Sukses

SCNP Siapkan Dana Rp 50 Miliar untuk Buyback Saham

PT Selaras Citra Nusantara Tbk (SCNP), perusahaan yang bergerak di industri peralatan elektronik rumah tangga akan siapkan dana buyback saham maksimal Rp 50 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP) akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham dengan maksimal 250 juta lembar saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Selaras Citra Nusantara Tbk, perusahaan yang bergerak di industri peralatan elektronik rumah tangga akan siapkan dana buyback saham maksimal Rp 50 miliar. Jumlah saham yang di-buyback sekitar 250 juta lembar saham atau 10 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.

Perseroan menyatakan, pelaksanaan buyback ini agar Perseroan memiliki fleksibilitas untuk mencapai struktur modal yang efisien dan memungkinkan Perseroan menurunkan keseluruhan biaya modal, meningkatkan laba per saham serta pengembalian atas aset atau return on asset (ROA) dan atas ekuitas atau return on equity (ROE) secara berkelanjutan.

Selaras Citra Nusantara  memandang pada saat ini harga saham Perseroan belum mencerminkan nilai dan fundamental Perseroan sebenarnya antara lain dengan memperhatikan tingkat Price to Earning Ratio (PER) Perseroan saat ini.

“Dengan dilaksanakannya Pembelian Kembali Saham Perseroan ini akan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik bagi pemegang saham Perseroan melalui peningkatan EPS Perseroan,” tulis Perseroan.

Perseroan berencana untuk simpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai saham treasuri sebagaimana diatur dalam Pasal 16 POJK 29/2023 yang mengatur dalam hal masih terdapat saham hasil pembelian kembali yang dikuasai Perseroan selama jangka waktu tiga tahun sejak selesainya pembelian kembali saham, Perseroan wajib mengalihkan saham hasil pembelian kembali dalam jangka waktu dua tahun.

 

 

2 dari 3 halaman

Sumber Dana

Untuk melakukan buyback saham ini, Perseroan telah menunjuk PT Victoria Sekuritas Indonesia sebagai anggota bursa untuk melakukan buyback saham melalui bursa efek.

Adapun sumber dana yang akan digunakan pelaksanaan buyback saham memakai dana internal Perseroan. Untuk melakukan buyback ini, Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham pada Selasa, 23 April 2024.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 20 Maret 2024, saham SCNP melemah 8,33 persen ke posisi Rp 132 per saham. Saham SCNP dibuka turun 9 poin menjadi Rp 135 per saham. Saham SCNP berada di level tertinggi Rp 142 dan terendah Rp 131 per saham. Total frekuensi perdagangan 22 kali dengan volume perdagangan 44.109 saham. Nilai transaksi Rp 529,4 juta.

3 dari 3 halaman

Penutupan IHSG pada 20 Maret 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah dan melemah terbatas pada perdagangan saham Rabu (20/3/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah sektor saham teknologi yang tertekan.

Dikutip dari data RTI, IHSG melemah tipis 0,08 persen ke posisi 7.331,12. Indeks saham LQ45 merosot 0,42 persen ke posisi 992,92. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.343,46 dan terendah 7.295,35. Sebanyak 296 saham melemah sehingga menekan IHSG. Namun, 213 saham menguat sehingga tahan pelemahan IHSG. 261 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.124.715 kali dengan volume perdagangan 19,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10,4 triliun. Investor asing membeli saham Rp 354,38 miliar. Sepanjang 2024, investor beli saham Rp 27,32 triliun.

Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.728. Mayoritas sektor saham (IDX-IC) menghijau. Sektor saham kesehatan bertambah 2,05 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham siklikal naik 1,02 persen, sektor saham nonsiklikal menguat 0,38 persen, sektor saham basic mendaki 0,30 persen. Sektor saham industri bertambah 0,09 persen dan sektor saham infrastruktur naik 0,08 persen.

Sementara itu, sektor saham teknologi merosot 3,14 persen,dan catat koreksi terbesar. Sektorsaham keuangan turun 0,35 persen, sektor saham properti tergelincir 0,22 persen, sektor saham transportasi terpangkas 0,23 persen dan sektor saham energi turun 0,03 persen.