Sukses

Laba AKR Corporindo Tumbuh 16% pada 2023 Meski Pendapatan Susut

Sepanjang 2023, AKR Corporindo membukukan total pendapatan 42,09 triliun atau turun 11,47 persen dibanding pendapatan pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 47,54 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengumumkan kinerja gemilang untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan melaporkan pertumbuhan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham sebesar 16 persen menjadi Rp 2,78 triliun dibandingkan Rp 2,4 triliun pada 2022. Perusahaan mencatat CAGR sebesar 31 persen selama 5 tahun terakhir.

AKR Corporindo terus mempertahankan momentum pertumbuhannya dengan pertumbuhan yang tidak hanya didorong oleh sektor bisnis inti yaitu perdagangan dan distribusi dan logistik namun juga dengan kontribusi yang signifikan dari segmen kawasan industri," kata Direktur Utama AKRA, Haryanto Adikoesoemo dalam keterangan resmi, Kamis (21/3/2024).

Sepanjang 2023, Haryanto mengatakan Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE di Gresik mencatatkan penjualan lahan yang signifikan kepada perusahaan Internasional. Penjualan tanah selama 2023 mencapai 91 hektar, lebih tinggi dari 44 hektar pada tahun fiskal 2022.

"KEK JIIPE Gresik dengan pelabuhan terintegrasi, kawasan industri dan utilitasnya terus menarik investor internasional dan domestik yang berinvestasi pada ekosistem rantai nilai tambah di KEK JIIPE yang mendukung pertumbuhan industri nasional,” kata Haryanto.

Sepanjang 2023, perseroan membukukan total pendapatan 42,09 triliun atau turun 11,47 persen dibanding pendapatan pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 47,54 triliun.

Pendapatan dari perdagangan dan distribusi adalah sebesar Rp 38,21 triliun lebih rendah dibandingkan Rp 44,7 triliun yang disebabkan oleh lebih rendahnya harga jual sepanjang tahun dengan normalisasi harga minyak bumi dan bahan kimia dasar internasional.

 

2 dari 3 halaman

Tekan Beban

Perusahaan terus secara efektif melewati pergerakan harga sambil meningkatkan volume dan mempertahankan margin pendapatan dari segmen kawasan industri meningkat sebesar 102 persen seiring dengan peningkatan penjualan lahan dan peningkatan kontribusi dari segmen utilitas.

Meksi terjadi penurunan pendapatan, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan dari Rp 43,39 triliun pada 2022 menjadi Rp 37,61 triliun pada 2023.

Alhasil, perseroan berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp 4,47 triliun pada 2023. Naik 5,20 persen dari laba kotor 2022 yang tercatat sebesar Rp 4,25 triliun. Setelah memperhitungkan beban usaha dan pendapatan usaha lainnya, perseroan membukukan laba usaha Rp 3,56 triliun atau naik 15,35 persen dari laba usaha tahun sebelumnya sebesar Rp 3,09 triliun.

Pada 2023, perseroan membukukan penghasilan keuangan Rp 196,57 miliar, pajak final terkait penghasilan keuangan Rp 35,68 miliar, beban keuangan Rp 68,49 miliar, dan bagian atas laba entitas asosiasi RP 34,53 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan total laba tahun berjalan sebesar Rp 3,08 triliun, naik 24,18 persen dari capaian 2022 yang sebesar Rp 2,48 triliun.

EBITDA tumbuh sebesar 14 persen pada 2023 menjadi Rp 4,05 triliun dibandingkan Rp 3,54 triliun pada 2022. Kinerja yang kuat menghasilkan peningkatan signifikan pada return on equity (ROE) 24,7 persen dan return on asset (ROA) 9,2 persen.

 

3 dari 3 halaman

Aset AKRA

Perseroan melaporkan posisi neraca yang kuat dengan Total aset sebesar Rp 30,26 triliun per 31 Desember 2023 dengan tetap mempertahankan rasio Hutang terhadap ekuitas yang rendah sebesar 0,3x.

Pertumbuhan total aset juga disebabkan oleh peningkatan kas dan setara kas sebesar 51 persen. Per 31 Desember 2023 Perseroan melaporkan saldo kas sebesar Rp 6,54 triliun dibandingkan Rp 4,34 triliun pada akhir tahun sebelumnya.

Total liabilitas meningkat 16 persen menjadi Rp 16,21 triliun pada 2023 dari Rp 14,03 triliun pada 2022, terutama terdiri dari utang usaha dan tambahan utang bank yang diperoleh anak perusahaan kawasan industri.

Sementara ekuitas sampai akhir Desember 2023 naik 6,75 persen menjadi Rp 14,04 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 13,15 triliun.