Sukses

CGAS Siapkan Rp 230 Miliar Bangun Stasiun LNG di Karawang

PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 230 miliar pada 2024.

Liputan6.com, Jakarta PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 230 miliar pada 2024. Belanja modal utamanya akan dialokasikan untuk pembangunan Liquefied Natural Gas (LNG) Station di Galian Field Tambun Zone 7 Regional 2 di Pakis, Karawang, Jawa Barat.

"Belanja modal kami untuk 4 stasiun LNG, totalnya sekitar Rp 230 miliar. Sudah termasuk dana hasil IPO," kata Direktur Utama PT Citra Nusantara Gemilang Tbk, Andika Purwonugroho, ditulis Senin (25/2/2024).

Rinciannya, untuk LNG Station di Galian Field Tambun Zone 7 Regional 2 di Pakis, Karawang, Jawa Barat nilai investasinya mencapai Rp 161,5 miliar.

Memiliki kapasitas 1,5 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), perseroan akan bekerja sama dengan PT GT Ladang Teknik dan Jianyang Greenfir New Energy Equipment Co Ltd (GreenFir) untuk garap proyek ini.

Selain itu, belanja modal tahun ini sekitar Rp 35 miliar untuk gas alam terkompresi (Compressed Natural Gas/CNG) Station yang ada di Grobogan-Jawa Tengah dan Manyar-Jawa Timur. Lalu sekitar Rp 15 miliar untuk CNG Majalengka-Jawa Barat.

"Untuk CNG Majalengka-Jawa Barat itu sekitar Rp 15 miliar karena kapasitas lebih kecil," jelas Andika.

Dana dari IPO

Sumber dana yang digunakan untuk belanja modal 2024 sebagian besar berasal dari dana IPO, didukung dari kas perseroan. Seperti diketahui, perseroan mengantongi Rp 179,62 miliar dari IPO.

Berdasarkan prospektusnya, sebanyak 90 persen dari dana IPO dialokasikan untuk pembangunan LNG Station (Liquefied Natural Gas) di Galian Field Tambun Zone 7 Regional 2. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai belanja modal.

Sekitar 10 persen dana IPO akan digunakan perseroan untuk modal kerja. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai operating expenditure (opex). Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, apabila dilaksanakan oleh pemegang saham, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan.

2 dari 2 halaman

IHSG Merosot, Nilai Transaksi Harian Saham Anjlok 26,56% pada 19-23 Februari 2024

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada 19-23 Februari 2024 didorong sektor saham teknologi dan keuangan. Selain IHSG, rata-rata nilai transaksi harian selama sepekan juga anjlok.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (24/2/2024), IHSG susut 0,55 persen ke posisi 7.295,09 dari pekan lalu di posisi 7.335,54. Demikian juga kapitalisasi pasar bursa pada pekan ini. Kapitalisasi pasar bursa terpangkas 0,27 persen menjadi Rp 11.572,22 triliun dari pekan lalu Rp 11.603,01 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian juga susut 2,01 persen menjadi 1.268.643 kali transaksi dari 1.294.615 kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian juga merosot. Selama sepekan, rata-rata volume transaksi harian anjlok 13,08 persen menjadi 15,04 miliar saham dari pekan lalu 17,72 miliar saham.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian saham terbenam 26,56 persen menjadi Rp 10,15 triliun dari Rp 13,82 triliun pada pekan lalu. Investor asing membukukan aksi jual saham Rp 1,05 triliun pada Jumat, 23 Februari 2024. Selama sepekan, investor asing mencatat aksi beli saham Rp 1,02 triliun. Sepanjang 2024, aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 21,08 triliun.

BEI juga mencatat sepanjang 2024 terdapat 18 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dengan demikian, total perusahaan tercatat di BEI mencapai 920 perusahaan.

Dalam riset PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk menyebutkan, IHSG merosot didorong sektor saham teknologi dan keuangan yang turun masing-masing 1,43 persen dan 0,68 persen terhadap indeks saham.

Pada pekan ini, pelaku pasar hadapi data tenaga kerja yang kuat dari Amerika Serikat (AS). Selain itu, klaim pengangguran awal yang lebih rendah dari perkiraan ditambah data pekerjaan yang kuat baru-baru ini pada Januari. "Ini menambah kelonggaran ekstra bagi the Federal Reserve (the Fed) untuk pertahankan suku bunga tinggi seiring inflasi tetap kuat,” tulis Ashmore.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan 6 persen seperti yang diharapkan. Di sisi lain, pertumbuhan global direvisi menjadi 3 persen dari 2,8 persen. "BI masih melihat the Fed mulai pangkas suku bunga pada semester II 2024 dan juga melihat ada ruang untuk melakukan pemangkasan pada semester kedua,” tulis Ashmore.