Liputan6.com, Jakarta - PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang merupakan anak usaha PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)Â menyetor dana bagi hasil dari keuntungan pemanfaatan lahan kepada pemerintah daerah di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) senilai total Rp437 miliar.Â
PT Amman Mineral Nusa Tenggara adalah pemegang izin usaha pertambangan khusus operasi produksi (IUPK-OP) di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB).
Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Rachmat Makkasau menjelaskan, setoran pembayaran tersebut merupakan bagian dari implementasi amanat Pasal 129 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan dan Mineral dan Batu Bara.
Advertisement
Â
"Peraturan tersebut salah satunya mengatur kewajiban pembayaran enam persen kepada pemerintah daerah dari keuntungan bersih sejak berproduksi," katanya.
Â
Menurutnya, penyelesaian pembayaran ini merupakan wujud komitmen perusahaan untuk selalu mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dia mengatakan bahwa perolehan keuntungan Amman dari operasional tambang ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah, mulai dari tingkat pusat hingga daerah.
"Karenanya, kami berharap terus mendapatkan dukungan bagi kelancaran bisnis dan operasional perusahaan agar dapat memberikan manfaat bagi perekonomian nasional dan daerah, sehingga bisa semakin menyejahterakan masyarakat, terutama di lingkar tambang," ujarnya.
Rutin Dibayarkan
Dia menyampaikan pembayaran bagi hasil ini merupakan kontribusi perusahaan di luar pajak royalti yang secara rutin telah dibayarkan.
Pekan lalu, jelas dia, Amman menerima penghargaan dari Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumbawa Besar sebagai pembayar pajak terbesar.
Selain itu, kata dia, perusahaan juga mendapatkan penghargaan sebagai Badan Pendukung Penerimaan Pajak Terbaik. Penghargaan ini diperoleh berkat kepatuhan pembayaran dan pelaporan pajak, serta nilai pembayaran pajak selama tahun pajak 2023.
Amman Mineral Internasional Harap Pembangunan Smelter Selesai Mei 2024
Sebelumnya, anak perusahaan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Amman Mineral Industri mengerjakan pembangunan fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia lebih cepat dari yang ditargetkan. Anak usaha Amman Mineral Internasional berharap penyelesaian konstruksi smelter selesai akhir Mei 2024.
Hasil verifikasi oleh verifikator independen menyatakan, kemajuan pembangunan konstruksi smelter tembaga AMMAN pada kuartal IV 2023 telah mencapai 76,1 persen dari rencana pembangunan sebesar 72,4 persen (105,1 persen).
Sedangkan kemajuan pembangunan konstruksi PMR telah mencapai 72,7 persen dari rencana pembangunan sebesar 72,1 persen (100,7 persen).
Vice President of Corporate Communications and Investor Relations PT Amman Mineral Internasional Tbk, Kartika Octaviana mengatakan Perusahaan meyakini kemajuan konstruksi fisik smelter dan PMR berjalan dengan baik untuk mencapai target penyelesaian konstruksi pada akhir Mei 2024. Sementara proses commissioning ditargetkan pada Juni 2024.
"Capaian ini adalah wujud komitmen AMMAN sebagai salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia untuk selalu terlibat dalam pengembangan industri pertambangan nasional yang membawa manfaat bagi perekonomian daerah dan nasional," ujar Kartika dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (6/2/2024).
Â
Advertisement
Kapasitas Smelter
Setelah beroperasi nanti, total kapasitas input fasilitas smelter tembaga dan PMR AMMAN diperkirakan mencapai 900 ribu kilo ton per tahun (ktpa) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang. Produk dari pengolahan ini akan berupa katoda tembaga yang mencapai 222 ktpa dan asam sulfat mencapai 830 ktpa.
Sementara itu, fasilitas PMR akan menghasilkan 18 tpa emas batangan, 55 tpa perak batangan dan 70 tpa selenium. Pada September 2023, AMMAN juga telah menandatangani Perjanjian Pendahuluan dengan PT Pertamina (Persero) guna memastikan pasokan sumber energi yang lebih ramah lingkungan yaitu liquified natural gas, untuk pembangkit listrik tenaga gas dan uap yang saat ini sedang dibangun untuk mendukung operasional fasilitas smelter tembaga dan PMR.
Â