Liputan6.com, Jakarta - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan mengalami penurunan baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (23/2/2024), Astra Agro Lestari membukukan pendapatan bersih Rp 20,75 triliun pada 2023. Pendapatan itu turun 4,96 persen dibandingkan pendapatan pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 21,83 triliun.
Baca Juga
Seiring dengan turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan pada 2023 turun menjadi Rp 17,97 triliun dari Rp 18 triliun pada 2022. Meski berhasil menekan beban pokok pendapatan, laba bruto perseroan pada 2023 turun 27,50 persen menjadi Rp 2,77 triliun dari Rp 3,82 triliun pada 2022.
Advertisement
Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban umum dan administrasi sebesar Rp 908,37 miliar, beban penjualan Rp 611,4 miliar, beban pendanaan Rp 268,26 miliar, dan kerugian selisih kurs Rp 17,58 miliar.
Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan penghasilan bunga sebesar Rp 92,84 miliar, bagian atas hasil bersih ventura bersama RP 19,84 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp 420,88 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,06 triliun. Laba ini turun 38,85 persen dibandingkan laba pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,73 triliun.
Dari sisi aset, Astra Agro Lestari sampai dengan akhir 2023 tercatat sebesar Rp 28,85 triliun, turun dari Rp 29,25 triliun pada akhir 2022. Liabilitas sampai dengan 31 Desember 2023 turun menjadi Rp 6,28 triliun pada 2023 dari Rp 6 ,01 triliun pada tahun sebelumnya.
Sementara ekuitas sampai akhir 2023 naik menjadi Rp 22,57 triliun dari Rp 22,24 triliun pada Desember 2022.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Dongkrak Produktivitas Tanpa Ekspansi Lahan, Astra Agro Perkuat Riset Sawit
Sebelumnya, PT Astra Agro Lestari Tbk terus menjalin kerja sama dalam bidang riset dengan lembaga-lembaga terbaik. Inovasi dan temuan-temuan terbaru di bidang teknologi diyakini menjadi kunci masa depan.
“Selain akan meraih keunggulan kompetitif bagi perusahaan, kerja sama riset juga konsisten dilakukan karena Astra Agro ingin berkontribusi dalam menemukan solusi atas tantangan pengembangan dan produktivitas industri kelapa sawit nasional,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Astra Agro, Santosa dalam acara Talk to the CEO 2024 di Bandung (17/2/2024).
Santosa menyampaikan bahwa program kerja sama riset tersebut tidak terlepas dari implementasi visi misi perusahaan. Para pendiri sejak awal telah menegaskan bahwa grup perusahaan perkebunan kelapa sawit Astra Agro ingin menjadi perusahaan yang paling produktif dan inovatif di dunia. Maka, investasi jangka panjang dalam bentuk riset tak boleh dikesampingkan.
Outputnya sudah mulai terlihat. Dua tahun lalu Astra Agro me-release tiga varietas unggul. Varietas tersebut terdiri 3 jenis yang kemudian diberi nama varietas AAL Lestari, AAL Sejahtera, dan AAL Nirmala.
Advertisement
Kerja Sama Universitas
Merespon tantangan peningkatan produktivitas tanpa perluasan lahan tanam, bibit unggul karya tim Research and Development itu dapat menghasilkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) tidak kurang dari 30 ton/ha/tahun dengan produksi minyak sekitar 8,5 sampai 9 ton/ha/tahun. Temuan-temuan berikutnya akan terus dihasilkan.
Tahun 2023, dua universitas ternama di Jerman dan Inggris sepakat dengan semangat dan gagasan Astra Agro. Di Jerman, Astra Agro menjalin kesepakatan dengan University of Potsdam.
Proyek riset bersama salah satu universitas terbaik di Jerman ini hasilnya akan menjelaskan lebih lanjut mengenai dinamika pemanfaatan karbohidrat dalam minyak sawit.
Penelitian akan difokuskan pada pemetaan profil molekular pada daun yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat sebelum didistribusikan ke buah sawit.
Kerjasama penelitian ini juga ditujukan untuk menghasilkan varietas unggul kelapa sawit dengan menggunakan teknologi baru, yaitu Genome Editing.