Sukses

Laba Bukit Asam 2023 di Atas Konsensus, Intip Harga Saham PTBA Hari Ini

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode itu, pendapatan perseroan turun 9,8 persen yoy menjadi Rp 38,5 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode itu, pendapatan perseroan turun 9,8 persen yoy menjadi Rp 38,5 triliun.

Senior Investment Analyst Stockbit Anggaraksa Arismunandar mengatakan, pendapatan PTBA itu sejalan dengan estimasi, meski volume penjualan masih dapat bertumbuh dengan total penjualan domestik sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12 persen yoy dan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau tumbuh 25 persen yoy. Penurunan pendapatan sendiri ditekan oleh penurunan harga batu bara selama 2023.

Sepanjang 2023, beban pokok pendapatan naik 18,8 persen yoy menjadi Rp 29,3 triliun. Hal itu didorong oleh kenaikan beberapa pos, seperti jasa penambangan yang naik 16 persen yoy, jasa angkutan kereta api naik 19 persen yoy, dan beban royalti naik 17 persen yoy. Dari segi operasional, volume produksi naik menjadi 41,9 juta ton atau naik 13 persen yoy.

Secara kuartalan, Bukit Asam mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,3 triliun atau naik 132 persen QoQ pada kuartal IV 2023. Pada periode tersebut, pendapatan naik 21 persen QoQ menjadi Rp 10,7 triliun.

"Hasil laba bersih PTBA pada 2023 yang melampaui ekspektasi konsensus, serta kinerja kuartal IV 2023 yang tumbuh signifikan secara kuartalan, berpotensi menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham PTBA dalam jangka pendek," kata Anggaraksa dalam risetnya, dikutip Selasa (5/3/2024).

Pada awal perdagangan hari ini, Selasa 5 Maret 2024, harga saham PTBA menguat hingga 3,72 persen. Saat berita ini ditulis sekitar pukul 13.30 WIB, saham PTBA naik 3,35 persen ke posisi 2.780. Saham PTBA dibuka pada posisi 2.740 dan bergerak pada rentang 2.740-2.800.

Dalam dua tahun buku terakhir, PTBA juga memutuskan untuk membagikan seluruh laba bersih sebagai dividen. Berikut beberapa proyeksi dividen final PTBA beserta dengan indikasi yield berdasarkan harga saham pada penutupan per 4 Maret 2023:

  • DPR 100 persen atau sama dengan tahun buku 2022 dan 2021, maka perkiraan dividen yakni sebesar Rp 530 per saham dengan indikasi yield 19,7 persen.
  • DPR 80 persen atau rata-rata historis 5 tahun terakhir, maka besaran dividen yang akan dibagikan sekitar Rp 424 per saham dengan indikasi yield 15,8 persen.
2 dari 2 halaman

Oleh-oleh dari Dubai, PLN dan PTBA Kerja Sama Manfaatkan Limbah Batu Bara PLTU

Sebelumnya, PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Nusantara Power (PLN NP) dengan PT Bukit Asam (Tbk) bersinergi dalam pemanfaatan limbah batu bara, atau Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) sisa abu pembakaran dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai penetralisir air asam pada bekas tambang.

Kerjasama ini dilakukan di sela-sela forum Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023, atau COP 28 yang dihelat di Dubai, Uni Emirat Arab.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, FABA yang selama ini merupakan bahan sisa justru disulap oleh PLN menjadi salah satu sumber bahan baku alternatif. Hal ini juga sejalan dengan nilai Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menjadi komitmen global dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekaligus menjaga lingkungan.

"Sebagai BUMN kami menyadari betul betapa pentingnya setiap pelaku usaha, terutama industri mempunyai visi yang sama dalam menjaga lingkungan yang berkelanjutan. Sinergi akan terus kami tingkatkan untuk bisa mendukung upaya pemerintah dalam menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik untuk generasi selanjutnya," kata Darmawan, Sabtu (2/12/2023).

Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah menjelaskan, kerjasama antara PLN NP dengan PTBA nantinya akan memanfaatkan limbah pembuangan batu bara dari PLTU sebagai material backfilling yang mampu menetralisir air asam bekas tambang milik PTBA.

"FABA hasil pembakaran batubara memiliki sifat basa. Sehingga kerja sama ini merupakan solusi yang tepat sebagai upaya mengembalikan fungsi lingkungan hidup," terang Ruly.