Sukses

Salim Ivomas Kantongi Pendapatan Rp 16 Triliun pada 2023

PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatat pendapatan Rp 16 triliun, turun 10,06 persen. Sementara itu, laba terpangkas 38 persen pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) membukukan penurunan pendapatan dan laba pada 2023. Hal tersebut seiring turunnya harga jual rata-rata produk sawit dan produk minyak dan lemak nabati (EOF).

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (1/3/2024), PT Salim Ivomas Pratama Tbk meraih pendapatan Rp 16 triliun pada 2023. Pendapatan itu turun 10,06 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 17,79 triliun.

Pendapatan yang turun itu mendorong laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 38 persen menjadi Rp 736,41 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,19 triliun.

Beban pokok penjualan sebesar Rp 12,64 triliun, turun 3,8 persen pada 2023 dari periode 2022 Rp 13,14 triliun. Seiring hal itu, laba bruto terpangkas 27,76 persen menjadi Rp 3,35 triliun pada 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, Perseroan catat laba bruto Rp 4,64 triliun.

Perseroan meraih laba atas perubahan nilai wajar aset biologis Rp 12,87 miliar pada 2023. Beban penjualan turun menjadi Rp 488,17 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 492,76 miliar. Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 713,41 miliar pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 731,85 miliar. Penghasilan operasi lain turun menjadi Rp 178,70 miliar dari periode 2022 sebesar Rp 327,55 miliar.

Perseroan mencatat laba usaha terpangkas 33 persen menjadi Rp 1,93 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 2,92 triliun.Seiring hal itu, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot menjadi Rp 48 pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 77.

Perseroan membukukan ekuitas naik menjadi Rp 21,72 triliun pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 21,16 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 13,29 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,94 triliun.

Aset turun menjadi Rp 35,01 triliun pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 36,11 triliun.  PT Salim Ivomas Pratama Tbk kantongi kas dan setara kas naik menjadi Rp 1,2 triliun pada 2023 dari posisi Rp 694,37 miliar.

2 dari 3 halaman

Produksi TBS

PT Salim Ivomas Pratama Tbk mencatat produksi tandan buah segar (TBS) inti mencapai 2,78 juta ton, merosot 1 persen yoy dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi crude palm oil (CPO) terpangkas 4 persen yoy menjadi 708 ribu ton.

Grup SIMP mencatat penjualan sebesar Rp16 triliun pada 2023, turun 10% yoy terutama karena turunnya harga jual rata-rata produk sawit dan produk minyak & lemak nabati (EOF) yang sebagian diimbangi oleh kenaikan volume penjualan produk sawit dan produk EOF bermerek.

Grup SIMP membukukan laba bruto sebesar Rp3,36 triliun, laba usaha Rp1,93 triliun dan core profit Rp1,17 triliun. Rasio pengungkit neto (net gearing) Grup SIMP pada 31 Desember 2023 membaik menjadi 0,16x dibandingkan 0,26x pada 31 Desember 2022.

Direktur Utama Grup SIMP Mark Wakeford mengatakan, sektor agribisnis pada 2023 masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dampak cuaca dan harga komoditas yang turun.

“Produksi TBS inti kami dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung serta kegiatan peremajaan kelapa sawit,” kata dia.

Ia menuturkan, Grup SIMP tetap fokus memprioritaskan belanja modal terutama pada kegiatan peremajaan kelapa sawit dan infrastruktur yang penting, peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi, peningkatan produktivitas serta pengelolaan kegiatan operasi secara berkelanjutan.

Mengutip data RTI, saham SIMP stagnan di posisi Rp 360 per saham. Saham SIMP dibuka stagnan di Rp 360 per saham. Saham SIMP berada di level tertinggi Rp 362 dan terendah Rp 354 per saham. Total frekuensi perdagangan 208 kali dengan volume perdagangan 18.919 saham. Nilai transaksi Rp 678,1 juta.

3 dari 3 halaman

Kinerja 2022

Sebelumnya diberitakan, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan laba meski pendapatannya susut.

Melansir laporan keuangan perseroan, Rabu (1/3/2023), pendapatan PT Salim Ivomas Pratama Tbk dari kontrak dengan pelanggan sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp 17,79 triliun. Raihan itu turun 9,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 19,66 triliun. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan produk minyak dan lemak nabati yang sebagian diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata dan volume penjualan produk sawit.

Perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan menjadi Rp 13,15 triliun pada 2022 dari Rp 14,51 triliun pada 2021. Sayangnya laba bruto perseroan pada 2022 masih terpaut 9,74 persen menjadi Rp 4,65 triliun dibandingkan 2021 sebesar Rp 5,15 triliun.

Namun, perseroan berhasil mengantongi laba usaha Rp 2,92 triliun, relatif sama dengan besaran tahun sebelumnya. Pada periode ini, perseroan mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 93,58 miliar atau naik dibandingkan 2021 sebesar Rp 69,47 miliar. Kemudian beban keuangan susut dari Rp 68971 miliar pada 2021 menjadi Rp 619,91 miliar pada 2022.

Kemudian bagian atas laba entitas asosiasi tercatat sebesar Rp 2,94 miliar dibanding tahun sebelumnya yang merugi Rp 15,23 miliar.

 Dari rincian itu, dan setelah dikurangi beban pajak penghasilan, Salim Ivomas Pratama berhasil mengukuhkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebessar Rp 1,2 triliun. Laba itu naik 21 persen dibandingkan 2021 sebesar Rp 990,4 miliar. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi Rp 77 dari sebelumnya Rp 64.