Sukses

IHSG Tersungkur, Investor Asing Beli Saham Rp 842 Miliar

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) keluar dari posisi 7.300. IHSG terpangkas 0,53 persen ke posisi 7.296,70 pada perdagangan Senin, 19 Februari 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Senin (19/2/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah aksi beli saham oleh investor asing dan mayoritas sektor saham tertekan.

Dikutip dari data RTI, IHSG terpangkas 0,53 persen ke posisi 7.296,70. Indeks LQ45 susut 0,83 persen ke posisi 998,28. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.339,75 dan terendah 7.277,53. Sebanyak 336 saham memerah sehingga menekan IHSG. 198 saham menguat dan 242 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.190.064 kali dengan volume perdagangan 17 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10 triliun. Investor asing beli saham Rp 842,11 miliar pada awal pekan ini. Aksi beli saham oleh investor asing mendorong total aksi beli mencapai Rp 20,89 triliun pada 2024.

Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.615. Mayoritas sektor saham (IDX-IC) melemah kecuali sektor saham energi naik 0,43 persen dan sektor saham teknologi bertambah 0,61 persen.

Sementara itu, sektor saham basic turun 1,49 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham industri susut 0,89 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 0,38 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal terpangkas 1,39 persen, sektor saham kesehatan turun tipis 0,01 persen, sektor saham keuangan melemah 0,64 persen, dan sektor saham properti merosot 0,29 persen. Sektor saham infrastruktur melemah 0,69 persen dan sektor saham transportasi tergelincir 0,46 persen.

2 dari 4 halaman

Sentimen yang Pengaruhi IHSG

Mengutip Antara, dalam tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan indeks saham di Asia ditutup beragam dengan kecenderungan melemah dengan MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang melemah 0,1 persen setelah melonjak 2 persen pekan lalu. Hal ini seiring memudarnya peluang penurunan suku bunga di tingkat global.

Data Producer Price Index (PPI) Amerika Serikat (AS) memperlihatkan bahwa inflasi di level produsen naik 0,3 persen month to month (mtm) pada Januari 2023, atau tertinggi dalam lima bulan, setelah turun minus 0,1 persen (mtm) pada Desember 2023. Inflasi inti (core PPI) naik 0,5 persen, atau tercepat sejak Juli 2023, menyusul penurunan minus 0,1 persen pada bulan sebelumnya, dimana secara tahunan core PPI naik 2 persen, atau lebih cepat dari kenaikan 1,7 persen pada bulan sebelumnya.

Data PPI ini keluar hanya beberapa hari setelah rilis data CPI yang memperlihatkan inflasi di tingkat konsumen tetap tinggi meskipun bank sentral AS The Fed mempunyai ekspektasi tren penurunan inflasi (CPI) akan terus berlanjut.

CPI AS naik 3,1 persen year on year (yoy) pada Januari 2024, atau melambat dari kenaikan 3,4 persen (yoy) pada bulan sebelumnya namun masih jauh di atas target inflasi 2 persen yang dikejar oleh Federal Reserve. Inflasi inti (Core CPI) naik 3,9 persen (yoy), atau sama dengan laju kenaikan pada Desember 2023.

3 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham BBSS melonjak 28,21 persen
  • Saham ALII melonjak 22,57 persen
  • Saham UNTD melonjak 21,43 persen
  • Saham CUAN melonjak 19,25 persen
  • Saham MIRA melonjak 16,67 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham HADE merosot 25 persen
  • Saham HUMI merosot 19,77 persen
  • Saham PADI merosot 12,50 persen
  • Saham MTPS merosot 12,50 persen
  • Saham NINE merosot 11,11 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 682,2 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 602,6 miliar
  • Saham BBCA senilai Rp 529,3 miliar
  • Saham ASII senilai Rp 458,9 miliar
  • Saham BBNI senilai Rp 403,8 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham LMAX tercatat 64.197 kali
  • Saham DOOH tercatat 35.775 kali
  • Saham HUMI tercatat 32.851 kali
  • Saham ALII tercatat 26.058 kali
  • Saham UDNG tercatat 25.820 kali
4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham di China naik pada perdagangan Senin, 19 Februari 2024 seiring pelaku pasar kembali dari libur panjang dan melihat data perjalanan yang menunjukkan optimisme.

Sementara itu, bursa saham Hong Kong melemah. Indeks CSI 300 naik 0,5 persen usai libur Tahun Baru Imlek. Kenaikan indeks saham itu seiring belanja konsumen melonjak lebih tinggi dibandingkan sebelum COVID-19, menurut data resmi. Saham pariwisata menguat 1,2 persen. Dikutip dari CNBC, Senin pekan ini.

Di sisi lain, bank sentral China mempertahankan suku bunga seperti yang diharapkan. Pasar kembali menilai kapan the Federal Reserve (the Fed) mungkin mulai melonggarkan kebijakan moneter pada 2024.

Bank sentral China mengatakan, pihaknya mempertahankan suku bunga 2,5 persen untuk fasilitas pinjaman jangka menengah satu tahun senilai 500 miliar yuan.

Di sisi lain, Kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menuturkan, Amerika Serikat harus mencabut pembatasan terhadap perusahaan dan individu warga China dan upaya memisahkan diri dari Beijing hanya akan merugikan Washington.

Indeks Hang Seng turun 1 persen, sedangkan indeks Hang Seng teknologi merosot 2,7 persen. Indeks Nikkei 225 susut 0,07 persen dan indeks Topix bertambah 0,5 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,3 persen dan indeks Kosdaq mendatar.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,1 persen ke posisi 7.665,10.

 

 

Video Terkini