Sukses

OCBC Target Akuisisi Bank Commonwealth Rampung Kuartal II 2024

Akuisisi PT Bank Commonwealth (PTBC) milik Commonwealth Bank of Australia (CBA) oleh PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) ditargetkan rampung pada kuartal dua 2024.

Liputan6.com, Jakarta Akuisisi PT Bank Commonwealth (PTBC) milik Commonwealth Bank of Australia (CBA) oleh PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) ditargetkan rampung pada kuartal dua 2024. 

Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja mengatakan setelah persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), tahap akuisisi Bank Commonwealth masih berada pada tahap awal. 

“Kami berharap akuisisi ini menjadi sinergi di bidang retail dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan sinergi berbagai kapabilitas juga,” kata Parwati dalam paparan publik RUPS, Senin (18/3/2024). 

Parwati menambahkan, setelah akuisisi selesai pada target kuartal dua 2024 maka akan dilanjutkan proses penggabungan. Adapun rencana akuisisi ditujukan untuk memperkuat kapabilitas perseroan dalam memberikan layanan keuangan yang komprehensif baik untuk segmen konsumen dan UMKM. 

Pada acara RUPS juga disetujui pembagian pembagian dividen tunai senilai Rp 1,65 triliun. Pembagian dividen ini merupakan 40,4% dari laba bersih tahun buku 2023 yang mencapai Rp 4,09 triliun. Sehingga, dividen per saham yang dibagikan senilai Rp 72. 

Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja mengatakan besaran dividen tahun ini naik 163% dari Rp 22 pada tahun sebelumnya.

RUPS turut menyetujui pembelian kembali saham perseroan (Share Buyback) maksimum 420.000 saham dan pengalihan saham hasil buyback untuk pemberian remunerasi yang bersifat variabel sesuai dengan POJK serta perundang-undangan yang berlaku. 

2 dari 3 halaman

Bank OCBC Bakal Tebar Dividen Rp 1,65 Triliun

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS), Senin (18/3/2024) menyetujui untuk membagikan dividen tunai senilai Rp 1,65 triliun. 

Pembagian dividen ini merupakan 40,4% dari laba bersih tahun buku 2023 yang mencapai Rp 4,09 triliun. Sehingga, dividen per saham yang dibagikan senilai Rp 72. 

Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja mengatakan besaran dividen tahun ini naik 163% dari Rp 22 pada tahun sebelumnya.

"Menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2023 sebesar Rp 72 rupiah atau sebesar Rp 1,65 triliun ditetapkan sebagai dividen tunai atau 40,4% dari laba bersih," kata Parwati dalam konferensi pers pada Senin (18/3/2024).

Selain itu, Parwati menambahkan sebesar Rp 100 juta akan disisihkan untuk cadangan umum dan sisanya digunakan sebagai laba ditahan.

Parwati menjelaskan capaian laba pada 2023 meningkat 23% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,3 triliun. 

Adapun, rasio kecukupan modal (CAR) perseroan juga kuat yaitu sebesar 23,7% atau jauh di atas ketentuan minimum. Kinerja positif perseroan didorong oleh pertumbuhan kredit 12% secara tahunan dengan kualitas kredit yang terjaga baik. 

Atas kinerja positif tersebut, rasio imbal hasil ekuitas (ROE) meningkat menjadi 12,0% pada akhir 2023 dengan total aset Bank sebesar Rp 250 triliun.

3 dari 3 halaman

Laba OCBC Indonesia Tumbuh 23% pada 2023

Sebelumnya, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mengumumkan kinerja solid untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, OCBC Indonesia berhasil membukukan laba bersih Rp 4,1 triliun, meningkat 23 persen dibandingkan Rp 3,3 triliun pada tahun sebelumnya.

Selain itu, rasio kecukupan modal atau CAR Bank juga senantiasa kuat di angka 23,7 persen, jauh di atas ketentuan minimum.

"Kami menutup tahun 2023 dengan kinerja yang solid. Kinerja positif tersebut turut didorong oleh pertumbuhan kredit 12 persen YoY dengan kualitas kredit yang terjaga baik. Sebagai hasilnya, rasio imbal hasil ekuitas (ROE) meningkat menjadi 12,0 persen pada akhir tahun 2023 dengan total aset Bank sebesar Rp 250 triliun," ujar Presiden Direktur OCBC Indonesia, Parwati Surjaudaja dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (31/1/2024).

Likuiditas OCBC Indonesia senantiasa di posisi sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 206,2 persen, di atas ketentuan regulator. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank mencapai Rp 182 triliun dengan rasio CASA sebesar 55,8 persen. Sementara itu, jumlah dana tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 14,6 persen yoy.  

Melansir laporan keuangan perseroan, OCBC Indonesia membukukan pendapatan bunga dan pendapatan syariah masing-masing Rp 15,53 triliun dan Rp 893,14 miliar. Pendapatan bunga pada 2023 naik 27,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 12,23 triliun.

Sedangkan pendapatan syariah naik 83,02 persen dari Rp 488 miliar pada 2020. Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban bunga dan beban syariah masing-masing naik menjadi Rp 6,08 triliun dan Rp 417,59 miliar pada 31 Desember 2023. Pada 2022, beban bunga yakni Rp 3,8 triliun dan beban syariah Rp 176,45 miliar.

Setelah dikurangi beban lain dan pajak, perseroan membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 4,1 triliun. Laba itu naik 23 persen dibandingkan Rp 3,3 triliun pada tahun sebelumnya.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2023 tercatat sebesar RP 249,76 triliun, naik dari Rp 238,5 triliun pada 31 Desember 2022. Liabilitas naik menjadi Rp 212,44 triliun dari sebelumnya Rp 204,29 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan 31 Desember 2023 juga naik menjadi Rp 37,32 triliun dari Rp 34,21 triliun pada 31 Desember 2022.