Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau disebut BCA akan tebar dividen final sebesar Rp 227,50 per saham untuk tahun buku 2023.
Sebelumnya BCA telah tebar dividen interim 2023 sebesar Rp 42,50 per saham pada 20 Desember 2023. Dengan demikian, Perseroan membayar total dividen 2023 sebesar Rp 270 per saham. Pembagian dividen 2023 telah mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST) pada 14 Maret 2024. Demikian dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/3/2024).
Baca Juga
Adapun data keuangan per 31 Desember 2023 yang mendasari pembangian dividen BCA antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 48,63 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 219,72 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 242,53 triliun.
Advertisement
Berikut jadwal pembagian dividen BCA untuk tahun buku 2023:
Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen):
-Pasar regular dan pasar negosiasi pada 22 Maret 2024
-Pasar tunai pada 26 Maret 2024
Awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen):
-Pasar regular dan pasar negosiasi pada 25 Maret 2024
-Pasar tunai pada 27 Maret 2024
Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen pada 26 Maret 2024
Tanggal pembayaran dividen tunai pada 4 April 2024
Pada penutupan perdagangan Senin, 18 Maret 2024, saham BBCA ditutup stagnan di Rp 10.150 per saham. Saham BBCA dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 10.175. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 10.275 dan terendah Rp 10.150 per saham. Total frekuensi perdagangan 12.581 kali dengan volume perdagangan 655.524 saham. Nilai transaksi Rp 669,1 miliar.
Hore, BCA Tebar Dividen Rp 270 per Saham
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui pembagian dividen Rp 270 per saham dari laba tahun buku 2023 yang tercatat sebesar Rp 48,6 triliun.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menjelaskan dividen tahun buku 2023 meningkat 31,7 persen dibandingkan dividen tunai yang dibagikan untuk tahun buku 2022. Adapun dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen interim tunai tahun buku 2023 sebesar Rp 42,50 per saham yang telah dibayarkan perseroan kepada para pemegang saham pada 20 Desember 2023.
"Sehingga sisa yang akan dibayarkan Perseroan pada tanggal yang akan ditetapkan Direksi Perseroan sebesar Rp 227,50 per saham," ungkap Jahja dalam keternagan resmi, Kamis (14/3/2024).
Selanjutnya, pemegang saham memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan untuk membayar dividen interim untuk tahun buku 2024. Catatannya, jika keadaan keuangan Perseroan memungkinkan serta dengan memperhatikan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Kami berterima kasih kepada para nasabah atas kepercayaannya, seluruh stakeholders yang terus memberikan dukungan, serta pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan regulator lainnya, sehingga BCA mampu melewati tahun 2023 dengan kinerja solid," kata Jahja.
Perseroan melihat perekonomian Indonesia tetap tangguh dan stabil, serta berpotensi terus tumbuh di tengah berbagai tantangan yang ada di tingkat global dan regional. Hasil keputusan RUPST BCA hari ini menunjukkan komitmen Perseroan untuk senantiasa memberikan nilai tambah yang berkesinambungan kepada pemegang saham.
"Kami optimistis atas prospek bisnis ke depan dan tetap melangkah secara prudent sepanjang 2024, sekaligus konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor," ujar Jahja.
Advertisement
RUPS 14 Maret 2024, BCA Siap Putuskan Pembagian Dividen
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada bulan depan. Salah satu agenda rapat adalah penetapan penggunaan laba bersih BCA tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023.
"Penggunaan laba bersih perseroan akan diusulkan untuk disisihkan sebagai dana cadangan, pembagian dividen tunai, dan sisa laba bersih yang tidak ditentukan penggunaannya akan ditetapkan sebagai laba ditahan," mengutip Pengumuman Pemanggilan RUPST BCA dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/2/2024).
Jika tak ada aral melintang, RUPS akan digelar pada Kamis 14 Maret 2024 pukul 09.30 WIB. Lokasi RUPS yakni di Menara BCA, Grand Indonesia jalan M.H. Thamrin No. 1, Jakarta 10310.
Selain penggunaan laba bersih 2023, RUPS juga akan membahas beberapa mata acara lain. Yakni persetujuan atas laporan tahunan termasuk laporan keuangan perseroan dan laporan tugas pengawasan dewan komisaris perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023.
