Liputan6.com, Jakarta - PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) mencatat kinerja keuangan positif sepanjang 2023. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (23/3/2024), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) mencapat pendapatan Rp 17,35 triliun pada 2023. Pendapatan Perseroan tumbuh 11,05 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,62 triliun.
Baca Juga
Beban pokok pendapatan naik 10,04 persen menjadi Rp 12,84 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 11,67 triliun. Meski demikian, Perseroan mampu mencatat laba bruto naik 14,04 persen dari Rp 3,95 triliun pada 2022 menjadi Rp 4,50 triliun pada 2023.
Advertisement
Perseroan mencatat kenaikan beban penjualan dan distribusi dari Rp 3,15 triliun menjadi Rp 3,66 triliun pada 2023. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 414,30 miliar pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 341,88 miliar. Perseroan membukukan pendapatan lainnya naik menjadi Rp 335,29 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 196,10 miliar.
Perseroan mencatat laba usaha Rp 742,82 miliar pada 2023, tumbuh 16,44 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 637,90 miliar. Melihat kondisi kinerja keuangan itu, PT Midi Utama Indonesia Tbk meraup laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 29,51 persen menjadi Rp 516,65 miliar pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 398,91 miliar.
Perseroan mencatat laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 16,73 pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 13,84.
Total ekuitas Perseroan melonjak 96 persen menjadi Rp 3,91 triliun pada 2023. Pada 2022, Perseroan mencatat ekuitas Rp 1,98 triliun. Liabilitas turun 21,2 persen menjadi Rp 3,87 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 4,91 triliun. Aset Indocement naik 12,7 persen menjadi Rp 7,78 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 6,90 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 326,78 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 416,76 miliar.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 22 Maret 2024, saham MIDI naik 0,95 persen menjadi Rp 424 per saham. Saham MIDI dibuka naik dua poin ke posisi Rp 422 per saham. Saham MIDI berada di level tertinggi Rp 428 dan terendah Rp 420 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.420 kali dengan volume perdagangan 158.498 saham. Nilai transaksi Rp 6,7 miliar.
Masuk Indeks MSCI
Sebelumnya diberitakan, Morgan Stanley Capital Internasional (MSCI Inc) merilis hasil peninjauan konstituen terbaru pada Februari 2024 yang masuk ke sejumlah indeks global yang efektif 1 Maret 2024. Pada indeks MSCI small cap, ada dua saham emiten Indonesia yang masuk.
Di rebalancing MSCI small cap pada 12 Februari 2024, saham emiten di Indonesia yang masuk yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI). Sedangkan saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) keluar dari indeks MSCI small cap.
Konstituen di indeks MSCI small cap akan berubah pada 29 Februari 2024, dan efektif 1 Maret 2024. MSCI akan kembali umumkan konstituen terbaru di indeks MSCI pada 14 Mei 2024, dan efektif 3 Juni 2024.
MSCIÂ tidak melakukan perubahan emiten di Indonesia pada indeks MSCI Global Standard dan MSCI Micro Cap.
Pada penutupan perdagangan saham Senin, 12 Februari 2024, saham BUMI ditutup naik 1,18 persen ke posisi Rp 86 per saham. Nilai transaksi saham BUMI sebesar Rp 16,45 miliar dan volume perdagangan 192,37 juta. Total frekuensi perdagangan 3.137 kali.
Sedangkan saham MIDI merosot 3,79 persen ke posisi Rp 406 per saham. Saham MIDI mencatat frekuensi perdagangan 3.091 kali dengan volume perdagangan 18,87 juta saham. Nilai transaksi Rp 7,71 miliar.
Saham CUANÂ terpangkas 6,41 persen ke posisi Rp 7.300 per saham. Nilai transaksi saham CUAN mencapai Rp 69,01 miliar dengan volume perdagangan 9,23 juta saham. Total frekuensi perdagangan 6.651 kali.
Â
Advertisement
Alfaria Trijaya Absen, Siapa Pembeli Siaga Rights Issue Midi Utama Indonesia?
Sebelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) akan menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Pada aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 4.611.764.800 lembar saham baru atau setara 13,79 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah rights issue, dengan nilai nominal Rp 10 per saham.
Harga pelaksanaan dipatok sebesar Rp 270 per saham. Sehingga dana yang akan diterima dari aksi ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp 1,25 triliun.
Melansir prospektus perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (24/6/2023), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau SAT selaku Pemegang Saham Utama Perseroan dengan porsi 89,43 persen, menyatakan tidak akan melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya. SAT akan mengalihkan HMETD yang dimilikinya kepada PT BCA Sekuritas selaku Agen Penjual untuk kemudian ditawarkan kepada investor.
Jika saham baru yang ditawarkan dalam rights issue ini tidak seluruhnya diambil atau dibeli oleh pemegang saham, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya secara proporsional.
Â
Dana Rights Issue
Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, maka PT BCA Sekuritas selaku pembeli siaga, sepakat untuk mengambil bagian sisa saham yang tidak diambil oleh para pemegang saham sebanyak-banyaknya sebesar 1.614.117.680 dari sisa saham, atau dengan nilai keseluruhan sebesar-besarnya Rp 435,81 miliar.
Catatan saja, pemegang saham perseroan yang tidak melaksanakan HMETD miliknya dan tidak mengambil porsinya atas Saham Baru dapat terdilusi sebesar maksimum 13,79 persen.
Sekitar 70 persen dari dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk modal kerja perseroan guna mendukung kegiatan usaha Perseroan yang termasuk namun tidak terbatas pada pembayaran ke pemasok atas persediaan barang dagangan, pembayaran kegiatan promosi, pengangkutan barang dagangan, biaya perbaikan, pemeliharaan dan biaya operasional lainnya.
Sisanya sekitar 30 persen adakan digunakan untuk belanja modal. Rinciannya, 65 persen dari dana tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan gerai perseroan di seluruh cabang, dan sebesar 35 persen akan dipergunakan untuk pengembangan gudang Perseroan di Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara.
Â
Advertisement