Sukses

Indo Tambangraya Megah Cetak Laba USD 500 Juta, Susut 58% pada 2023

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (IMTG) mencatat pendapatan turun 34,70 persen dan laba melemah 58,30 persen pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (IMTG) mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang 2023.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI),PT Indo Tambangraya Megah Tbk mencatat pendapatan bersih turun 34,70 persen menjadi USD 2,37 miliar pada 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, Perseroan meraup pendapatan USD 3,63 miliar.

Beban pokok pendapatan susut 6,31 persen menjadi USD 1,63 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,74 miliar. Dengan demikian, laba kotor terpangkas 60,80 persen menjadi USD 742,54 juta pada 2023. Pada 2022, Perseroan meraih laba kotor USD 1,89 miliar.

Perseroan catat beban penjualan turun menjadi USD 94,79 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 169,76 juta. Beban umum dan administrasi naik tipis menjadi USD 42,28 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 41,91 juta.

Beban keuangan susut menjadi USD 2,91 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 3,35 juta. Perseroan mencatat penghasilan keuangan naik menjadi USD 34,54 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 8,86 juta.

Seiring hal itu, PT Indo Tambangraya Megah Tbk mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 58,3 persen menjadi USD 500,3 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,2 miliar.

Perseroan mencatat laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dasar dan dilusi sebesar USD 0,44 pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,07.

Perseroan mencatat ekuitas turun menjadi USD 1,78 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,95 miliar. Total liabilitas merosot menjadi USD 399,30 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 689,89 juta.

Perseroan mencatat aset susut menjadi USD 2,18 miliar pada 2023 dari posisi 2022 sebesar USD 2,64 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 851,14 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,43 miliar.

2 dari 4 halaman

Indo Tambangraya Megah Tebar Dividen Interim Rp 2.660 per Lembar, Catat Jadwalnya

Sebelumnya diberitakan, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan membagikan dividen interim untuk periode tahun buku 2023. Dividen interim yang akan dibagikan yakni senilai USD 199,27 juta atau Rp 2.660 per saham.

Rencana tersebut merujuk pada keputusan Direksi yang telah disetujui Dewan Komisaris. Dividen interim akan dibagikan kepada pemegang satu saham perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) atau recording date pada 13 September 2023 dan atau pemilik saham perseroan pada sub rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada 13 September 2023.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/9/2023), rencana pembagian dividen interim perseroan merujuk pada data keuangan per 30 Juni 2023.

Pada periode tersebut, Indo Tambangraya Megah membukukan laba USD 306,94 juta atau turun 33,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 460,82 juta. Penurunan laba itu sejalan dengan penurunan dari sisi pendapatan sebesar 8,6 persen menjadi USD 1,29 miliar dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,42 miliar.

Pada paruh pertama tahun ini, Indo Tambangraya Megahmembukukan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 1,33 miliar. Sementara total ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar USD 1,8 miliar.

Berikut jadwal lengkap pembagian dividen interim PT Indo Tambangraya Megah Tbk:

  • Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 11 September 2023
  • Tanggal Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 12 September 2023
  • Tanggal Cum Dividen di Pasar Tunai: 13 September 2023
  • Tanggal Ex Dividen di Pasar Tunai: 14 September 2023
  • Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 13 September 2023 pukul 16.00 WIB
  • Tanggal Pembayaran Dividen: 22 September 2023
3 dari 4 halaman

Belanja Modal pada 2023

Sebelumnya diberitakan, emiten batu bara, PT Indo Tambangraya Megah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD 84,3 juta atau setara dengan Rp 1,25 triliun (asumsi kurs Rp 14.879 per dolar AS) pada 2023. Ini mengingat, Indo Tambangraya Megahakan melakukan ekspansi. 

"Kami menyiapkan capex sekitar USD 80 juta untuk tahun ini, angka tersebut belum termasuk untuk akuisisi," kata Direktur Komunikasi Korporat dan Hubungan Investor Yulius Kurniawan Gozali kepada awak media, Rabu (17/5/2023).

Dia bilang, belanja modal tersebut akan digunakan untuk mengembangkan anak usahanya, yakni Indominco, Trubaindo, Bharinto, dan Jorong.  

Adapun, rincian belanja modal untuk pengembangan batu bara tersebut, yakni sekitar USD 11,7 juta untuk Indominco, USD 11,9 juta untuk Trubaindi, USD 14,7 juta untuk Bharinto, USD 1,6 juta untuk Jorong. 

Kemudian, sekitar USD 18,7 juta akan dialokasikan untuk anak usahanya, PT Tambang Raya Usaha Tama (TRUST) yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan.

Selain itu, Indo Tambangraya Megah menyiapkan sekitar USD 18 juta untuk Greenfield project, sekitar USD 5,9 juta untuk renewable dan sisanya USD 1,8 juta untuk kebutuhan lainnya. 

4 dari 4 halaman

Target Produksi Batu Bara pada 2023

Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menargetkan produksi batu bara mencapai 17 juta ton pada tahun ini. Target itu lebih tinggi dari realisasi produksi batu bara tahun lalu sebesar 16,6 juta ton.

"Untuk tahun 2023, perusahaan menargetkan volume produksi antara 16,6-17,0 juta ton dengan volume penjualan sebesar 21,5-22,2 juta ton," ungkap Direktur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Mulianto dalam keterangan resmi, Rabu (1/3/2023).

Dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 20 persen harga jualnya telah ditetapkan dan 45 persen mengacu pada indeks harga batubara. Sedangkan sisa 35 persen belum terjual.

Sepanjang 2022, perusahaan memproduksi batu bara sebanyak 16,6 juta ton di tengah curah hujan yang tinggi. Sementara itu, volume penjualan tercapai sebanyak 18,9 juta ton, yang dipasarkan ke Tiongkok 5,9 juta ton, Indonesia 4,2 juta ton, Jepang 2,9 juta ton, Filipina 1,5 juta ton, India 1,1 juta ton, negara-negara lain di Asia Pasifik, dan Eropa.

Pada periode tersebut, perusahaan mencatat penguatan perolehan rata-rata harga jual batu bara sebesar USD 192 per ton, naik 86 persen dari USD 103 per ton pada tahun sebelumnya. Kenaikan yang signifikan ini memungkinkan Perusahaan untuk membukukan penjualan bersih sebesar USD 3,6 miliar atau 75 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Marjin laba kotor naik dari 44 persen menjadi 52 persen pada tahun ini di tengah kenaikan harga bahan bakar global, kenaikan royalti, dan berbagai ketidakpastian serta tantangan sepanjang 2022.

"Seiring dengan kenaikan perolehan rata-rata harga batu bara, Perusahaan mencatat penguatan arus kas dengan EBITDA mencapai USD 1,8 miliar selama tahun 2022, naik 101 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih naik 152 persen dari USD 475 juta pada 2021 menjadi USD 1,2 miliar pada 2022,” beber Mulianto.