 2023 pada akhir tahun, serta dapat berkontribusi sebesar 30 persen dari total pertumbuhan jumlah nasabah perusahaan pada 2024”, imbuh Laksono.

Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Desember 2023, Ppertumbuhan investor reksa dana di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan sejak 2020, dengan pertumbuhan sebesar 18,87 persen.

Secara demografis, mayoritas investor individu adalah laki-laki dengan porsi 62,33 persen dan total aset mencapai Rp 1.150,28 triliun, sedangkan porsi investor perempuan sebesar 37,67 persen dengan total aset Rp 240,22 triliun. Adapun secara usia, investor di bawah 30 tahun mendominasi porsi sebesar 56,43 persen, dengan total aset mencapai Rp 35,09 triliun.

3 dari 4 halaman

BRI Danareksa Sekuritas Bakal Bawa 5 Perusahaan IPO pada 2024

Sebelumnya diberitakan, PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menargetkan paling tidak lima perusahaan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024. Salah satunya adalah produsen sepeda dan motor listrik United Bike.

Managing Director BRI Danareksa Sekuritas Kevin Praharyawan menuturkan, pihaknya menargetkan bisa memboyong lima perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Salah satu perusahaan yang hendak IPO adalah PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD). Rencananya, pencatatan saham Terang Dunia Internusa dilakukan pada 7 Februari 2024.

Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas bakal mengantarkan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, sumber daya alam (natural resources), hingga teknologi.

Sayangnya, Kevin belum bisa menjelaskan lebih rinci mengenai perusahaan yang akan menggalang dana di pasar modal Indonesia pada 2024. Namun, yang pasti BRI Danareksa Sekuritas berkomitmen untuk membawa IPO berkualitas ke BEI.

"Ya kita memang paling tidak ada mungkin sekitar lima (perusahaan untuk IPO)," ujar Kevin saat ditemui di Jakarta, ditulis Minggu (14/1/2024).

Dia bilang, penggalangan dana di pasar modal melalui skema IPO bakal bergairah pada 2024. Ini mengingat, terdapat sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi kondisi pasar modal pada tahun ini.

Misalnya, pemilihan umum (pemilu) yang diperkirakan bakal berjalan lancar, suku bunga juga diprediksi bakal turun pada semester II 2024, PDB Indonesia pun diproyeksikan di atas 5%. "Itu akan jadi sentimen positif terhadap tren pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depannya," imbuhnya. 

 

 

 

4 dari 4 halaman

BEI Incar 62 IPO pada 2024

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).

Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor energy

• 0 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 5 Perusahaan dari sektor industrials

• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 5 Perusahaan dari sektor technology

• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.

Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.