Lalu, penetapan gaji atau honorarium dan tunjangan untuk tahun buku 2024 serta tantiem untuk tahun buku 2023 kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris perseroan. Penunjukan kantor akuntan publik terdaftar, termasuk akuntan publik terdaftar yang tergabung dalam kantor akuntan publik terdaftar untuk mengaudit atau memeriksa buku-buku perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024.
Pemberian kuasa dan wewenang kepada Direksi untuk membayar dividen interim atau sementara untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024. Serta persetujuan atas perubahan recovery plan perseroan guna memenuhi ketentuan yang berlaku.
Kinerja 2023
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk ( BBCA) dan entitas anak menutup 2023 dengan pertumbuhan total kredit 13,9% secara tahunan (YoY), atau di atas rata-rata industri. Selaras dengan peningkatan kredit, rasio loan to deposit (LDR) meningkat ke 70%, dibandingkan posisi terendah saat pandemi sebesar 62%.
Di sisi profitabilitas, laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 19,4% YoY mencapai Rp48,6 triliun pada 2023. Kenaikan ini ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 17,5% YoY menjadi Rp75,4 triliun pada 2023. Sementara itu, pendapatan selain bunga tumbuh 5,5% YoY menjadi Rp23,9 triliun, sehingga total pendapatan operasional tercatat sebesar Rp99,3 triliun atau naik 14,4% YoY.
"Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan dari pemerintah dan otoritas, sehingga BCA mampu melewati tahun 2023 dengan kinerja solid. Meskipun terdapat tantangan berupa tekanan inflasi global serta peningkatan tensi geopolitik, kami melihat perekonomian domestik tetap tangguh dan stabil," kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, Kamis (25/1/2024).
Ia menambahkan, selaras dengan komitmen BCA untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, perseroan menyelenggarakan berbagai event strategis pada 2023. Kegiatan itu di antaranya dua kali BCA Expo, BCA UMKM Fest 2023, dan BCA Wealth Summit 2023.
"Upaya ini berdampak positif terhadap kinerja perseroan, salah satunya terlihat dari penyaluran kredit ke segmen UKM dan konsumer yang naik signifikan per Desember 2023," tutur dia.
Peningkatan volume kredit BCA tumbuh dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Per Desember 2023, kredit korporasi tumbuh 15,0% YoY mencapai Rp368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik 7,5% YoY mencapai Rp126,8 triliun. Sejak menembus level Rp100 triliun pada Mei 2023, kredit UKM terus bertumbuh mencapai Rp107,9 triliun pada akhir tahun 2023, atau naik 16,0% YoY. Pertumbuhan kredit UKM tersebut menjadi yang tertinggi di segmen kredit bisnis.
Advertisement
Kredit BCA
Seiring dengan kesuksesan dua kali BCA Expo, new booking KPR dan KKB naik masing-masing 2,3 dan 2,6 kali lipat, dalam tiga tahun terakhir. Pencapaian ini turut mendorong outstanding KPR meningkat 11,7% YoY menjadi Rp121,8 triliun, dan KKB naik 20,8% YoY mencapai Rp56,9 triliun per Desember 2023.
Saldo outstanding personal loans juga tumbuh 21,7% YoY menjadi Rp16,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,8% YoY menjadi Rp198,8 triliun.
Secara total, kredit BCA naik 13,9% YoY menjadi Rp810,4 triliun. Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,6% YoY menjadi Rp202,6 triliun per Desember 2023, di atas target pertumbuhan 9%, dan berkontribusi 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik hampir 4 kali lipat secara tahunan, mencapai Rp1,3 triliun. Sebagai bentuk diversifikasi pembiayaan berkelanjutan, BCA berinvestasi pada obligasi/sukuk hijau sebesar Rp1,6 triliun, atau naik 332% YoY.
"Komitmen BCA mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) diperkuat melalui inisiatif perhitungan carbon footprint yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasional perseroan, sebagai basis untuk upaya penurunan emisi karbon. Di sepanjang 2023, BCA diestimasikan telah mengurangi emisi sekitar 3.000 ton CO2 melalui pengolahan 588 ton limbah operasional, digital banking, hingga implementasi gedung ramah lingkungan,” kata Jahja.