Liputan6.com, Jakarta - Prajogo Pangestu kembali menduduki posisi puncak orang terkaya di Indonesia. Melansir data real time billionaire Forbes per 13 Maret 2024, kekayaan Prajogo Pangestu ditaksir mencapai USD 43,3 miliar atau sekitar Rp 674,35 triliun (kurs Rp 15.574,00 per USD).
Prajogo merupakan putra seorang pedagang karet. Dia memulai bisnis perkayuan pada akhir tahun 1970an. Perusahaannya, Barito Pacific Timber, go public pada 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007.
Baca Juga
Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia Chandra Asri Tbk (TPIA). Pada 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di negara ini.
Advertisement
Setelah perusahaan pertambangan batu baranya Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) go public pada Maret 2023, Prajogo mencatatkan saham perusahaan energi terbarukan, Barito Renewables Energy Tbk (BREN), enam bulan kemudian pada Oktober 2023.
Belum lama ini, Prajogo pangestu resmi jadi pengendali PT Petrosea Tbk (PTRO). Hal itu menyusul aksi pengambilalihan 342.925.700 lembar atau setara 34 persen saham PTRO yang dimiliki Caraka Reksa Optima (CRO) oleh PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) melalui anak usahanya, Kreasi Jasa Persada (KJP). Informasi saja, CRO merupakan perusahaan milik konglomerat Robert Nitiyudo Wachjo.
Hingga perdagangan sesi I hari ini, TPIA naik 3,59 persen ke posisi 5.775. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham TPIA naik 10,00 persen. Lalu saham CUAN turun 1,90 persen ke posisi 6.450. Saham CUAN susut 51,96 persen YTD.
Saham BREN turun 1,11 persen ke posisi 6.050. Harga saham BREN ini telah naik 675,64 persen sejak tercatat pada Oktober 2023. Sementara PTRO turun 1,67 persen ke posisi 4.710. Saham PTRO turun 10,29 persen YTD.
Low Tuck Kwong
Di posisi kedua orang terkaya RI, ada nama Low Tuck Kwong yang mengantongi kekayaan sekitar USD 27,4 miliar atau setara Rp 426,72 triliun. Dikenal sebagai raja batu bara, Low Tuck Kwong kelahiran Singapura adalah pendiri Bayan Resources Tbk (BYAN) sebuah perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia.
Low bekerja di perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura saat remaja dan pindah ke Indonesia pada 1972 untuk mendapatkan peluang yang lebih besar. Low berkembang pesat sebagai kontraktor bangunan tetapi mendapatkan jackpot setelah membeli tambang pertamanya pada 1997.
Selain Bayan Resources, dia juga mengendalikan perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources. Low Tuck Kwong juga memiliki saham di The Farrer Park Company, Samindo Resources Tbk (MYOH), dan Voksel Electric Tbk (VOKS).
Low mendukung SEAX Global, yang sedang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
Saham BYAN turun 0,26 persen ke posisi 19.450. Sejak awal tahun, harga saham BYAN turun 2,26 persen YTD. Lalu saham MYOH, turun 2,05 persne ke posisi 1.910. Meski begitu, saham MYOH masih naik 11,05 persen YTD. VOKS turun 3,03 persen ke posisi 192. Saham VOKS turun 12,73 persen YTD.
Advertisement