Sukses

ESSA Tebar Dividen Rp 86,13 Miliar

ESSA membukukan pendapatan sebesar USD 345,0 juta, turun 53 persen YoY, dan EBITDA sebesar USD 123,3 juta, turun 65 persen YoY pada Tahun 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), sebelumnya bernama PT Surya Esa Perkasa Tbk, telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, 20 Maret 2024. Dalam rapat tersebut, pemegang saham ESSA menyetujui pembagian dividen Rp 86,13 miliar atau Rp 5 per saham.

Pembagian dividen ini sesuai dengan komitmen Perseroanuntuk memberikan nilai kepada Pemegang Saham melalui stabilitas keuangan dan keberlanjutan. Perseroan merupakan perusahaan publik yang bergerak di sektor energi dan kimia melalui kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik amoniak.

"Pembagian dividen kami yang konsisten menggarisbawahi komitmen kami untuk memberikan nilai dan manfaat jangka panjang yang stabil kepada pemegang saham kami. Kami bangga dengan kinerja perusahaan dan yakin dengan kemampuan kami untuk menavigasi kondisi pasar sambil tetap menjunjung tinggi komitmen kami untuk menciptakan nilai dan manfaat untuk pemegang saham," kata Presiden Direktur ESSA, Kanishk Laroya dalam keterangan resmi, Kamis (21/3/2024).

Kinerja Perusahaan

ESSA membukukan pendapatan sebesar USD 345,0 juta, turun 53 persen YoY, dan EBITDA sebesar USD 123,3 juta, turun 65 persen YoY pada Tahun 2023. Penurunan pendapatan utamanya disebabkan oleh harga komoditas yang lebih rendah dan shutdown dalam rangka pemeliharaan terjadwal pabrik amoniak yang telah dilaksanakan pada kuartal I 2023. ESSA terus berkomitmen untuk mencapai keunggulan operasional dan cost discipline.

"Rekam jejak operasional kami patut mendapat perhatian, dan kami mampu untuk terus memperoleh efisiensi. Kami juga melakukan evaluasi peluang pertumbuhan baru dan optimis dengan masa depan ESSA sebagai pemimpin dalam transisi menuju keberlanjutan," imbuh Kanishk.

Pada 2023, harga realisasi Amoniak ESSA mengalami penurunan sebesar 54 persen YoY menjadi rata-rata USD 412/MT. Penurunan harga Amoniak dimulai pada awal 2023 dan mencapai level terendah pada pertengahan 2023, kemudian menunjukkan tren peningkatan pada kuartal IV 2023.

ESSA memperkirakan harga amoniak akan tetap berada di level yang stabil serupa dengan harga Tahun 2023, meskipun pada awal 2024 diprediksi akan terjadi tekanan harga yang dipicu isu geopolitik di Timur Tengah dan Kawasan Laut Merah.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 2 halaman

Trinugraha Akraya Sejahtera Lepas 3,2 Juta Saham ESSA

Sebelumnya, PT Trinugraha Akraya Sejahtera selaku pemegang saham PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) telah mengurangi porsi kepemilikan saham pada tanggal 29 Februari 2024.

Melansir keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Trinugraha Akraya Sejahtera menjual 3.228.638.000 lembar saham dengan harga penjualan per saham Rp 500. Ini berarti Trinugraha Akraya Sejahtera menjual total Rp 1,6 triliun saham ESSA. 

Usai transaksi ini, Trinugraha Akraya Sejahtera memiliki 173.687.000 saham ESSA atau sebesar 1,01 persen, dari sebelumnya 3.402.325.000 saham atau sebesar 19,75 persen. Adapun tujuan dari transaksi ini adalah realisasi Investasi dengan status kepemilikan saham langsung. 

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham ESSA pada Senin, 4 Maret 2024 pukul 13.30 tercatat sebanyak 847 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 9,42 juta lembar senilai Rp 4,84 miliar. Harga saham ESSA diperdagangkan di kisaran Rp 510 hingga Rp 520. Dalam sepekan, saham ESSA naik 0,98 persen.Â