Sukses

Komisaris Independen Indosat Syed Maqbul Quader Mengundurkan Diri

PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk telah menerima surat permohonan pengunduran diri Syed Maqbul Quader sebagai Komisaris Independen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) mengumumkan pengunduran diri komisaris Perseroan Syed Maqbul Quader.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (26/3/2024), PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk telah menerima surat permohonan pengunduran diri Syed Maqbul Quader sebagai Komisaris Independen pada 23 Maret 2024.

Mengutip laman Perseroan, Syeq Maqbul Quader (73) merupakan warga negara Kanada dan ditunjuk sebagai komisaris independen Perseroan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 Desember 2021. Keputusan tersebut berlaku efektif pada 4 Januari 2024. Seharusnya jabatan yang diembannya berakhir pada 2026.

Pria lulusan Bachelor of Commerce, Universitas Dhaka pada 1969 ini sebelumnya pernah menjabat sebagai Chairman of the Board of Directors Al Rajhi Bank Malaysia pada 2013-2016. Selain itu, Syed Maqbul Quader juga pernah menjabat sebagai Direktur Asia Finance Bank Berhad pada 2011-2012.

Syed juga pernah menjabat berbagai posisi di beberapa bank di Timur Tengah pada 1989-2013. Ia juga pernah menjabat sebagai Group Chief Risk Officer Qatar Islamic Bank, Qatar dan berbagai posisi senior di Chase Manhattan Bank.

Pada perdagangan Selasa, 26 Maret 2024 pukul 13.47 WIB, saham ISAT naik 2,37 persen ke posisi Rp 11.900 per saham. Saham ISAT dibuka stagnan di posisi Rp 11.625 per saham. Saham ISAT berada di level tertinggi Rp 11.900 dan terendah Rp 11.525 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.411 kali dengan volume perdagangan 20.054 saham. Nilai transaksi Rp 23,8 miliar.

2 dari 4 halaman

Indosat Jual 20 Ribu Saham Treasuri, Segini Harganya

Sebelumnya diberitakan, PT Indosat Tbk (ISAT) berencana melakukan penjualan saham treasuri. Pada aksi ini, perseroan menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai anggota bursa (AB) yang akan melakukan penjualan saham hasil buyback tersebut dengan memperhatikan ketentuan persyaratan yang diatur dalam POJK 30/2017.

"Perseroan bermaksud melaksanakan pengalihan saham hasil buyback sebanyak 20.900 lembar saham atau 0,0003 persen dari total jumlah saham perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh," ungkap Sekretaris Perusahaan Indosat Tbk, Reski Damayanti dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (28/2/2024).

Perseroan menetapkan waktu pelaksanaan pengalihan saham paling cepat 14 hari terhitung setelah keterbukaan informasi yang disampaikan pada 27 Februari 2024, atau persisnya akan dimulai pada 12 Maret 2024 sampai dengan 24 Januari 2028.

Perseroan menetapkan harga penjualan saham hasil buyback sesuai dengan Pasal 18 POJK 30/2017. Yaitu, harga pengalihan saham tidak boleh lebih rendah dari harga rata-rata pembelian kembali saham perseroan.

Atas saham perseroan yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, tidak boleh lebih rendah dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek 1 hari sebelum tanggal penjualan saham atau harga rata-rata dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek selama 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan saham oleh perseroan, mana yang lebih tinggi.

Atas dasar aturan tersebut, maka harga minimal penjualan saham hasil buyback adalah 5.850 per saham. Sebelumnya, perseroan telah melakukan pembelian kembali saham (buyback) pada 25 Januari 2022.

Saat itu, jumlah saham yang dibeli yakni sebanyak 20.900 lembar dengan harga rata-rata buyback 5.850 per saham. Sehingga jumlah realisasi dana yang digunakan untuk buyback mencapai Rp 122.27 juta.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja 2023

Sebelumnya diberitakan, PT Indosat Tbk (ISAT) mengumumkan kinerja untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 51,23 triliun.

Raihan itu meningkat sebesar Rp 4,48 miliar atau naik sebesar 9,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 46,75 triliun. Pendapatan perseroan pada 2023 dikontribusi oleh pendapatan selular sebesar RP 43,75 triliun, pendapatan MIDI Rp 6,47 triliun, dan pendapatan dari telekomunikasi tetap senilai Rp 6,47 triliun.

Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, beban-beban pada 2023 tercatat sebesar Rp 40,8 triliun, naik sebesar Rp 4,64 triliun atau 12,8 persen dibandingkan beban-beban pada 2022.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (7/2/2024), kenaikan beban terutama disebabkan oleh kenaikan beban penyusutan dan amortisasi, beban pemasaran dan penurunan pendapatan operasional lain-lain, yang diimbangi oleh penurunan beban penyelenggaraan jasa, beban karyawan serta beban umum dan administrasi.

Dengan demikian, perseroan membukukan laba operasi sebesar Rp 10,42 triliun, turun 1,5 persen dari 2022 yang tercatat sebesar Rp 10,59 triliun. Setelah dikurangi beban lain-lain, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 4,5 triliun pada 2023.

Laba itu turun 4,6 persen dibandingkan laba tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 4,72 triliun. Kendati begitu, dari sisi EBITDA perseroan pada 2023 tercatat sebesar Rp 23,94 triliun atau meningkat sebesar 23,0 persen YoY, akibat kombinasi pertumbuhan pendapatan dan momentum optimalisasi biaya.

Belanja ModalSepanjang 2023, pengeluaran belanja modal Indosat tercatat sebesar Rp 12,78 triliun. Sekitar 84,7 persen dari pengeluaran modal ini dialokasikan untuk bisnis seluler untuk mendukung permintaan layanan data dan sisanya dialokasikan pada pengeluaran modal untuk MIDI dan TI.

 

4 dari 4 halaman

Aset Perseroan

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp 114,72 triliun atau naik 0,9 persen dibanding posisi akhir Desember 2022. Liabilitas pada 2023 turun 1,5 persen menjadi RP 81,01 triliun dari Rp 82,29 triliun pada tahun sebelumnya.

Sementara ekuitas naik 7,5 persen menjadi Rp 33,71 triliun pada 2023 dibanding Rp 31,37 triliun pada 2022. Pelanggan perusahaan mengalami penurunan sebesar 3,4 juta pelanggan menjadi 98,8 juta dibandingkan dengan 2022. Hal ini terutama disebabkan oleh fokus perusahaan pada akuisisi pelanggan yang berkelanjutan dengan meningkatkan harga kartu SIM baru pada awal 2023.

Sebagai hasilnya, ARPU untuk pelanggan seluler meningkat pada 2023 menjadi Rp35,6 ribu, naik 5,3 persen atau Rp 1,7 ribu lebih tinggi dibandingkan dengan 2022. Trafik data tumbuh sebesar 14,8 persen yoy pada 2023.

Selain itu, cakupan jaringan Perusahaan juga meningkat seiring peningkatan jumlah BTS 4G yang mencapai 179 ribu, sehingga mampu menangani peningkatan trafik yang tinggi dan memberikan pengalaman pelanggan terbaik bagi penggunanya.

Video Terkini