Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan spesifikasi produk derivatif baru yakni Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau lebih dikenal dengan Single Stock Futures yang mulai berlaku pada Senin, 25 Maret 2024.
Hal ini merujuk pada Surat Keputusan Direktur BEI Nomor Kep-00040/BEI/03-2024 tentang Spesifikasi Kontrak Berjangka.Demikian dikutip dari keterangan resmi, Senin (25/3/2024).
Baca Juga
Kontrak yang diterbitkan mencakup 15 seri efek yang menggunakan 5 saham sebagai underlying. Saham-saham tersebut adalah ASII, BBCA, BBRI, MDKA, dan TLKM.
Advertisement
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh produk Single Stock Futures, yaitu investor dapat mengambil posisi beli (long) atau jual (short) suatu saham sehingga dapat memperoleh potensi keuntungan saat harga saham tersebut sedang naik atau turun.
Selain itu, dana yang dibutuhkan investor jauh lebih kecil dibandingkan membeli saham secara langsung, karena Single Stock Futures ditransaksikan secara leverage.
Selanjutnya, realisasi keuntungan investor didapatkan lebih cepat karena Single Stock Futures diselesaikan secara tunai dalam 1 Hari Bursa (T+1). Underlying Single Stock Futures juga merupakan saham-saham konstituen indeks LQ45 yang memiliki likuiditas tinggi dan fundamental yang baik.
Adapun spesifikasi dari produk Single Stock Futures adalah sebagai berikut:
1. Single Stock Futures diperdagangkan secara continuous auction dengan waktu perdagangan sesi I dimulai dari pukul 08.45 - 12.00 dan sesi II dimulai dari pukul 13.30 - 16.15 untuk hari Senin sampai dengan Kamis, sedangkan untuk hari Jumat, sesi I dimulai pukul 08.45 - 11.30 dan sesi II dimulai pukul 14.00 - 16.15;
2. Contract size dari Single Stock Futures sebesar 100 saham, hal ini berarti nilai per satu kontraknya setara dengan 1 lot saham;
3. Kelipatan volume perdagangan adalah per satu kontrak (satu lot);
 4. Persentase Auto Rejection dan fraksi harga Single Stock Futures mengikuti ketentuan dari harga saham underlying-nya;
5. Penyelesaian Single Stock Futures atau kontrak berjangka saham dilakukan secara tunai (cash settlement) pada T+1. Dengan diberlakukannya surat keputusan tersebut, selanjutnya Anggota Bursa Efek dapat melanjutkan proses onboarding dan berpartisipasi dalam perdagangan produk Single Stock Futures.
BEI Bakal Luncurkan SSF
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menambah variasi produk derivatif. Salah satunya menyiapkan produk derivatif yakni Single Stock Futures (SSF) yang bakal meluncur.
Produk SSF itu akan meningkatkan variasi produk derivatif yang telah dimiliki bursa sebelumnya yakni LQ45 Futures, IDX30 Futures, Indonesian Government Bond Futures, dan Basket Bond Futures. Demikian dikutip dari Antara, Jumat (8/3/2024).
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, SSF merupakan perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham di masa depan dengan harga yang telah ditentukan.
"Berbeda dengan produk derivatif BEI lainnya yang didasari oleh indeks saham dan surat utang negara, efek yang mendasari SSF adalah saham. SSF juga memiliki satuan kontrak yang paling rendah dibanding produk derivatif lainnya, sehingga modal yang dibutuhkan investor untuk dapat mulai berinvestasi SSF lebih kecil," kata dia dalam keterangannya.
Sebagai produk derivatif, Jeffrey menuturkan. Single Stock Futures menawarkan berbagai manfaat yang tidak bisa ditemukan pada instrumen investasi lainnya.
Salah satunya adalah modal transaksi yang rendah, yang mana investor dapat membeli saham hanya dengan membayar minimum empat persen dari modal yang dikeluarkan jika membeli saham biasa. Ketentuan modal minimum tersebut juga dapat ditetapkan lebih tinggi oleh anggota bursa.
"SSF juga memberikan kesempatan bagi investor untuk melindungi nilai portofolio dan mendapat keuntungan baik pada saat pasar naik maupun turun. Apabila kondisi pasar sedang mengalami tren penurunan, investor dapat mengambil posisi short dan mengambil keuntungan apabila saham yang mendasari SSF turut mengalami penurunan harga, begitupun sebaliknya," ujar dia.
Â
Advertisement
Rangkaian Kegiatan Sosialisasi
Di samping itu, Jeffrey menambahkan, pihaknya akan terus mengadakan rangkaian kegiatan sosialisasi agar investor pasar modal mendapat pemahaman yang mendalam mengenai produk derivatif yang ada di BEI dan mulai memanfaatkan produk tersebut untuk mengoptimalkan keuntungan.
"Pada akhir 2023 kami telah mengadakan sosialisasi mengenai produk non-saham termasuk derivatif di Kota Surabaya dan Medan. Kami juga telah mengadakan acara Structured Product Day pada bulan November 2023 lalu secara online untuk mengenalkan produk-produk non-saham," tutur dia.
Selain itu, Jeffrey menuturkan, bursa akan senantiasa bersikap adaptif dan inovatif dalam mengembangkan variasi produk non-saham, termasuk produk derivatif, agar dapat dimanfaatkan oleh investor pasar modal Indonesia untuk mengoptimalkan keuntungan. "Kami selalu terbuka untuk menerima masukan dari pelaku pasar agar produk yang dikembangkan oleh BEI tepat sasaran untuk memenuhi kebutuhan Investor pasar modal Indonesia," ujar Jeffrey.
Masih Finalisasi, Kapan Single Stock Future Resmi Debut?
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkenalkan produk derivatif yakni Single Stock Futures (SSF). Rencananya, produk ini akan launching paling cepat pada April 2024. Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 BEI Firza Rizqi Putra mengatakan, Bursa saat ini masih melakukan finalisasi aturan terkait perdagangan Single Stock Futures.
“Kami usulkan untuk peluncuran SSF 1 -2 bulan dari sekarang. Jadi kami akan mempersiapkan sistem dan juga peraturannya pada 25 Maret 2024, dan kami akan melakukan launchingnya 1 bulan sejak tanggal 25 Maret, kurang lebih di April ataupun Mei," kata dia dalam edukasi wartawan pasar modal, Jumat (15/3/2024).
Selain itu, penerbitan SSF masih menunggu sejumlah mekanisme pendukung. Termasuk integrasi peraturan dari PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk mengakomodir proses bisnis produk ini. Bursa juga telah menyiapkan beberapa strategi. Bursa akan memperbaiki sekaligus memberikan infrastruktur dan proses bisnis yang lebih baik utamanya kepada anggota bursa (AB).
"Jika selama ini di produk derivatif bursa hanya ada 1 AB yang aktif, untuk SSF dan produk derivatif lainnya ke depan diharapkan partisipasi dari anggota bursa akan lebih banyak," kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik.
Saat ini sudah ada lebih dari 15 AB yang menyatakan minat untuk bergabung sebagai anggota bursa derivatif. 6 di antaranya sedang diproses secara intensif oleh Bursa, dan 1 sudah selesai seluruh prosesnya yaitu Binaartha Sekuritas.
Â
Advertisement