Sukses

Asing Rajin Net Buy, Incar Saham Dividen?

Sebagai gambaran, BBCA akan bagikan dividen final Rp 227,50 per saham, setara 68 persen laba tahun buku 2023. Kemudian BMRI akan bagikan dividen final Rp 354 per saham, setara 60 persen laba 2023 yang akan memasuki cum date pada 19 Maret 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Asing terpantau lakukan aksi beli dalam jumlah besar dalam beberapa waktu terakhir. Pada perdagangan Kamis, 14 Maret 2024, beberapa saham yang jadi buruan asing di antaranya Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), Astra International Tbk (ASII), dan Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati menjelaskan, net buy yang dilakukan asing berkaitan dengan peluang pembagian dividen oleh saham-saham tersebut. Untuk emiten perbankan seperti BBCA dan BMRI telah mengumumkan pembagian dividen.

Meski yang lain belum ada sinya pembagian dividen, namun secara historis saham-saham tersebut rajin bagikan dividen. Sehingga asing mulai ancang-ancang sebelum ada pengumuman pembagian dividen.

"Di sini asing sudah mulai akumulasi. Kalau misalnya kita menginginkan dividen, kita harus ambil (masuk) dari 3 bulan sebelumnya. Tapi kalau mau memanfaatkan momentum, beli sebelum ada pengumuman (pembagian dividen)," kata Ike dalam Monthly Market Outlook, Jumat (15/3/2024).

Pembagian Dividen

Sebagai gambaran, BBCA akan bagikan dividen final Rp 227,50 per saham, setara 68 persen laba tahun buku 2023. Kemudian BMRI akan bagikan dividen final Rp 354 per saham, setara 60 persen laba 2023 yang akan memasuki cum date pada 19 Maret 2024.

Sedangkan saham lainnya, meski belum ada pengumuman pembagian dividen, AMRT secara historis mencatatkan rasio pembayaran dividen 34 persen untuk tahun buku 2022. Rasio pembayaran dividen rata-rata selama tiga tahun terakhir adalah 43 persen.

ASII bahkan mencatatkan rasio pembagian lebih tinggi. ASII membagikan 89 persen laba tahun buku 2022 sebagai dividen. Selama tiga tahun terakhir, rata-rata rasio pembayaran dividen ASII mencapai 55 persen.

"Jadi yang dilakukan investor asing ini mereka screening saham yang kita-kira berpeluang bagikan dividen, tapi mereka belum umumkan. Itulah saham-saham yang diambil (asing). Dan tentunya saham-saham yang punya fundamental solid," pungkas Ike.

2 dari 3 halaman

IHSG Tinggalkan Posisi 7.400, Mayoritas Sektor Saham Memerah pada Awal Sesi Perdagangan

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir pada perdagangan saham Jumat (15/3/2024). Koreksi IHSG mengikuti bursa saham Asia dan wall street yang lesu.

Dikutip dari data RTI, IHSG dibuka turun satu poin ke posisi 7.432,90. Pada pukul 09.24 WIB, IHSG merosot 0,70 persen ke posisi 7.383. Indeks LQ45 terpangkas 0,94 persen ke posisi 1.002. Mayoritas indeks saham acuan memerah.

Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.440,78 dan terendah 7.372,35. Sebanyak 201 saham menguat dan 207 saham melemah. 228 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 190.927 kali dengan volume perdagangan 2,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.617.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) melemah. Sektor saham basic turun 0,33 persen, sektor saham industri susut 0,15 persen, sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,50 persen. Selain itu, sektor saham siklikal terpangkas 0,04 persen.

Selanjutnya sektor saham kesehatan merosot 0,08 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,99 persen, sektor saham properti turun 0,19 persen, sektor saham teknologi susut 0,51 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,21 persen.

Sementara itu, sektor saham energi naik 0,13 persen, sektor saham kesehatan menguat terbatas, dan sektor saham transportasi dan logistic melambung 0,27 persen.

3 dari 3 halaman

Review IHSG

IHSG naik 0,2 persen ke posisi 7.433 pada perdagangan Kamis, 14 Maret 2024. Saham grup Barito bebani IHSG. Saham TPIA melemah 10,8 persen dan saham BREN tergelincir 4,1 persen.

Sementara itu, saham bank bervariasi. Harga saham BBCA naik 3,3 persen, saham BMRI menguat 1,7 persen, saham BBNI merosot 1,2 persen dan saham BBRI susut 3,9 persen.

Di sisi lain saham AMRT naik 2,8 persen, saham MAPI bertambah 0,8 persen, saham TLKM menguat 1,5 persen dan saham MAPA turun 3,3 persen.Â