Sukses

Intip Kinerja Keuangan Calon Emiten Multi Hanna Kreasindo

PT Multi Hanna Kreasindo Tbk berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode MHKI. Perseroan bergerak di bidang usaha pengelolaan (treatment) limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Non B3 serta perdagangan besar.

Liputan6.com, Jakarta PT Multi Hanna Kreasindo Tbk berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode MHKI. Perseroan bergerak di bidang usaha pengelolaan (treatment) limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Non B3 serta perdagangan besar.

Perseroan telah dilengkapi dengan fasilitas pengolah limbah industri dengan internal Waste Water Treatment Plant (WWTP) sendiri guna menjaga air buangan dari hasil proses agar selalu berada dibawah ambang baku mutu lingkungan. Perseroan juga dilengkapi fasilitas Incenerator untuk pengolah limbah medis infeksius, sehingga pengolahan limbah medis dari rumah sakit, klinik, dan fasilitas pelayanan kesehatan dapat terlayani.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2023, perseroan membukukan pendapatan Rp 108 miliar. Pendapatan itu naik 13,31 persen dari pendapatan pada per September 2022 yang tercatat sebesar RP 95,32 miliar.

Sementara pendapatan naik, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 44,55 miliar pada September 2023 dibanding Rp 46,63 miliar pada September 2022. Alhasil, laba kotor perseroan pada September 2023 menebal, menjadi Rp 63,45 miliar dari Rp 48,69 miliar pada September 2022.

Pada September 2023, perseroan membukukan beban usaha Rp 33,67 miliar, naik hampir dua kali lipat dari beban usaha pada September 2022 yang sebesar Rp 17,78 miliar. Sehingga laba usaha susut menjadi Rp 29,78 miliar dari RP 30,91 miliar pada September 2022.

Bersamaan dengan itu, jumlah pendapatan lain-lain pada September 2023 turun menjadi Rp 291,05 juta dibandingkan September 2022 yang sebesar Rp 1 miliar.

Setelah dikurnagi beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 23,25 miliar. Laba ini turun 5,56 persen dibandingkan laba periode berjalan per September 2022 yang tercatat sebesar Rp 24,62 miliar.

Aset perseroan per September 2023 tercatat sebesar Rp 326,8 miliar, naik dari Rp 170,19 miliar pada akhir 2022. Liabilitas ikut naik menjadi Rp 24,34 miliar dari sebelumnya Rp 18,31 miliar. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan September 2023 naik menjadi RP 302,46 miliar dibandingkan ekuitas pada Desember 2022 yang sebesar Rp 151,89 miliar.

2 dari 3 halaman

Multi Hanna Kreasindo IPO, Incar Dana Rp 150 Miliar

PT Multi Hanna Kreasindo Tbk berencana mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Pada aksi tersebut, perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 750 juta lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Adapun harga penawaran dipatok pada kisaran RP 160-200 per lembar. Dengan demikian, perseroan akan meraup sebanyak-banyaknya Rp 150 miliar dari IPO.

Melansir prospektus Multi Hanna Kreasindo dari laman e-IPO, Rabu (20/3/2024), sekitar 78,33% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) pada rencana pabrik baru perseroan di Lamongan, Jawa Timur. Lalu sekitar 39,68% akan digunakan untuk belanja modal di Head Office.

Sisanya digunakan untuk modal kerja (working capital), yaitu penambahan persediaan dan biaya operasional. Adapun keperluan ini dibutuhkan perseroan untuk mendukung kenaikan penjualan produk perseroan. Setelah IPO, mulai tahun buku 2023 dan seterusnya, manajemen perseroan bermaksud membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 25% atas laba bersih tahun berjalan perseroan.

Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada beberapa hal. Seperti hasil kegiatan usaha dan arus kas perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi perseroan di masa yang akan datang. Tak lupa juga memperhatikan pembatasan peraturan dan kewajiban lainnya.

Jadwal IPO PT Multi Hanna Kreasindo Tbk:

  • Masa penawaran awal (bookbuilding): 20-24 Maret 2024
  • Perkiraan tanggal efektif: 28 Maret 2024
  • Perkiraan masa penawaran umum perdana saham: 2-4 April 2024
  • Perkiraan tanggal penjatahan: 4 April 2024
  • Perkiraan tanggal distribusi: 5 April 2024
  • Perkiraan tanggal pencatatan pada BEI: 16 April 2024 
3 dari 3 halaman

Total IPO di Asia Tenggara dan Hong Kong Setara Rp 178,94 Triliun pada 2023

Sebelumnya diberitakan, Asia Tenggara dan Hong Kong menjadi tuan rumah dari 228 kesepakatan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2023 dan hasilkan total USD 11,37 miliar atau sekitar Rp 178,94 triliun (asumsi kurs Rp 15.738 terhadap dolar Amerika Serikat).

Indonesia menyumbang 51 persen dari total IPO di Asia Tenggara dan Hong Kong serta memperoleh keuntungan dari 65 persen dana yang dihimpung dan mengukuhkan posisinya sebagai pemain terbaik di pasar IPO Asia Tenggara.

Hong Kong, menempati posisi kedua, dalam hal jumlah kesepakatan dengan 73 listing, memimpin perolehan dana sebesar USD 5,94 miliar atau sekitar Rp 93,48 triliun, melampaui Indonesia yang mengumpulkan dana sebesar USD3,55 miliar atau sekitar Rp 55,87 triliun.

Thailand dan Malaysia juga memberikan kontribusi penting dengan 37 dan 32 kesepakatan IPO, yang masing-masing menghasilkan dana sebesar US$1,06 miliar dan USD 0,79 miliar.

Sementara itu, pasar IPO Singapura lebih tenang, dengan hanya tujuh transaksi yang berhasil mengumpulkan dana sebesar US$0,03 miliar, yang menunjukkan tahun yang lebih tenang bagi negara kota tersebut.

IPO Global

Sementara itu, aktivitas IPO global berjumlah USD 121 miliar dari 1.047 IPO, merosot 31% dari tahun sebelumnya, yang menghasilkan dana sebesar USD 173,3 miliar dari 1.154 IPO.

China muncul sebagai pasar terbesar, mengumpulkan USD 45,3 miliar, diikuti oleh Amerika Serikat dengan USD 24 miliar dan India dengan USD6,6 miliar.

2023 merupakan tahun yang luar biasa bagi pasar initial public offering (IPO) Indonesia. Reformasi peraturan yang dimulai pada 2020 bertujuan mempercepat akses ke pasar publik dengan memanfaatkan booming startup teknologi yang telah membantu memacu investasi IPO di Indonesia.