Liputan6.com, Jakarta - PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) mengumumkan perubahan kepemilikan saham perseroan. Terbaru, Direktur PT Map Aktif Adiperkasa Tbk, Miquel Rodrigo Staal menjual 2,5 juta saham MAPA senilai Rp 2,8 miliar.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/43/2024), penjualan saham atau divestasi dilakukan dengan status kepemilikan langsung. Penjualan saham itu dilakukan pada 27 Februari, 1 Maret, dan 4 Maret 2024 dengan harga bervariasi.
Rinciannya, pada 27 Februari 2024 dilakukan penjualan 4.300 saham MAPA dengan harga Rp 1.100 per lembar atau total senilai Rp 4,73 juta. Lalu pada 1 Maret 2024, Miquel menjual 500 ribu saham MAPA dengan harga Rp 1.100 per saham atau senilai Rp 550 juta.
Advertisement
Pada hari yang sama, Miquel juga menjual 500 ribu lembar saham MAPA dengan harga Rp 1.125 per lembar atau senilai Rp 557,66 juta. Kemudian 500 ribu lembar saham MAPA lainnya dilepas dengan harga Rp 1.130 atau totalnya senilai Rp 565, juta.
Penjualan dilanjutkan pada 4 Maret 2024. Saat itu Miquel kembali menjual 500 ribu lembar saham MAPA dengan harga Rp 1.130 atau totalnya senilai Rp 565, juta.
Dan 500 ribu lainnya dengan harga Rp 1.135 atau senilai Rp 567,5 juta. Usai transaksi, Miquel kini memiliki 10.130.000 lembar saham MAPA atau setara 0,035 persen dari seluruh saham MAPA.
Simak Rekomendasi Saham di Ramadan, Bisa Jadi Peluang Investasi
Jelang ramadan, beberapa sektor saham menguat, utamanya yang berkaitan dengan konsumsi. Kali ini, Liputan6.com mengulas prospek saham konsumer non siklik.
Secara historis, sektor ini merasakan sentimen positif dari Ramadan. Adapun beberapa sub sektor yang masuk sektor konsumer non siklik seperti makanan olahan, sub sektor ikan, daging, produk unggas, perkebunan dan tanaman pangan.
"Seasonal, jelang dan pada Ramadhan Idul Fitri support kepada emiten consumer non-cyclical. Apalagi pemilu relatif sukses dan hasil pilpres juga cukup direspon positif pasar," kata Pengamat Pasar Modal yang juga founder Traderindo.com, Wahyu Laksono kepada Liputan6.com, Senin (11/3/2024).
Bersamaan dengan itu, Wahyu menilai kondisi fundamental domestik juga cukup terjaga sehingga kondisi ini menjadi sangat potensial untuk emiten konsumer non siklik. Beberapa emiten pilihan Wahyu, di antaranya ada PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO).
Advertisement PROSTANOREProstat Berkurang 3 Kali Lipat! Lakukan Ini Setiap Malam! PELAJARI LEBIH "WAPO. Emiten ini cukup menonjol kinerjanya. Level harga 150-200 masih relevan untuk saat ini. Terkait seasonal Ramadan dan Idul Fitri, WAPO pilihan atas," kata Wahyu.
WAPO ditutup turun 3,39 persen ke posisi 114 pada Jumat, 8 Maret 2024. Meski begitu, WAPO naik 2,70 persen dalam sepekan. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), WAPO naik 25,27 persen.
Berdasarkan laporan keuangan terakhir yang disampaikan perseroan, per 30 September 2023 WIPO membukukan penjualan Rp 252,42 miliar. Naik 3,67 persen dibandingkan September 2022 yang sebesar Rp 243,48 miliar. Dari raihan itu, perseroan berhasil membalikkan posisi dari rugi Rp 1,17 miliar per September 2022 menjadi untung Rp 558,37 juta pada September 2023.
Saham KINO
Saham pilihan selanjutnya, PT Kino Indonesia Tbk (KINO). Pada Jumat lalu, saham KINO ditutup turun 1,06 persen ke posisi 1.400. Dalam sepekan, saham KINO turun 0,36 persen. Namun secara YTD, saham KINO masih naik 10,67 persen.
"Kino lebih stabil. Cocok untuk scalping di kisaran 1.200-1.600," kata Wahyu.
Per 30 September 2023, KINO membukukan penjualan RP 2,95 triliun. Naik 4 persen dibanding September 2022 yang tercatat sebesar Rp 2,83 triliun.
Dari raihan itu, KINO berhasil membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 62,97 miliar. Ini berbalik dari rugi yang dicatatkan per September 2022 sebesar Rp 250,23 miliar.
"CMRY juga mantap, kisaran 4.400-5.000. Lalu FOOD rebound cukup stabil, potensi 200-300," sebut Wahyu.
PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) atau Cimory ditutup naik 4,55 persen ke posisi 4.600 Jumat lalu. Dalam sepekan, CMRY naik 8,75 persen dan naik 14,71 persen YTD.
Cimory membukukan penjualan Rp 7,77 triliun. Pendapatan ini naik 21,86 persen dari penjualan 2022 yang tercatat sebesar Rp 6,38 triliun. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,24 triliun pada 2023. Laba ini naik 17,08 persen dari Rp 1,06 triliun yang dicatatkan pada 2022.
Advertisement